Aku Bukan Gay! Aku Wanita Kesayangan Bos Besar!

Apakah Kamu Tidak Berani



Apakah Kamu Tidak Berani

0Setelah Ye Xian melempar sushi itu, dia berjalan ke arah Zhang Hao. Zhang Hao tersenyum dingin saat melihat mulut Ye Xian tidak bermasalah, tatapannya menjadi aneh. "Sudah selesai makan?"     
0

"Sudah selesai. Terima kasih, sushinya enak sekali. Hanya saja aku makan terlalu banyak, jadi perutku merasa terlalu kenyang. Bagaimana kalau kita ke gedung samping untuk bermain bola? Ya ... untuk menurunkan makanan di dalam tubuh kita?"     

"Bermain bola?"     

Ye Xian menjawab, "Benar, bagaimana? Apakah kamu tidak bisa … atau tidak berani?"     

Zhang Hao sebagai pakar kebugaran, paling tidak bisa menerima ada orang yang mencurigai kemampuan dia olahraga. Dia paling bisa dijebak dengan teknik ini. Ketika mendengar tantangan dari Ye Xian, dia langsung murka, "Siapa yang tidak berani? Mau main bola apa?"     

"Tenis. Iklan audisi watermark."     

"Hahaha…."     

Setelah mengatakannya, beberapa asisten kecil Zhang Hao langsung tertawa. Ekspresi wajah Zhang Hao juga begitu sombong dan angkuh, lalu berkata, "Kamu? Ingin bermain tenis denganku?"     

"Ye Xian, kamu pasti ingin bermain tenis dengan Kakak Hao kami ya?"     

"Ketika Kakak Hao masih sekolah, dia memiliki nama samaran yaitu pangeran tenis!"     

Pangeran tenis? Dia juga memiliki nama itu ya?     

Ye Xian tersenyum, "Hanya bermain saja, itu juga bukan perlombaan. Kalau Kakak Hao kamu begitu hebat, ingat harus mengalah sedikit ya. Itu bola tenis tidak ada mata jadi sangat mudah melukai orang."     

Ketika Zhang Hao mendengar melukai orang, dia langsung bersemangat. "Baiklah, kamu kelihatannya begitu lemah, sudah pasti aku akan mengalah sedikit. Tetapi kita berbicara dulu ya. Kalau kamu benar-benar tidak sengaja terluka, maka itu akibat perbuatanmu sendiri ya."     

Ye Xian berpikir sejenak, seperti sedang memikirkan sesuatu.     

"Masih memikirkan apa?"     

Zhang Hao langsung murka karena takut Ye Xian menyesal dan tidak mau. "Sebagai seorang pria, jangan suka bertele-tele!"     

Ye Xian mengangguk, wajahnya masih ada senyuman manis. "Baiklah, aku percaya Kakak Hao pasti tidak akan melukaiku."     

"Sudah pasti." Zhang Hao diam-diam senang, "Ayo kita pergi!"     

"Kakak Ye, kamu jangan pergi."     

Zhou Lu mencoba untuk menahan Ye Xian, tetapi Ye Xian malah menghiburnya sambil memegang kepalanya. "Tenang saja, aku hanya pergi sebentar dan akan pulang. Kamu disini saja ya? Ketika tiba giliranku untuk audisi, segera panggil aku."     

Zhou Lu ragu sejenak, lalu menjawab, "Baik."     

"Semangat Kakak Hao!"     

"Kakak Hao paling hebat!"     

Semua orang meninggalkan stadion terbuka dan menjadi kosong. Tiba-tiba ada suara lain dari atas menatap ke bawah. Di sana ada seorang pria memegang porselen putih dan lampu giok menatap ke arah stadium itu.     

Dia melihat sosok bayangan yang sangat familiar melewati penglihatannya, tatapannya langsung fokus ke bayangan itu.     

Di langit yang tinggi ada awan yang ringan dan angin sepoi-sepoi. Ye Xian melepaskan jaketnya. Sekarang dia hanya mengenakan t-shirt berwarna putih yang longgar. Berada di bawah cahaya matahari, dia menjadi tinggi, ramping, dan fresh seperti seorang pemeran utama pria yang keluar dari komik. Tangan putihnya memegang raket tenis dengan simetis. Angin yang sejuk mengangkat baju dan rambut hitamnya, dia sangat tampan dan sempurna.     

Seekor burung yang lemah! Masih ada kekuatan untuk melawannya di tenis? Tunggu mati saja kamu!     

Di tangan Zhang Hao ada bola tenis yang berwarna kuning hijau. Dia memukul dengan raket tenis dan sudut mulutnya tersenyum sinis yang tidak bisa ditahan. Kemudian dia melempar bola dengan tinggi dan kuat, lalu memukul bola itu.     

Kali ini, sepertinya dia telah menggunakan 80% kekuatannya.     

Bola tenis itu terbang dengan sangat cepat ke arah Ye Xian. Bola itu seperti meteor berwarna kuning terbang ke arah Ye Xian, lebih tepatnya bola ini ingin memukul Ye Xian.     

"Kakak Hao hebat sekali! Kakak Hao tidak ada yang bisa menandingi!"     

"Kakak Hao memulai bola sangat indah sekali!"     

Beberapa asistennya begitu semangat sampai mulai berteriak dan memuji.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.