Aku Bukan Gay! Aku Wanita Kesayangan Bos Besar!

Tingsheng Apa Yang Sedang Kamu Lihat



Tingsheng Apa Yang Sedang Kamu Lihat

0Bagaimana mungkin ada orang yang memulai bola dalam suatu permainan dengan pukulan begitu kuat? Niat jahatnya sudah tidak bisa disembunyikan.     
0

Bulu mata Ye Xian agak turun, tatapannya sedang fokus. Ketika dia menunggu bola kecil berwarna kuning itu mendekat sekitar 1 meter, tubuhnya langsung dengan gesit bergerak dengan satu tangan memukul dengan sempurna. Dia membalas pukulan itu.     

Para asisten yang disamping sudah melakukan persiapan untuk merayakan kemenangan dari Zhang Hao langsung melongo. Mereka tidak menyangka Ye Xian bisa menerima pukulan itu.     

Jelas-jelas bola Kakak Hao begitu cepat, kuat, dan tinggi. Pakar olahraga biasa sudah pasti tidak bisa menerima pukulannya, tetapi kenapa Ye Xian dengan badan yang begitu lemah dan kurus itu bisa membalasnya?     

Zhang Hao juga sangat terkejut. Barusan dia mengira Ye Xian yang berdiri dengan santai hanya bermain biasa. Dia tidak menyanka gerakan Ye Xian begitu cepat dan gesit.     

Apakah ini hanya keberuntungan saja?     

Zhang Hao sambil berpikir, lalu memukul bola itu. Kali ini lebih kuat lagi, dia membalasnya dengan menggunakan kekuatannya sebesar 90%.     

Sebenarnya bolanya terlihat sangat cepat, seperti angin dan petir. Kali ini lebih agresif.      

Ye Xian melihat bola itu dan mundur 10 langkah, kemudian tubuhnya bergerak seperti sedang memutuskan kemungkinan bola itu mendarat. Akhirnya dia mencari sudut yang benar dan berusaha untuk memukul bola itu.     

"Hu…."     

Ye Xian mengelap keringat di dahinya. Wajahnya agak susah menatap ke arah Zhang Hao, "Kakak Hao, pukulan Anda terlalu kuat. Aku hampir tidak bisa menerimanya, tolong mengalah sedikit ya…."     

Cih.     

Barusan dia hanya mengandalkan keberuntungan! Sebenarnya, dia hanya pria yang lemah!     

Zhang Hao langsung dengan percaya diri. Kekuatan tangannya tidak berkurang, malah bertambah. Sekali lagi, dia memukul bola dengan kuat, "Baiklah, kamu tunggu saja, aku akan mengalah sedikit!"     

"Tingshen, apa yang kamu lihat sampai begitu fokus?"     

Di teras dengan kuat, Shangguan Yunli keluar dari kantornya. Dia barusan duduk dan melihat tatapan Bo Tingshen yang sedang fokus ke arah lapangan di bawah.     

Eh?     

Bayangan pria yang sedang bermain tenis itu terlihat sangat familiar? Bukan itu, itu….     

"Ye Xian?"     

Shangguang Yunli menyipitkan mata dan menebak, "Apakah itu dia?"     

"Aku tidak bisa melihat dengan jelas."     

Bo Tingshen menarik tatapan, teh di cangkir porselen itu sudah dingin.     

Shangguang Yunli melihat tehnya juga tidak ada uap panas. Dia mengangkat alis, sudah melihat begitu lama, tapi masih tidak jelas?     

"Tingshen, menurutmu apakah aku ini sangat hebat? Ada selera yang begitu bagus."     

Bo Tingshen menatapnya sekilas.     

Shangguan Yunli melihat Ye Xian yang sedang bermain tenis, "Kemarin aku baru pulang dan mendengar bahwa Ye Xian bermain di Badai Karir dengan sangat bagus serta bersinar. Dia semakin banyak menjaring fans. Aku secara khusus melihat beberapa adegan dari drama itu dan aktingnya memang sangat bagus, lebih bagus daripada yang aku bayangkan. Kalau bukan karena aku yang memperkenalkan pekerjaan ini kepadanya, dia juga tidak ada kesempatan untuk memperlihatkan bakatnya, Menurutmu bagaimana?"     

Bo Tingshen malah bertanya, "Kamu yang memberikan dia pekerjaan ini?"     

Shangguang Yunli tidak sengaja mengatakannya. Waktu pertama dia memberikan pekerjaan ini kepada Ye Xian, dia menyembunyikan dari Bo Tingshen.     

"Aduh, tidak peduli siapa yang memperkenalkannya, toh sekarang dia sudah terkenal. Bukankah itu menguntungkan perusahaan kita? Sini, lihat mereka main tenis saja."     

Di lapangan tenis, Ye Xian memukul bola sampai hampir kalah. Walaupun setiap kali bisa menerima bola, tetapi dia terlihat sangat berusaha untuk memukulnya, seolah dalam detik berikutnya sudah akan dikalahkan.     

"Kemampuan tenis pria ini masih tetap sama. Sama sekali tidak ada perkembangan…."     

Shangguang Yunli mengingat gambaran lucu di mana Ye Xian bermain golf di tepi danau Nanjing pada terakhir kali. Dia benar-benar sangat konyol.     

Bo Tingshen masih tetap melihat Ye Xian yang sedang berusaha di lapangan tenis. Bibir tipisnya perlahan-lahan membentuk garis.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.