Aku Bukan Gay! Aku Wanita Kesayangan Bos Besar!

Jari Tangannya



Jari Tangannya

0"Iya, tahu!"     
0

"Wah, kamu ternyata berwawasan luas juga ya? Hanya dengan melihat barangnya saja, kamu sudah bisa mengetahuinya?"     

Shangguan Yunli merasa terkejut. Untuk pertama kalinya, dia bisa melihat dan mengetahui set gelas yang berkelas dan mahal. Dia membelinya hanya karena merasa ukirannya sangat bagus. Jadi, dia memaklumi saat mengetahui harga set gelas itu sangat mahal.     

"Ini adalah set teh yang dibuat khusus oleh Tingshen dan bekerja sama dengan perajin paling berbakat dari koleksi eksklusif batu giok putih Hotan."     

Ye Xian dengan sangat berhati-hati meletakkan kepala gelas itu, "Direktur, Anda benar-benar … sangat berkelas!"     

Lebih tepatnya, sangat kaya raya!     

Ini adalah satu set teh yang harus dijual seharga jutaan yuan. Jujur, Ye Xian tidak mengerti dunia orang kaya.     

Shangguan Yunli menjawab, "Apakah kamu juga mengetahui tentang giok?"     

Ye Xian tersenyum ringan. "Aku tidak hanya mengetahui ini, tetapi juga memahami ilmu minum teh."     

"Sudahlah. Kamu bisa mengenali set teh ini sudah hebat. Kamu ini … jangan demi menjilat atasanmu, sampai menjadi sapi yang bisa ditiup dan bertingkah tidak rasional."     

Shangguan Yunli sama sekali tidak percaya dengan perkataan dari Ye Xian. Sekarang ini, orang yang mengerti tentang teh sudah sangat jarang. Apalagi anak lucu yang berumur 18 tahun ini, bagaimana dia bisa tahu? Lelucon macam apa ini?     

"Kamu tidak percaya ya?"     

Ye Xian mengangkat alis, sedangkan Shangguan Yunli juga malas mempedulikan dia. "Kamu menganggap aku ini hanya seorang anak berumur 3 tahun ya?"     

"Kamu mungkin memiliki penglihatan yang tidak lebih bagus dari anak berumur 3 tahun…"     

Ye Xian menggulung lengannya, lalu dengan tenang duduk di samping meja. Di sebelah kirinya ada Bo Tingshen dan sisi kanan terdapat Shangguan Yunli.     

"Kalian berdua, lihat baik-baik ya. Jangan sampai mengedipkan mata."     

Ye Xian membersihkan tangannya dan mengambil sebatang kayu polos di satu sisi. Kemudian dia mengambil dan mengangkat teko yang sudah mengeluarkan uap panas secara perlahan-lahan dan meletakkannya ke atas bantalan sutra.     

Shangguan Yunli kembali berkomentar, "Kamu masih bisa berpura-pura juga ya?"     

"Ding ding dung dung…."     

Suara Shangguan Yunli masih belum selesai, tetapi dia mendengar suara benturan dari gelas yang berkualitas tinggi dengan nyaring. Suaranya sangat merdu seolah mendengarkan suara mata air yang jernih menetes ke batu.     

Di tengah meja batu itu, kedua tangan Ye Xian perlahan-lahan menutupi bagian atas gelas teh giok itu. Dia berhenti sejenak dan menekan jari tangannya 10 kali lipat lebih cepat, Jemari tangannya menari dan bergerak cepat. Gerakan jari-jari dan set teh itu hampir bersamaan sekaligus sangat cepat, seperti bayangan bambu yang indah dan elegan. Gerakan Ye Xia seperti mimpi yang tidak nyata, sehingga membuat orang yang melihatnya sangat terpesona.     

Ketika dilihat dengan jelas, Ye Xian langsung berhenti.     

Di atas meja sebenarnya ada banyak sekali set teh yang berantakan. Ada papan teh, mangkok teh, cangkir teh. Semua peralatan itu sudah dibagi menjadi dua dengan sangat rapi dan diletakkan berdekatan.     

Shangguan Yunli melihatnya sampai kebingunan, Dia ni sedang melakukan atraksi sulap apa?     

Setelah Ye Xian meletakkan set tehnya, dia mengambil sendok teh dan mengeluarkan teh secukupnya. Kemudian dia memasukkan teh tersebut ke dalam cangkir teh.     

Jari tangannya yang panjang dan ramping, seperti goresan karya seni yang diukir dengan hati-hati. Ketika Ye Xian memegang cangkir secara perlahan-lahan, gerakan tangannya sangat lembut. Di bawah sinar matahari, cahaya memantulkan jari kukunya yang bersih dan kulitnya seputih giok dari cangkir itu.     

Bo Tingshen menatap ke arah tangannya. Tatapannya dalam, seperti kedalaman sebuah sumur tua.     

"Satu set dalam seni memasak teh itu termasuk membersihkan alat dan teh, mengolah teh, menyajikan teh, menikmati teh, menambahkan air, dan langkah yang paling penting adalah merebus teh. Merebus teh ini tidak hanya memerlukan banyak sekali pengetahuan tentang teh sendiri, tetapi juga mendalami seni dari teh lebih jauh. Jangan lupakan, gerakannya harus anggun. Walaupun ada teh yang sangat bagus di tanganmu, tetapi itu tidak bisa mempengaruhi rasa dari teh itu sendiri."     

Ye Xian meletakkan teh lalu berdiri. Tangannya memegang teko yang sudah hangat, lalu menuangkan ke dalam cangkir teh yang tersusun rapi. Ye Xian sudah siap membuat teh.     

Orang biasa biasanya langsung menuangkan teh ke dalam beberapa gelas. Cara ini membuat meja itu akan dipenuhi banyak air yang tumpah. Setelah dilatih oleh ahli seni teh profesional, seseorang baru bisa menuangkan semua teh ke cangkir tanpa ada yang tumpah.     

Inilah kehebatan dan keunggulan dari seni teh traditional.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.