Aku Bukan Gay! Aku Wanita Kesayangan Bos Besar!

Kemarilah



Kemarilah

0"Aku ingin pergi ke reality show Kehidupan Yang Santai."     
0

Ye Xian mengatakan keputusannya. Bo Tingshen menatap Ye Xian dengan tatapan seolah dari awal dia sudah mengetahui pilihan Ye Xian, dan bisa melihat isi hatinya.     

Ye Xian merasa agak bersalah lalu melambaikan tangannya, "Direktur, aku ingin mengikuti variety show ini bukan karena variety shownya tidak susah dan memiliki reputasi yang tinggi, juga bukan karena ingin bermalas-malasan dan makan gratis!"     

Peng Kai berpikir, ini sama saja dengan mengatakan isi hatinya sendiri.     

Bo Tingshen, "Apa yang kau katakan?"     

Ye Xian tertawa canggung, "Aku tidak mengatakan apa-apa."      

Tapi tatapan Ye Xian sudah mengatakan semuanya, jangan mengira dia tidak bisa melihatnya!     

Bo Tingshen: "Di variety show ini, terlalu banyak orang yang seumuran denganmu."     

"Oh ya?" Ye Xian mengangkat kepala, dia tidak menyadarinya, sesampainya di rumah, dia harus benar-benar mempelajarinya lagi.     

"Jadi…." Bo Tingshen menatapnya, seperti sedang menunggu jawaban Ye Xian.     

Tetapi Ye Xian sama sekali tidak mengerti maksudnya, "Jadi?"     

Memangnya kenapa dengan orang yang seumuran dengannya? Bukannya itu lebih bagus? Variety show ini membutuhkan tenaga anak muda!     

Bo Tingshen dengan tenang berkata, "Kalau ada rumor tentangmu menjadi pasangan siapa lagi, kau harus mundur dari dunia hiburan."     

"Ternyata ini maksud Direktur, bagaimana mungkin? Aku paling benci ada rumor pasangan! Rumor tentang aku dengan Jiang Xin ini juga karena karakter kami berdua di dalam drama terlalu serasi, jadi para penonton mengarang-ngarang sendiri. Hari ini aku sudah menolaknya, dia seharusnya mulai bersembunyi dariku!"     

"Ya benar."     

Benar?     

Direktur sudah mengaku?! Mengaku bahwa dia telah mendengar penolakan yang dilontarkan pada Jiang Xin di restoran, jadi Bo Tingshen sengaja mengatakan tidak tahu apa-apa untuk membuat dia marah!     

"Direktur, kau sudah mengakuinya. Tadi kau bilang tidak tahu apa-apa, dan menyalahkan aku!"     

Ye Xian menarik lengan baju Bo Tingshen seolah telah menangkap basah pria itu.     

Mata Bo Ting yang dalam berkedip, menatap tangannya dengan gelisah.     

Ye Xian menundukkan kepala dan dengan cepat melepaskan tangannya, "Maaf Direktur, aku lupa kau tidak senang dipegang, lain kali aku tidak akan dengan mudah mendekatimu."     

Tidak tahu apakah ini prasangkanya sendiri, ketika Ye Xian berkata tidak akan mudah mendekatinya, ekspresi wajah Bo Tingshen lebih dingin dibandingkan saat menyentuhnya.     

Mungkinkah… Ye Xian terlalu berani untuk mengatakan 'lain kali'?     

"Bajuku bagaimana?"     

"Hah?"     

Bo Tingshen yang tiba-tiba mengganti topik membuat Ye Xian kebingungan, baru menyadari yang dimaksud Bo Tingshen adalah dua kemejanya yang sedang dicuci.     

Ingatan Direktur memang luar biasa, hanya dua set baju saja dia bisa mengingatnya begitu lama.     

"Tukang cucinya masih belum meneleponku, tapi aku kira akan segera datang, Direktur. Kau jangan khawatir, kalau sudah selesai aku akan segera mengirimkannya ke tempatmu!"     

Bo Tingshen, "Kau sendiri yang akan mengantarnya ke kantorku."     

"Baik." Ye Xian kaget, hanya dua baju saja kenapa terburu-buru? Membuat dia merasa….     

"Direktur, apa kau kekurangan baju?"     

"Iya, kekurangan baju."     

Ye Xian tidak percaya, seorang yang bisa membeli apapun dengan seenaknya, bisa kekurangan baju? Jelas-jelas hanya khawatir Ye Xian akan mengambil bajunya, memang keterlaluan.      

Ye Xian berpikir, mobil sudah tiba di depan hotelnya. Peng Kai memberhentikan mobil dan menyuruh Ye Xian turun. Ye Xian melambaikan tangan pada Bo Tingshen, "Direktur, tolong hati-hati di jalan, aku pulang dulu."     

"Tunggu sebentar."     

"Ya, Direktur? Apa yang masih kau perlukan?"     

"Kemarilah."     

"...." Ye Xian yang perlahan-lahan berjalan mendekati Bo Tingshen.     

Bo Tingshen membungkukkan badannya, tatapan mata yang dalam menatap ke arah bibir Ye Xian.     

Ye Xian: Eh?     

Peng Kai terdiam.     

Jaraknya begitu dekat membuat tangan Peng Kai yang memegang setir hampir terpeleset.     

Jarak yang begitu intim dan aura yang aneh, benar-benar mengherankan! Sangat mengherankan sampai ingin membuat dia kabur!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.