Aku Bukan Gay! Aku Wanita Kesayangan Bos Besar!

Gu Chen Meledak



Gu Chen Meledak

0"Cepat padamkan api! Padamkan api!"     
0

"Ada seorang pria yang berlari masuk!"     

"Matikan dulu, apinya sudah semakin besar. Kemungkinan besar mereka berdua sudah meninggal…."     

Ada asap gelap dari api yang membesar dan mengaburkan pandangan. Gu Chen mendengar teriakan Ning Xin'er meminta tolong dengan samar-sama. Dia berbaring dan menyeretnya keluar melalui pintu dengan kedua tangan. "Sini, aku menyelamatkanmu."     

"Kakak, aku mohon bertahanlah!"     

Percikan api terus mengenai punggung tangannya dan membuat kulitnya terluka. Kaca jendela mobil menggoresnya dan meninggalkan luka panjang dengan darah merah terang di tangannya demi melindungi Ning Xin'er.     

Ning Xin'er setengah sadar dan hanya bisa mendengar suara jelas yang memanggil dirinya kakak yang begitu lembut sekaligus hangat.     

Beberapa menit kemudian, tim penyelamat datang lalu dengan cepat mereka melihat ada orang yang berada di dalam mobil. Mereka melihat ada pria sedang memeluk seorang wanita yang tidak berdaya untuk berjalan keluar.     

"Cepat selamatkan mereka!"     

"Aku tidak apa-apa. Tolong selamatkan Kakak dulu."     

Gu Chen menyerahkan Ning Xin'er kepada petugas pemadam kebakaran. Padahal, jelas-jelas tangannya terluka sampai berdarah, tetapi dia masih tersenyum dengan lega dan senang.     

 .     

"Apanya yang tidak masalah? Kamu sudah hampir terbakar, cepat naik ke mobil!"     

Ketika Ning Xin'er membuka mata, dia sudah berada di rumah sakit. Dia melihat pemeran utama pria sedang duduk di samping ranjang pasien sambil memotong apel.     

Kekhawatiran dan kecemasan bergabung menjadi satu dan dia langsung memeluk badannya, lalu menangis sambil berkata, "Bagus sekali, Tanfeng. Kamu tidak ada masalah. Ketika aku menerima telepon darimu dan membuatku terkejut saat mendengarkannya, aku hampir mati…."     

Gu Chen bisa mendengar Ning Xin'er yang sudah bangun. Lukanya masih belum dibungkus dengan baik, tetapi dia langsung berlari ke kamar pasien. Sebelum dia mendorong pintu kamar, dia sudah melihat adegan ini dari kaca jendela.     

Ning Xin'er memeluk Xu Tanfeng dengan erat. Wajah cantiknya itu dengan jelas menunjukkan bahwa dia sangat senang bisa mendapatkan kembali pria itu. Ekspresinya bahagia dan penuh cinta.     

Tatapan Ning Xin'er yang ini … tidak pernah diperlihatkan di depan Gu Chen.     

Awan mendung menutupi kota, sehingga langit menjadi gelap dan keabu-abuan dan menutupi bayangan langkah kakinya. Perlahan-lahan, air hujan turun meyapu semua debu di jalanan. Terlihat punggung belakang Gu Cheng mulai menjauh.     

Aku mencintai kamu. Walaupun akulah yang menemanimu berjalan sejauh 99 langkah, tetapi kalau langkah terakhir kamu tidak bersedia mendekat….     

Setelah kondisi tubuhnya membaik, Ning Xin'er mengingat Gu Chen dan mengambil ponsel untuk meneleponnya. Walaupun dia tidak datang mencarinya, Gu Chen selalu muncul ke depannya. Akan tetapi tetapi kali ini, Ning Xin'er sudah menelpon dia beberapa kali serta mengirimkan banyak pesan, tetapi Gu Chen tidak menjawab ataupun membalasnya.     

Dia masih mengingat Gu Chen yang belum dewasa sepenuhnya. Namun Ning Xin'er teringat tentang ajakan Gu Chen berlibur ke Hawai sebelum kejadian ini. Dia berpikir bahwa Gu Chen marah karena masih belum mendapatkan jawaban darinya. Nanti setelah pulang dari rumah sakit, dia akan menghiburnya dengan baik.     

Pihak polisi datang untuk memastikan semua proses penyelidikan, lalu meminta Ning Xin'er dan beberapa orang untung datang sebagai saksi utama. Setelah melakukan pencatatan, seorang bibi menarik Ning Xin'er untuk bertanya dan bergosip, "Nona, bocah kecil yang menyelamatkan kamu kemarin itu kenapa tidak datang?"     

Ning Xin'er curiga, "Bocah kecil?"     

"Iya, benar. Seorang bocah kecil yang sangat tampan. Ketika melihat kamu ditabrak, dia langsung berlari ke arahmu tanpa memedulikan apapun. Kami semuanya berusaha menariknya, tetapi tidak bisa. Kami sudah mengingatkan bahwa mobil itu akan meledak, tetapi dia sama sekali tidak mendengarnya. Dia masih bersikeras untuk memelukmu agar terhindar dari api itu dan sekujur tubuhnya penuh dengan darah. Oh iya, dia itu adik atau pacarmu? Bocah kecil itu masih mengenakan mobil Lamborghini…."     

Bibi masih belum selesai mengoceh, tetapi air mata Ning Xin'er langsung memburamkan penglihatannya. Dia masih belum melupakan suara dengan panggilan kakak yang jelas dan merdu itu. Sedikit demi sedikit, itu membuat hatinya sakit.     

Ketika dia bangun orang yang pertama melihatnya adalah Xu Tanfeng. Tentu saja, secara otomatis dia mengira bahwa dialah yang menyelamatkan dirinya. Ning Xin'er sama sekali tidak menyangka kalau penyelamatnya adalah Gu Chen.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.