Aku Bukan Gay! Aku Wanita Kesayangan Bos Besar!

Kamu… Tidak …. Bisa?!



Kamu… Tidak …. Bisa?!

Bo Tingshen menatap pria yang begitu angkuh, saat ini dia terlihat menyedihkan seperti seekor binatang yang disiksa. Bo Tingshen melepaskan tangannya, "Di mana Peng Kai?"     

Ye Xian menggosok pergelangan tangannya yang sakit, Direktur akhirnya mengingat Peng Kai!     

"Asisten Peng mengatakan bahwa ada urusan yang darurat di perusahaan dan harus segera ditangani, dia menyuruh saya untuk menjelaskan pada Direktur. Em… Direktur, bagaimana kalau saya pulang dulu, dan Anda menunggu dia di sini?"     

Ye Xian bertanya, kemudian merasa ada yang salah dengan ucapannya…     

"Oh, sebagai karyawan yang baik, mana mungkin membiarkan Anda menunggu di sini sendirian? Tentu saja saya akan menemani! Direktur, mengapa kita tidak pergi makan saja?"     

"Kau lapar lagi?"     

Kata 'lagi' benar-benar salah alamat, Ye Xian sesaat meragukan dirinya sendiri, apakah dia baru saja makan?     

"Kalau begitu kita pergi olahraga? Saya melihat ada lapangan olahraga di dekat sini."     

"Tidak mau, ada arena untuk bowling di depan."     

"Bowling?" tanya Ye Xian ragu.     

"Kenapa? Tidak bisa main?"     

"Iya!"     

Ye Xian menganggukkan kepala.     

"Kau ini bisa apa?" tanya Bo Tingshen.     

Ye Xian bertahun-tahun mempelajari ekspresi dan nada bicara orang, dan segera menyadari bahwa kata-kata Bo Tingshen itu sudah pasti meremehkan dia.     

"Aku bukannya tidak bisa main bowling. Bowling, seperti namanya, kebanyakan dimainkan oleh orang paruh baya dan orang yang sudah tua. Seorang pemuda sepertiku…."     

Ye Xian baru bicara setengah Bo Tingshen langsung menatapnya, dengan cepat dia menambahkan, "Aku tidak bisa, karena aku bodoh!" Huh, dasar angkuh, jelas-jelas karena dia sudah tua! Hanya orang tua yang bermain bowling!     

Sampai di arena bowling, pelayan datang dengan membawa dua bola bowling.     

Permainan bowling itu susah-susah gampang.     

Gampang karena tidak memerlukan banyak tenaga, dan tidak terlalu rumit, hanya perlu melempar bola agar tepat menjatuhkan semua pin yang ada.     

Kesulitannya terletak pada cara memegang bola, postur melempar, dan perhitungan kecepatan bola. Melempar bola sangat mudah, tetapi apakah bola bisa berguling lurus sampai ke ujung dan menjatuhkan beberapa pin itu sangat susah ditentukan. Jadi dibandingkan dengan olahraga lain, bowling lebih cocok dikatakan sebagai olahraga mental daripada latihan fisik.     

"Tuan Bo."     

Pelayan memberikan bola ke tangan Bo Tingshen.     

Ye Xian agak mundur dan melihatnya melempar bola itu.     

Tangan kanan memegang bola, memasukkan ibu jari ke dalam lubang bola, jari tengah dan jari manis masing-masing di sendi kedua, kemudian memegang bola ke depan dada dengan fokus, kemudian melemparnya dengan ringan.     

Gerakannya sangat tampan, tetapi sebenarnya biasa saja….     

"Bam—"     

Bola menggelinding dengan cepat dan langsung mengarah ke ujung, dan terdengar suara yang nyaring ketika pin bowling terjatuh, 10 pin semuanya jatuh.     

"Waah…."     

Puluhan pelayan di dalam ruangan itu semuanya bertepuk tangan dengan meriah.     

Ye Xian tercengang sekaligus kagum.     

Pelayan meletakkan kembali pin bowling, lalu memberikan bola lagi.     

Bo Tingshen menoleh dan melempar bola itu kepada Ye Xian, Ye Xian sangat terkejut dan menangkapnya, "Ada apa, Direktur?"     

"Sini dan cobalah bermain."     

"Tidak, saya tidak bisa…."     

Bo Tingshen menunjuk ke arah bola, "Kamu tidak bisa?"     

Kamu… tidak … bisa?!     

Bagaimana bisa seorang pria dikatakan tidak bisa!     

Dalam hati Bo Tingshen, dia pasti seekor burung yang lemah, hanya bermain bowling yang sederhana ini, jangan sampai diremehkan orang lain!     

Ye Xian menjawab, "Tentu saja saya bisa!"     

Ye Xian mengikuti gerakan Bo Tingshen mengambil bola tadi, berdiri di depan garis, melihat puluhan meter pin bowling yang begitu banyak, mestinya bisa menjatuhkan satu atau dua, kalau dirinya tidak bisa menjatuhkan satu pin pun atau bola tidak berguling lurus ke depan, itu pasti akan sangat memalukan…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.