Aku Bukan Gay! Aku Wanita Kesayangan Bos Besar!

Wanita, Berani Sekali



Wanita, Berani Sekali

0Ye Xian tak berdaya tertawa, "Wanita terlebih dulu ya…."     
0

Sambil berkata, dia juga mengambilkan satu potong daging untuk Luan Xiaoyao.     

Gerakan Bo Tingshen yang sedang mengambil makanannya terdiam.     

Luan Xiaoyao dengan terang-terang melihat ke arah Ye Xian dengan berlebihan, "Terima kasih, terima kasih Ye Xian. Kamu sangat baik terhadapku…."     

Di dalam perkataan itu ada maksud lagi, seperti Ye Xian sedang berusaha untuk melakukan kegiatan memanggang untuknya.     

Ye Xian tersenyum sambil menggertakkan giginya, "Tidak apa."     

Kalau buah jinten ada racunnya, Ye Xian sudah pasti akan memasukkan semua racun itu untuk dia.     

"Tetapi potongan ini terlalu besar, sedangkan lambungku begitu kecil jadi tidak bisa makan sebanyak ini…."     

Luan Xiaoyao dengan raut wajah yang bingung melihat daging di dalam mangkoknya, kemudian diam-diam melihat pria di depannya, "Ada!"     

Dia mengambil garpu dan pisau, lalu memotong daging itu dan meletakkan ke dalam piring dengan lembut dan hangat, lalu meletakkan ke depan Bo Tingshen.     

Ye Xian menyipitkan matanya.     

Apa-apaan, dia sudah susah payah memanggangnya dan berakhir akan masuk ke dalam mulut direktur lagi?     

"Direktur, ini semua aku khusus memotongnya untukmu…."     

Luan Xiaoyao mengatakannya sambil menggigit bibirnya seolah kucing yang ingin disanjung.     

"Tidak perlu."     

Suara pria itu yang dingin membuat Ye Xian merasa aneh.     

Direktur barusan bukannya masih berebut daging dengannya? Apakah dia sudah kenyang?     

Senyuman di wajah Luan Xiaoyao kaku, tetapi dengan cepat tidak peduli dan meletakkan daging itu, lalu tangannya berpindah ke pundaknya dan menarik gaun merahnya di bagian belahan dada agar semakin rendah.     

Pemandangan ini terlalu menarik perhatian...     

Ye Xian melihat gerakan Luan Xiaoyao dan merasa agak khawatir, sangat khawatir karena apabila bahan gaun itu tidak baik, maka itu akan langsung terjatuh semua.     

Dia menarik tatapannya dan melihat ke pria disampingnya, Bo Tingshen, yang masih sedang menatap dia.     

Tatapannya gelap dan tajam seperti pisau, seolah Ye Xian telah melakukan hal yang sangat jahat.     

"Kamu sedang melihat apa?"     

Ye Xian menjawab, "Aku…. aku tidak melihat apapun. Aku sedang melihat api, menjaga api!"     

Ye Xian dengan cepat menatap kembali ke alat panggangnya dan menyadari dagingnya yang sedang dipanggang sudah agak gosong. Dengan cepat, dia mematikan apinya.     

Tidak menyangka, barusan ketika dia menundukkan kepalanya dan melihat bawah meja … kaki Luan Xiaoyao perlahan-lahan melepas sepatu hak tingginya. Dengan kuku kaki yang dicat dengan warna yang cerah, dia mencoba untuk mengaitkan celana setelan direktur.     

Ternyata Luan Xiaoyao berdandan begitu berlebihan karena ingin menggoda direktur ya?     

Wanita ini, sungguh berani sekali.     

Direktur yang munafik, dia pura-pura begitu dingin dan tidak berperasaan, tetapi dia tidak tahu malu karena menikmatinya di bawah meja ini.     

Ye Xian menyipitkan matanya, tiba-tiba sisi beraninya untuk melakukan hal yang buruk datang.     

Kalau pada saat ini dia mengambil sepatu Luan Xiaoyao dan berteriak untuk bertanya sepatu ini punya siapa, maka semua orang akan mengetahui kegiatan mereka di sini.     

Maka, dua satu anak panah membunuh dua burung. Dia bisa membalas dendam ke Luan Xiaoyao sekaligus Direktur Bo.     

Tetapi….     

Hal ini, dia hanya bisa memikirkannya dalam hati. Sifat gegabah adalah iblis. Kalau dia berani mengatakan keburukan Direktur Bo, maka dia tidak tahu apa akibatnya.     

Ye Xian menatap Bo Tingshen dengan tatapan yang meremehkan dan memutuskan untuk berpura-pura tidak melihatnya.     

Tidak menyangka, tiba-tiba ada orang yang menyentuh lengannya.     

"Direktur, Anda ada permintaan apa ya?"     

"Tuangkan segelas air panas."     

"Baiklah…." Ye Xian tersenyum menuruti permintaannya. Dalam hati, diam-diam dia mengacungkan jempol kepada Bo Tingshen. Di bawah meja ada godaan yang begitu besar, tetapi raut wajahnya sama sekali tidak berubah. Dia hanya makan dan minum dengan tenang dan alami. Kelihatannya dia adalah pria yang sudah mengalami banyak hal.     

Ye Xian menuangkan air panas ke gelasnya.     

Bo Tingshen mengambilnya dengan tatapan yang agak gelap dan suram.     

Kemudian, gelas berisi air yang panas itu langsung dituangkan dari tangan pria itu dan terciprat ke kaki Luan Xiaoyao yang masih belum sempat menyingkir.     

"Ah…."     

Suara jeritan Luan Xiaoyao yang nyaring dan suara itu membuat rambut Ye Xian berdiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.