Aku Bukan Gay! Aku Wanita Kesayangan Bos Besar!

Terima Kasih, Istriku



Terima Kasih, Istriku

0Oleh karena itu, pihak lawan semua fokus untuk melawannya.     
0

Tidak hanya assasin dan asisten yang agresif, masih ada penembak yang juga bergabung bersama mereka untuk menyerang.     

"Da Bai, Da Bai, Kapten, cepat tolong aku!" ucap Ye Xian meminta bantuan.     

"Tunggu sebentar, kau tahan dulu. Aku sudah hampir selesai membuat menara. Aku akan segera ke sana." jawab Da Bai.     

"Tidak ada waktu lagi, kalau aku menunggumu selesai membuat menara, aku pasti sudah mati!" protes Ye Xian.     

"Aku sedang berada di area jalan atas, aku tidak bisa kembali lagi, bagaimana kalau kau giring saja mereka ke sini dan kita akan melawannya bersama-sama." ucap Chen Du.     

Ye Xian terdiam sejenak, dia menyadari sama sekali tidak ada yang bisa diandalkan. Ye Xian memandang ke area liar. Sebelum dia memanggil seseorang, Liu Bei berlari ke arahnya dengan membawa senjata.     

Empat orang di pihak lawan berkata: Wow, ternyata sepasang kekasih ini sedang jatuh cinta. Hari ini kami akan mengubur kalian berdua…sebagai simbol cinta sampai mati… tunggu sebentar….     

Liu Bei dengan gesit menghindari serangan lawan. Dengan teknik yang lincah dan tembakan yang jitu, Liu Bei menjadi pusat perhatian lawan untuk sementara waktu. Ye Xian menggunakan kesempatan ini untuk menembak musuh dan tidak lama kemudian terdengar notifikasi dari sistem 'triple kill' yang nyaring dan membuat bibir Ye Xian tersenyum lebar.     

"Hahaha, kakak Shen kau memang yang paling keren dan tampan!"     

Di saat genting, Kakak Shen memang paling bisa diandalkan!     

Setelah selesai bertarung, dia hanya memiliki sedikit sisa darah. Dia berdiri dan ingin kembali ke kota, tetapi tanpa diduga, bom dari lawan meledak dan membuatnya mati di tempat.     

Sudahlah, membunuh tiga orang ini juga percuma.     

Ye Xian menunggu dengan tenang untuk bangkit kembali, dan melihat Liu Bei berlari ke arah lawan dengan membawa pistol.     

"Kakak Shen, apa yang kau lakukan? Kau hanya memiliki sedikit darah, sedangkan lawan masih penuh. Bagaimana kau bisa…"     

Belum selesai mengatakannya, pihak lawan sudah mati.     

Ye Xian merasakan telapak tangan besar yang tak terlihat menampar wajahnya.     

Pihak lawan: Dewa, aku salah! Aku tidak akan mengganggu kekasihmu lagi, bom tadi salah sasaran. Siapa yang menyangka ternyata malah mengenai kekasihmu, jangan targetkan aku ya?     

Liu Bei: Tidak bisa.     

Ye Xian belajar gaya bicara A Yao yang sebelumnya, "Huh, siapa suruh kalian menyiksaku, aku akan membiarkan Beibei-ku untuk membunuh kalian semua!"     

Rekan satu tim Ye Xian kebingungan, apa-apaan ini, perasaan yang aneh ini semakin lama semakin kuat, kenapa rasanya Direktur dan Ye Xian adalah pasangan…. gay! Dalam permainan kedua dan ketiga, Direktur dan Ye Xian menunjukkan kemesraan secara terang-terangan, membuat mereka bertiga merasa seperti nyamuk?     

"Tok tok tok…."     

Di luar, Peng Kai mengetuk pintu untuk waktu yang lama, tetapi tidak ada jawaban. Dia penasaran lalu perlahan-lahan mendorong pintu terbuka dan melihat Direktur sedang bermain games dengan senyum sumringah, senyuman itu terlihat penuh kehangatan.     

Peng Kai terkejut hingga hampir menjatuhkan kue di tangannya. Dia hampir tidak pernah melihat Direktur tersenyum seperti ini, sesuatu yang sangat langka. Belakangan ini suasana hati Direktur sangat murung, dia tidak marah-marah adalah sebuah keajaiban.     

Ternyata, Ye Xian adalah obat yang paling ampuh untuk mengobati hati Direktur yang sedang murung.     

"Direktur."     

Peng Kai berjalan masuk, "Ini adalah makanan penutup yang dibuat oleh Nyonya Bo. Beliau menyuruh saya untuk membawakannya untuk Anda cicipi."     

Peng Kai membuka kotak kue itu, tetapi Bo Tingshen bahkan tidak memandangnya, "Bawa pergi, aku tidak suka makan yang manis-manis."     

Raut wajah Peng Kai tampak bingung, tidak makan manis? Tetapi kenapa sebelumnya dia menyuruh Peng Kai untuk membeli begitu banyak cemilan stroberi dan memasukkannya ke dalam kulkas mobil?     

"Tetapi… Nyonya menyuruh saya untuk mengatakan kalau Anda harus mencobanya, ini adalah niat baik beliau, Jika Anda tidak mencobanya, saya tidak boleh pergi."     

Bo Tingshen menatap tajam ke arahnya, membuat Peng Kai langsung bergidik.     

Benar-benar serba salah…     

"Buka."     

"Baik."     

Peng Kai dengan gemetar membuka kotak itu. Di dalamnya ada dua kue, satu kue dengan tulisan Bo Tingshen dan satunya lagi dengan tulisan … Luo Yuwei.     

Tatapan mata Bo Tingshen tertuju pada nama nama Luo Yuwei, dan Peng Kai dengan cepat menjelaskan, "Sepertinya Nona Luo pergi mengunjungi Nyonya, mungkin mereka membuat kue ini bersama-sama."     

Sialan, dia sama sekali tidak tahu kue ini dibuat oleh Nona Luo atau tidak. Sejak kecil Direktur jarang makan-makanan buatan orang lain, kecuali makan di luar atau makanan yang dibuat oleh koki keluarga Bo. Mana mungkin Direktur mau makan makanan yang dibuat oleh Nona Luo!     

Bo Tingshen meletakkan ponselnya dan mengambil kue yang tertulis nama Luo Yuwei.     

Kue itu dihiasi dengan bunga akasia, nama mereka berdua tertulis dengan rapi dan indah, terlihat sekali dihias dengan sangat hati-hati.     

 Sepotong kue yang cantik dengan wangi gaharu.     

Peng Kai terkejut ketika melihatnya mengambil kue itu, tidak menyangka Direktur bersedia untuk memakan kue yang dibuat oleh Nona Luo, sepertinya Nona Luo memang berbeda….     

"Buk!" detik berikutnya, kue itu dibuang ke dalam tong sampah, mata Peng Kai terbelalak lebar.     

Senyum di mata Bo Tingshen telah memudar, hanya tersisa aura dingin yang menusuk tulang, Peng Kai terkejut melihatnya, "Di-direktur…."     

"Masih tidak mau mengambilnya dan pergi?"     

"B-baik!"     

Dia dengan cepat mengambil kue itu dan berbalik berlari ke pintu, ketika dia hampir sampai di pintu, dia mendengar Direktur berkata di belakangnya, "Suruh dia untuk tidak banyak memikirkan hal yang tidak seharusnya dipikirkan."     

Kalimat ini, membuat Peng Kai merenungkannya sepanjang hari, hal yang tidak seharusnya dipikirkan, apakah… Nona Luo menyukai Direktur? Tetapi bukankah Nyonya ingin menjodohkan Nona Luo dan Tuan Jiang?     

Mereka berdua kelihatannya juga sangat cocok dan serasi.     

Tetapi Direktur tidak mungkin tanpa alasan mengatakan hal seperti itu.     

Peng Kai membayangkan dirinya sebagai Luo Yuwei lalu menyadari, mereka telah bertemu dengan Direktur yang begitu hebat dan memesona, siapa yang masih mau dengan tuan muda kedua?     

Ketika Liu Bei melanjutkan permainan, Ye Xian akhirnya menghela napas lega, "Kakak Shen, kau barusan pergi ke mana? Musuh menyadari kau sedang tidak ada pergerakan, dan mereka tadinya akan menyerangmu, tapi aku sudah membunuh mereka semua dan kau tidak terluka sedikit pun!"     

Liu Bei: Barusan pergi ke toilet.     

Ye Xian, "Oh."     

Dia mengambil air dan minum seteguk.     

Liu Bei: Terima kasih, istriku.     

"Pfft– " Ye Xian menyemburkan air yang tadi dia minum, "Kakak, kau ini terlalu menghayati ya!"     

Chen Du, Da Bai, Li Mingshuo hanya terdiam mengamati interaksi mereka berdua. Ini bukan Direktur yang kami kenal, mungkin dia kerasukan arwah seorang pria Gay atau apalah itu! Ya, Direktur begitu sibuk, tidak mungkin bermain-main dengan mereka sepanjang waktu!     

Liu Bei tidak berbicara lagi, dan mengikuti semua orang untuk mendorong kristal bersama-sama.     

Di babak lain, Ye Xian tidak memilih Xiangxiang dan memilih Huo Yi sebagai gantinya, lalu Bo Tingshen memilih satu asisten Bian Que, umumnya karakter ini dikenal sebagai Daddy.      

Permainan dimulai, Da Bai berburu senjata, tapi dia merasa kesusahan, lalu memanggil Bian Que untuk bantuan, tetapi Bian Que malah mengabaikannya dan terus mengekor di belakang Huo Yi.     

Ye Xian, "Daddy, kamu pergi bantu Da Bai saja."     

Bian Que: Kamu memanggilku apa?     

Ye Xian menjawab, "Daddy!" kenapa?     

Bian Que: Coba katakan lagi, tapi hanya kata pertama.     

Ye Xian merasa pria ini kenapa begitu lucu?     

Chen Du dan Li Mingshuo sudah terbiasa dengan kedekatan yang aneh ini, karena mereka tidak yakin apakah 'Shen' ini adalah Direktur yang mereka kenal.     

Da Bai melihat bahwa Bian Que tidak ingin membantunya, berburu senjata seorang diri itu sangat membosankan, dia langsung mengingat apa yang kemarin Ye Xian katakan tentang bosnya yang bermasalah itu.     

"Hei, Ye Xian, kemarin kau pergi tidur di tengah-tengah menjelekkan bosmu, sekarang lanjutkan, aku ingin mendengarnya!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.