Aku Bukan Gay! Aku Wanita Kesayangan Bos Besar!

Aku Berikan Kakak Sepupuku



Aku Berikan Kakak Sepupuku

0Menyadari wanita itu masih belum terlepas dari pengaruh alkohol dan mulai berbicara hal yang aneh, Ye Xian membantunya berdiri, "Oke, sekarang beritahu aku alamat rumah pamanmu ya, aku akan memanggilkan taksi untukmu."     
0

"Hmmm"     

"Di Danau Tianlu, 3001…."     

Ye Xian memanggil sebuah taksi lalu membantu Bo Xiaoli naik ke dalam taksi tersebut. Dia memotret plat taksi, dan memberikan 200 yuan kepada supir taksi, "Tolong antarkan Nona ini ke Danau Tianlu 3001, tolong hubungi saya ketika Anda sudah tiba di sana."     

Setelah selesai berbicara, Ye Xian kemudian menulis nomornya di sebuah kertas dan memasukkannya ke dalam saku celana Bo Xiaoli, "Setelah kau sadar dan ingin mengetahui apa yang terjadi, hubungi aku, semua bukti ada dalam ponselku."     

Bo Xiaoli mengangguk dalam keadaan setengah sadar, dan langsung ingin tidur ketika dia menyentuh kursi, tetapi melihat Ye Xian akan pergi, dia meraih lengannya, "Pemuda tampan, kamu jangan pergi, jangan pergi… karena kamu sudah menolongku, aku akan memberikan kakak sepupuku, tidak, ah ya, aku akan memberikan kamu uang kakak sepupuku, oh bukan, bukan, maksudku… aku akan menyuruh kakak sepupuku untuk memberikan uang padamu sebagai balasan…."     

"Baiklah, mari kita bicarakan lagi setelah kau sudah sepenuhnya terlepas dari pengaruh alkohol."     

Ye Xian menggosok kepalanya dengan lembut, dan Bo Xiaoli dengan enggan menarik pergelangan tangannya sampai Ye Xian menutup pintu sebelum melepaskannya.     

Dalam perjalanan, Bo Xiaoli yang mabuk merasakan di tangannya ada sesuatu yang dingin, dia kemudian menunduk dan melihat ada sebuah gelang berlian?     

Sepertinya itu adalah milik pemuda yang menolongnya!     

Dia tersenyum manis lalu tertidur.     

Setelah bermain-main di KTV sampai tengah malam, Ye Xian pulang ke rumah dan langsung tertidur, lelah, dan tidak ingat apa yang harus dia lakukan.     

Klub Esports YFD.     

Di grup Wechat, Chen Du, Da Bai dan yang lainnya sudah menelepon Ye Xian ratusan kali tetapi tidak ada jawaban.     

Permainan mulanya akan dimulai jam 8, Bo Tingshen juga sudah bergabung dalam grup dan menunggu, jam 9, jam 10… waktu berlalu menit demi menit, dan semua orang dalam tim panik.     

Kemana Ye Xian? Apa dia lupa jam latihan? Atau terjadi sesuatu padanya?     

Orang ini tidak bisa diandalkan, kenapa tidak bilang dulu kalau dia tidak bisa ikut latihan, membuat Direktur menunggu begitu lama. Waktu Direktur sangat berharga, dua jam lebih hanya terbuang sia-sia.     

Telepon berdering, Bo Tingshen mengangkatnya, terdengar suara Peng Kai, "Direktur, saya sudah memeriksanya, Ye Xian hari ini keluar."     

"Dengan siapa?"     

"Ini…" Walaupun Peng Kai tidak ingin mengatakannya, tetapi dia harus berkata jujur, "Ye Shaowen datang untuk menjemputnya."     

Mendengar perkataan itu, cahaya di mata Bo Tingshen sedikit redup.     

"Tapi, dia pergi ke pesta ulang tahun Cary jam 6, dan sekarang… seharusnya dia sudah pulang."     

"Klik——"     

Sebelum selesai berbicara, telepon ditutup.     

Malam hari, pukul 11.00.     

Jiang Wanze turun dari mobil, dia dalam keadaan mabuk berjalan sempoyongan ke lantai dua, dan melihat lampu di sebuah ruangan masih menyala.     

Dia pergi mengambil baju lalu berjalan ke sana.     

"Tok, tok, tok…."     

"Masuk."     

Jiang Wanze mendorong pintu hingga terbuka dan melihat kakaknya sedang mengurus beberapa bisnis, di atas mejanya dipenuhi dengan berbagai dokumen.     

Dia sudah beberapa hari ini melihat lampu kamar kakaknya menyala sampai subuh, apakah belakangan ini banyak masalah di perusahaan?     

Ada kalanya perusahan menemui berbagai masalah, tapi kakaknya selalu bisa menyelesaikan pekerjaannya di kantor dan sangat jarang membawanya pulang, efisiensinya begitu tinggi, jadi dia tidak seharusnya begadang sampai subuh, itu bukan karakter kakaknya….     

Bo Tingshen mengangkat kepala, "Kau dari mana, pergi minum-minum?"     

"Dari pesta ulang tahun Cary."     

Ujung pena di tangan pria itu berhenti, dan satu titik hitam membekas di atas kertas, "Kau pergi juga?"     

Jiang Wanze tidak mengerti mengapa dia mengatakan kata 'juga', jadi dia hanya menganggukkan kepala.     

"Apakah menyenangkan?"     

Apa maksud dari pertanyaan kakaknya?     

Jiang Wanze sedikit terkejut, dan merasa ada yang aneh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.