Aku Bukan Gay! Aku Wanita Kesayangan Bos Besar!

Terima Kasih Ye Xian



Terima Kasih Ye Xian

0Cary perlahan-lahan menjadi tenang, dengan bingung mendekati Ye Xian, "Mengapa Lin Yan mau menambah satu penampilan tanpa dibayar?"     
0

Ye Xian tidak menjawab.     

Karena penampilan untuk impiannya, dan penampilan untuk keluarganya, tak ternilai harganya.     

Lampu warna-warni dan intens di atas panggung berangsur-angsur memudar, digantikan oleh cahaya oranye lembut, yang jatuh pada pemuda tampan yang duduk di depan piano, anggun seperti pangeran dari kerajaan.     

Sepuluh jari tangannya di atas tuts hitam dan putih, di dalam ruangan yang awalnya sangat berisik, tiba-tiba menjadi sunyi dalam sekejap.     

"Di dalam hidupku, ada dua jalan, yang satu adalah jalan yang besar dan sudah diatur dengan baik oleh semua orang, jalan lainnya adalah jalan di hatiku yang sangat sempit dan penuh dengan rintangan. Ketika aku berdiri di persimpangan jalan dan merasakan kebingungan juga keraguan untuk menghadapi rintangan dan kenyataan yang tidak stabil, ada seorang teman yang memintaku untuk mengikuti kata hatiku, dia mengatakan kepadaku, selama kamu memiliki impian yang kuat, itu akan memberikanmu banyak kekuatan untuk tidak takut dengan apapun."     

"Hari ini, aku ingin berterima kasih pada temanku itu, dan ingin memberikan lagu ini Dream sebagai restu terbaik untuk kalian semua."     

"Apakah Lin Yan berteman dengan orang yang sangat berpendidikan? Dari perkataan ini sepertinya dia adalah orang yang sangat bijaksana, sangat bermakna!"     

Ye Xian menganggukkan kepala mengiyakan pernyataan itu.     

Ye Xian tersenyum menatapnya, akhirnya orang ini bisa mengatakan perkataan yang baik.     

Cary melihat Ye Xian sedang menatapnya, "Lihat apa kau, anak SMA!"     

Ye Xian, "....."     

Suara piano yang indah dan lembut mengalun seperti mutiara bertaburan di tanah, begitu merdu di setiap telinga semua orang yang mendengarnya, sepasang tangan Lin Qingxiang memegang tongkat kayu dan menatap ke atas panggung untuk melihat cucunya.     

Dia tidak pernah melihat Lin Yan yang begitu serius, dan benar-benar penuh penghayatan.     

Anak ini dari kecil sangat penurut, dia belajar semua kelas ekonomi itu, dan tidak pernah menolak dan selalu bisa mendapatkan nilai yang sangat tinggi.     

Dia mengira Lin Yan tertarik dengan kelas menjadi penerus perusahaan ini, sampai dia baru menyadari dia selalu terganggu di kelas untuk menulis beberapa lirik di bukunya, dan diam-diam bermain musik dan menabung uang saku untuk membeli alat musiknya sendiri.     

Kakeknya baru mengetahui kalau cucunya begitu mencintai musik.     

Tidak ada yang salah dengan menyukai musik, tetapi itu hanya bisa dianggap sebagai hobi sepulang sekolah. Sebagai cucu tertua dari keluarga Lin, dia akan memikul tujuan besar keluarga Lin di masa depan. Bagaimana dia bisa menikmati hal-hal yang disukai anak muda dari keluarga biasa?     

Dia mulai mengawasi dan melarangnya bermain musik, sejak saat itu juga dia merasa hubungan dekat mereka antara kakek dan cucunya mulai berangsur-angsur menjadi terasing, sikap acuh tak acuh.     

Dia tidak pernah mengerti kekuatan magis musik yang bisa mengubah cucunya yang baik menjadi seorang pemberontak yang tidak akan ragu untuk tidak mematuhi perintahnya.     

Hari ini melihat dia berdiri diatas panggung, begitu banyak orang yang bersorak untuknya, duduk di depan piano dengan suara yang merdu dan bermain piano dengan begitu fokus.     

Ketika Lin Yan tampil dan bermain piano, dirinya seperti sedang bersinar.     

Dia seperti mulai mengerti sesuatu.     

Atau, mungkin ini adalah kekuatan dari hobi dan impian.     

Impian seperti ini, sudah terlalu jauh untuk umurnya, tetapi berusaha memikirkan ketika masih muda dirinya juga bermimpi ingin menjadi tukang kayu, ketika berhadapan dengan kayu begitu membuat hatinya gembira, saat itu, semangat dan raut wajahnya sama dengan Lin Yan sekarang ini?     

Orang tua itu akhirnya tertegun.     

Kameramen dari siaran menangkap momen ini, lalu memperlihatkan ke semua penonton.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.