Aku Bukan Gay! Aku Wanita Kesayangan Bos Besar!

Bo Xiaoli



Bo Xiaoli

0Ye Xian menggerakkan pergelangan tangan dan kakinya, kemudian dengan kekuatan penuh menendang pintu bilik toilet itu hingga terbuka.     
0

"Bruak–"     

Suara pintu yang didobrak terdengar sangat nyaring, membuat orang-orang di sekitar terkejut.     

Wanita itu dengan penglihatan yang sedikit kabur melihat seorang pemuda di luar pintu perlahan-lahan mengangkat tangan bersiap untuk melawan pria paruh baya yang sedang menekannya ke dinding. Karena topi dan masker yang hampir menutupi seluruh wajahnya, wanita itu hanya bisa melihat matanya yang indah.     

Ketika pria paruh baya mengetahui bahwa pemuda kurus itulah yang mendobrak pintu, dia semakin marah, "Anak kecil berani-beraninya mengurusi… argh!"      

Ye Xian menjambak rambutnya dari belakang dan menyeretnya keluar. Pria itu menggertakkan giginya kesakitan karena Ye Xian menjambak rambutnya begitu kuat sampai dia merasa kulit kepalanya akan terlepas, dan tepat saat dia hendak melawan, Ye Xian meninju wajahnya.     

"Terima ini!"     

Satu tinju melesat ke sudut matanya.     

"Argh!"     

Kepala pria itu dipaksa untuk menunduk kemudian Ye Xian menggunakan lutut untuk menendang langsung ke dagu pria itu, dan berhasil mematahkan dua giginya.     

"Ugh!"     

"Tolong Tuan! Ampuni aku! Ampuni aku! Aku bersalah…."     

Setelah dipukul dan ditendang berkali-kali, pria paruh baya tergeletak di lantai tak berdaya, berteriak memohon ampun pada Ye Xian, "Tuan, tolong, tolong ampunilah aku…."     

"Tunjukkan wajahmu."     

Ye Xian memandang wajah pria itu dan mengambil beberapa foto dengan ponselnya.      

"Jangan foto, jangan foto aku!"     

Baru saat itulah pria paruh baya tampaknya telah sadar dari pengaruh alkohol dan menyadari keseriusan masalah ini, dengan mengerahkan semua tenaganya, dia merangkak keluar dari toilet seperti seekor anjing yang berlari ketakutan.     

 Ye Xian mengantongi ponselnya, dan ketika membalikkan badan, dia melihat wanita yang masih berada di dalam bilik toilet terduduk lemas tak berdaya dengan punggung bersandar ke dinding dan menatap kosong padanya.     

Mata wanita itu melebar dan menatap lurus ke arahnya, di benak wanita itu hanya ada satu kata… tampan, tampan, sangat tampan! Kenapa pemuda ini begitu tampan!!!     

Ye Xian menatapnya dari atas ke bawah, syukurlah, tidak apa-apa, hanya bajunya robek sedikit, dan seharusnya tidak terjadi apapun.     

Dia melepaskan jaketnya, membungkuk, dan menutupkan jaketnya ke badan wanita itu. Ye Xian bertanya dengan lembut, "Apa kamu baik-baik saja?"     

Wanita itu menatapnya dan menggelengkan kepala, "Tidak, tidak apa-apa…" Tidak hanya tampan, tetapi sikapnya begitu hangat dan lembut.     

"Syukurlah kalau kamu tidak apa-apa, ayo keluar dari tempat ini."     

Saat Ye Xian ingin membantunya berdiri, air mata wanita itu mengalir deras, dan tiba-tiba memeluk Ye Xian, "Huhuhuhu…. aku sangat ketakutan… huhu… Pemuda yang baik hati, terima kasih telah menyelamatkan aku…"     

Dia telah dimanjakan sejak kecil dan hidup dengan kemewahan. Dia dianggap sebagai seorang tuan putri oleh seluruh keluarganya, bagaimana mungkin pernah melihat apalagi mengalami kejadian yang begitu mengerikan seperti itu. Dia hampir mati ketakutan, tapi beruntung Ye Xian datang untuk menyelamatkannya.     

Ye Xian adalah Pangeran Tampan yang selama ini menjadi impiannya….     

Ye Xian menyadari, mungkin wanita ini baru berusia 15 atau 16 tahun, dan pasti ketakutan saat mengalami kejadian seperti ini, Ye Xian lalu menepuk lembut pundaknya dan menghiburnya cukup lama, sampai akhirnya tangisan wanita itu berhenti.     

Ye Xian mencium bau alkohol dari tubuh wanita itu, tubuhnya sedikit lemas, dia menegakkan kepalanya, "Siapa namamu?"     

"Bo, Bo… Xiaoli."     

"Memotong Xiaoli?"     

Sungguh nama yang aneh, pasti dia masih di bawah pengaruh alkohol.     

"Di mana ponselmu?"     

"Aku menggunakannya untuk memukul pria tadi, tapi kemudian terjatuh entah ke mana."     

"Kalau begitu, bagaimana dengan orang tuamu?" tanya Ye Xian.     

"Tidak ikut, aku ke sini untuk bersenang-senang dengan teman-temanku, mungkin mereka semua sudah pulang."     

Jadi, ketika dia datang untuk mencuci tangannya, dia diseret masuk?     

"Lalu apa kamu ingat di mana rumahmu?"     

"Rumah?" kesadaran Bo Xiaoli belum sepenuhnya kembali, "Rumahku bukan di kota ini, tapi sepertinya… aku tinggal di rumah Paman."     

"Paman?" tanya Ye Xian.     

Bo Xiaoli tersipu kemudian menatap ke arah Ye Xian, mengangguk, "Iya, kamu mungkin tidak mengenal Pamanku, tapi pasti tahu sepupuku, dia sangat terkenal namanya B… B siapa ya? Nama perusahaannya…."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.