Aku Bukan Gay! Aku Wanita Kesayangan Bos Besar!

Dia Yang Mempesonakan



Dia Yang Mempesonakan

0Ternyata Cheng Jingshu ada di sini ya.      
0

Ye Xian mengira Cheng Jingshu tidak ada pekerjaan hari ini. Jadi dia tidak datang karena Ye Xian sama sekali tidak bisa menemukan dia.     

Ye Xian lalu menatap ke belakang badannya dan sengaja melihat ke arah Xiaowen dengan tatapan yang curiga.     

Jiang Wanze menjawab, "Iya, ada sesuatu yang ingin aku berbicara denganmu."     

"Ah? Tetapi, aku masih ada syuting dua adegan lagi…."     

"Tidak ada apa-apa. Aku akan menunggumu di sini."     

"Yang benar?" Raut wajah Cheng Jingshu langsung senang menatap ke arah Jiang Wanze, seolah hubungan mereka berdua ini penuh cinta, "Wanze, kamu memang sangat baik terhadapku. Aku akan berusaha untuk syuting dalam satu kali take dan langsung lolos."     

Begitu Cheng Jingshu selesai berbicara, dia dengan sengaja menatap ke arah Ye Xian. Akan tetapi, sedari awal Ye Xian sudah membalikkan badan untuk pergi syuting.     

"A!"     

Karena waktu syuting yang padat untuk drama mingguan ini, para pemeran utama dan pemeran pendukung semuanya syuting secara bersamaan dan beberapa kamera sudah siap merekam.     

Jiang Wanze duduk di bawah payung besar sambil menunggu, lalu asistennya membelikan segelas kopi. Secara perlahan-lahan, dia memutarkan sendoknya dan pandangannya secara tidak sadar tertuju pada orang-orang yang agak jauh.     

Di samping kolam renang, sedang syuting adegan Ye Xian dan Jiang Xin.     

Ye Xian tersenyum nakal sambil memegang tangan Jiang Xin. Jiang Xin malah malu dan menyingkirkan tangannya dengan marah. Setelah mendorong Gu Chen ke dalam kolam berenang, dia malah sangat panik dan berusaha menyelamatkannya. Ye Xian berpura-pura tenggelam dan Jiang Xin terburu-buru ingin menolongnya dengan memberikan napas buatan lewat mulut ke mulut. Ketika Jiang Xin membungkukkan badan, Ye Xian tiba-tiba tersenyum dan membuka mata yang indahnya itu berkata, "Kakak, apakah kamu ingin menciumku secara diam-diam?"     

Alis matanya yang melengkung dengan garis matanya tidak seperti pria yang biasanya, malah membuatnya sangat menggoda dan menarik. Ketika pria dan wanita tidak bisa dibedakan lagi, suaranya itu sangat merdu dan jernih seperti dia menembus udara langsung ke telinga orang. Hal itu membuat orang juga tertular kebahagiaannya.     

Sejak kapan kemampuan aktingnya berubah begitu alami, pengucapan dialog juga begitu lancar, bahkan gerak geriknya mampu membuat orang tidak bisa mengalihkan matanya….     

"Kakak."     

Asisten yang di samping memanggilnya karena melihatnya begitu lama. Jiang Wanze baru menarik perhatiannya dan bertanya, "Ada apa?"     

"Kakak Cary barusan berbicara di dalam grup, katanya dia ingin Ye Xian masuk kembali ke dalam grup dan meminta persetujuanmu."     

"Boleh."     

Apa? Asistennya sudah mempersiapkan kata-kata penolakan. Dia sama sekali tidak menyangka Jiang Wanze akan setuju.     

"Kakak, apakah kamu yakin? Kamu … tidak takut dia akan mengikutimu lagi?"     

"Dia sudah berbeda dengan sebelumnya."     

Setelah syuting, Jiang Xin dengan cepat mengambilkan handuk untuk mengelap tubuh Ye Xian. Ye Xian dengan cepat menarik dan berkata, "Terima kasih Kakak Xin … Xiaoxin, aku bisa melakukannya sendiri."     

Bercanda ya, walaupun dia memakai pelindung payudara, tetapi karena tubuhnya yang masih kecil, tetapi tetap ada … 'aset' ya! Kalau ketahuan oleh Jiang Xin bagaimana?     

Jiang Xin takut dia akan demam, sama sekali tidak kepikiran untuk memperhatikan hal tersebut. "Bagaimana Xingyu masih belum memberikanmu seorang asisten?"     

"Mesti dipilihkan ya. Hanya saja, aku masih belum memilihnya."     

Ye Xian berkata sambil melihat Cheng Jingshu yang sedang berjalan ke arah Jiang Wanze dan Xiaowen sedang memasuki ruang istirahat untuk membereskan barang Cheng Jingshu.     

Ye Xian langsung mengeringkan rambutnya dan berjalan ke arah tempat istirahat saja.     

"Xiaowen."     

Xiaowen yang sedang membersihkan barang langsung mengangkat kepala dengan aneh dan melihatnya. Mengapa Ye Xian memanggil dia?     

Ye Xian berjalan ke arah sana, lalu menutup pintu ruangan istirahat, "Mari kita berbicara."     

Xiaowen langsung menatapnya dengan waspada. Memangnya ada yang bisa dibicarakan? Apakah masih tentang masalah waktu itu?     

Dia tidak mempedulikan Ye Xian, mengambil barang langsung pergi. Ye Xian langsung dengan cepat menahan lengannya.     

"Sh…."     

Tidak menyangka, Xiaowen yang dipengang itu langsung mengeluarkan jeritan kesakitan.     

"Aku menarikmu dengan tidak kuat…." Ye Xian berkata lalu berpikir sejenak. Dengan tatapan yang tajam lalu berkata, "Apakah Cheng Jingshu memukul kamu lagi?"     

Xiaowen menundukkan kepala dan tidak menjawab. Kalau dia tidak berbicara, berarti dia mengakuinya.     

Api kemurkaan Ye Xian dari dalam hatinya langsung membara. Ye Xian segera melepaskan tangannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.