Aku Bukan Gay! Aku Wanita Kesayangan Bos Besar!

Pura-pura Menangis?



Pura-pura Menangis?

0Piyama yang lembut dan tipis membungkus sosok kekar dan tinggi pria itu, kerah baju yang tidak dikancingkan dan sedikit terbuka, memperlihatkan tulang selangka yang simetris serta otot dada yang berwarna coklat gandum dan sisanya tertutup oleh kain.     
0

Biasanya Ye Xian hanya melihat pria ini dalam setelan jas dan sepatu kulit yang rapi, tiba-tiba hari ini melihat pria ini dengan pakaian piyama, seolah melihat orang yang berbeda. Temperamennya tampak tidak begitu mengancam dan lebih terlihat anggun dan sopan ketika di rumah.     

Eh?      

Dia memakai piyama abu-abu, dan celana berwarna abu-abu...     

Biasanya Ye Xian yang tenggelam dalam bermain aplikasi dan melihat celana itu, tiba-tiba dia penasaran dengan celana abu-abu yang digunakan Bo Tingshen, apakah benar-benar ajaib seperti yang dikatakan oleh aplikasi itu?      

Tatapan Ye Xian perlahan-lahan turun, menarik napas dengan ekspresi cerah sambil mengangkat kepala.     

Pantas saja dia seorang bos besar…. Semua yang dipakai adalah yang paling mahal dan mewah.     

Bo Tingshen menatap tangan Ye Xian yang membawa sepiring kaki ayam rebus bumbu kuning yang asapnya masih mengepul, dengan tatapan tidak mengerti dia bertanya, "Mau apa?"     

"Direktur, Anda pulang begitu larut, pasti belum makan malam ya, saya…."     

"Sudah makan."     

"Ah…. kalau begitu cemilan malam? Pati Anda belum makan cemilan malam kan?" tanya Ye Xian dengan canggung.     

"Kau…."     

Kali ini, sebelum Bo Tingshen bisa menolak, Ye Xian menundukkan kepala lalu melewati lengan pria itu dan masuk ke dalam apartemen 2001.     

Syukurlah dia begitu gesit!     

Tunggu dulu, kenapa apartemen Direktur bisa jauh lebih besar dari miliknya? Fasilitasnya juga mewah.     

Ye Xian terpesona dengan ruangan yang lebar dan dekorasi yang mewah.     

Bo Tingshen menatap sosoknya yang kecil dalam-dalam, matanya menjadi gelap, dan dia membanting pintu hingga tertutup.     

"Brak!" Suara yang sangat nyaring membuat Ye Xian terkejut.     

Dia perlahan-lahan menoleh.     

Bukankah seharusnya Direktur mengusirnya saat ini? Kenapa dia tiba-tiba menutup pintu? Mungkinkah... karena dia ingin memukuli seseorang!     

Pria itu berjalan ke arahnya selangkah demi selangkah dengan ekspresi muram, Ye Xian sangat ketakutan sehingga kakinya lemah dan terus mundur sampai dia duduk di bahu sofa dan menginjak karpet di bawah meja kopi.     

Karpet ini hanya melihat kualitas dan warnanya saja sudah pasti sangat mahal.     

Dia dengan cepat meletakkan makanannya, mengangkat kakinya, dan memberi isyarat menyerah, "Direktur, direktur, jangan marah dulu, saya datang kepada Anda karna ada sesuatu yang harus dijelaskan. Setelah mendengarkan saya, Anda dapat memutuskan apakah akan memukulku atau tidak, oke?"     

Ye Xian menggigit bibir dan mengerutkan keningnya seperti gadis kecil yang sedih dan ingin menangis.     

Bo Tingshen, "Kau ingin berpura-pura menangis? Tidak mempan!"     

Ye Xian lupa, cara ini sudah tidak berfungsi lagi, waktu itu dia telah menggunakan cara ini saat berkunjung ke rumah keluarga Bo.     

"Hehe… Direktur, Anda memang sangat pintar…"     

Ye Xian tertawa kering, dan berlari cepat dari sofa ke pintu masuk, "Saya akan pergi untuk mengganti sandal dulu, agar tidak mengotori tempat tinggal Anda."     

Dia membuka lemari sepatu dan menemukan bahwa hanya ada sandal pria di dalamnya, dan semuanya berukuran sama, jadi semua ini adalah milik Direktur.     

Direktur begitu misterius membeli rumah di tempat yang begitu rahasia, bukankah seharusnya dia juga menyembunyikan kekasih simpanan? Ternyata sangat bersih dan rapi, bahkan tidak ada jejak seorang wanita, memang orang yang sukses tidak memerlukan hubungan asmara, yang hanya menjadi beban emosi dan keinginan.     

Mengingat kebiasaan pria itu yang terobsesi dengan kebersihan, Ye Xian juga tidak berani sembarangan memakai sandalnya, jadi dia melepas sepatunya dan memakai kaus kaki saja.     

Bo Tingshen fokus menatap kaus kaki stroberi merah dan putih yang dipakai Ye Xian. Jari-jari kaki Ye Xian bergerak dengan malu-malu, dia pikir pria itu akan menertawakannya lagi, seorang pria kenapa memakai sesuatu yang begitu feminim, tetapi Ye Xian hanya mendengar, "Apa kau seorang kurcaci?"     

Ye Xian diam seribu bahasa, sudahlah, itu lebih menyebalkan daripada menertawakan dia sebagai bencong.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.