Aku Bukan Gay! Aku Wanita Kesayangan Bos Besar!

Pukulan



Pukulan

0"Tetapi, dia benar-benar di luar dugaanku. Tidak hanya memiliki kemampuan akting yang bertolak belakang dengan rumornya, dia juga mempunyai reputasinya sangat berbeda. Bukankah sebelumnya dia memiliki banyak orang membencinya ya? Kelihatannya dia sekarang tidak seperti itu lagi?     
0

Itu yang menjadi lawannya, Zhang Hao, dia tidak terlalu terkenal dia di dunia hiburan karena terkenal sangat emosian. Tapi, karena latar belakang keluarganya berduit, dia sangat sombong dan tidak pernah menganggap para artis atau aktor yang tidak terlalu terkenal. Sekarang bisa-bisanya bermain tenis dengan Ye Xian? Siapa yang mau dan berharap? Kalau mau berhubungan baik dengan orang seperti ini, kamu tebak itu artinya apa?"     

Di lapangan tenis, Zhang Hao bermain tenis dengan semangat. Pukulannya semakin lama semakin kuat, tetapi dia mulai terlihat lelah.     

Pertama kali, dia masih bisa melakukannya dengan maksimal, kemudian kedua dan ketiga kalinya sudah semakin lelah.     

Melihat kondisi Ye Xian yang semakin lama semakin buruk, dia tentu ingin menggunakan kesempatan ini untuk memenangkan pertandingan ini! Sama sekali tidak tidak memberikan dia kesempatan untuk membalas pukulan lagi! Walaupun dia sama sekali tidak bisa memukulnya juga.     

Akan tetapi, dia tidak menyangka ini akan terjadi. Ketika Zhang Hao dengan sangat percaya dia dan memukul bola yang terakhir, lawannya adalah seorang pria yang lemah dan tidak ada tenaga itu tiba-tiba tersenyum dengan senang.     

Akhirnya dia telah mendapatkan sudut ini.     

Bola terbang dengan cepat dan tinggi di udara, lalu Ye Xian mengayunkanl raketnya lalu melompat ke depan. Dia memiringkan lengannya sedikit, bilah bahunya bergerak seperti sayap burung yang indah. Saat dilipat menjadi satu, posisinya elegan dan cepat.      

Dia mengambil raket dengan tangan belakangnya, lalu memukul dengan sangat kuat. Kemudian bola sangat cepat berbalik arah. Gerakan yang cepat dan bersih, terlihat tampan dan keren.     

Semua asisten kecil Zhang Hao di sekeliling lapangan melihatnya dengan terpesona.     

Gerakan dan pukulan ini sangat beresiko dan susah, terutama dengan kecepatan bola yang semakin lama semakin cepat. Dia memasukkan ke posisi yang susah.     

Kalau orang yang memukulnya tidak mencari sudut yang paling bagus dan hanya menggunakan kekuatan, meskipun memukulnya dengan sangat kuat juga akan keluar bola itu.     

Akan tetapi Ye Xian mencari sudut yang tidak kurang atau lebih. Dia sangat sempurna untuk melakukan rencananya.     

Bagaimana Zhang Hao bisa memprediksinya? Pria muda yang tadinya hanya terpaksa menerima pukulannya, sekarang tiba-tiba memukul dengan cepat, seperti seorang pemain tenis yang profesional. Dia tidak hanya bisa menggunakan teknik gerakan memukul yang paling susah, tetapi gerakan dan kecepatannya juga membuat dia tidak bisa menebak dan memastikan akan mendarat ke mana.     

Pada saat Zhang Hao yang sedang panik dan cemas, bola tenis yang bergerak sangat cepat langsung mendarat ke wajahnya dengan sangat jitu dan kuat.     

"Ah!"     

Zhang Hao langsung menjerit kesakitan sampai melepaskan raketnya untuk memegang wajahnya.     

Beberapa asisten sangat terkejut. Tidak lama kemudian, mereka satu persatu berlari dengan cemas dan panik. "Kakak Hao, apakah kamu baik-baik saja?"      

"Kakak Hao kamu kenapa?"     

"Kakak Hao! Kakak Hao!"     

"Ini membuktikan sikap dari Ye Xian ini memang sangat baik…."     

Perkataan Shangguang Yunli langsung berhenti dan tidak berani dilanjutkan.     

Bo Tingshen melihat pria muda yang memegang raket sedang berdiri di atas rumputan, lalu kembali ke ekspresi lembutnya dan dengan gerakan ringan mengangkat rambutnya ke atas dahinya. Dia bersiul ke pihak lawan dengan tatapan menyipit.     

"Kakak Hao, apakah kamu baik-baik saja?"     

Ye Xian membuang raket ke lantai dengan senang, lalu memegang jaring dan tersenyum kepada Zhang Hao yang sedang berbaring di lantai, "Aduh, terluka ya? Maaf ya … tadi aku hanya sembarang memukul, tidak menyangka kamu bisa menggunakan wajahmu untuk menerimanya. Kenapa begitu antusias sampai menerima bola dengan wajahmu?"     

Belakangan ini, bermain tenis juga memerlukan akting. Dia benar-benar merasa kesusahan.     

Zhang Hao adalah seorang pria yang hanya memiliki tenaga, tetapi tidak ada otak. Apakah dia benar-benar mengira dirinya tidak bisa menerima pukulannya? Kalau Ye Xian mau main, dia sudah kalah dalam 3 pukulan. Akan tetapi dia sedang tidak ingin bermain dan memang berniat memukul bola sampai ke wajahnya dengan tepat. Sebenarnya maunya di mulut, tetapi dia menahannya karena merencanakan sudut untuk mengenai wajahnya dengan begitu lama.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.