Aku Bukan Gay! Aku Wanita Kesayangan Bos Besar!

Pahlawan yang Menyelamatkan Wanita Cantik (2)



Pahlawan yang Menyelamatkan Wanita Cantik (2)

0"Jangan di foto, jangan di foto lagi…."     
0

Wajah Ning Xin'er sudah pucat karena ketakutan. Bahkan nada bicaranya juga mulai bergetar.     

Ada begitu banyak pasang mata dan kamera yang tak terhitung jumlahnya sedang memotret dan menatap ke arahnya yang sudah telanjang. Dia sangat malu dan ketakutan. Ketika berbalik dan ingin melarikan diri, dia tersandung lalu jatuh ke tanah.     

Yang paling parah, ada yang memotret secara dan mengarahkan kamera ke wajahnya yang pucat itu.     

Tetapi kemudian, lensa kamera yang panjang itu terlempar ke tanah dengan kekuatan yang besar.     

"Duar!" Suara yang sangat nyaring membuat semua orang terkejut. Semua orang mengangkat kepala dan melihat sekeliling. Di sana, ada Gu Chen yang berjalan ke atas panggung dengan langkah besar. Lalu dia melepaskan kemejanya untuk menutupi badan Ning Xin'er. Lalu, satu tangan lainnya menghancurkan kamera jurnalis itu.     

Para jurnalis sangat terkejut dan murka, "Kenapa kamu merusak kameraku?!"     

"Menurutmu, kenapa aku melakukannya?"     

Gu Chen tidak memberikan alasan, tetapi satu tangan langsung mencekik leher orang itu.     

Suasana langsung berubah menjadi berapi-api dan tegang.     

Di dalam lensa kamera yang merekamnya, terlihat alis mata Ye Xian terbakar seperti api yang membara. Wajah aslinya yang lembut dan ramah langsung berubah menjadi kaku dan tegang saat ini. Tatapan itu seperti binatang buas yang sudah terprovokasi dan membuat orang ketakutan.     

Ekspresi wajah Ye Xian tepat, konfrontasi juga semakin sengit. Bahkan beberapa staf dan fotografer yang memasuki tempat kejadian juga ikut menahan nafas karena gugup.     

Saat ini, Gu Chen saat sama sekali tidak bisa dilihat sebagai pria yang lucu dan tampan. Ini semua karena dia ingin melindungi wanita yang dia cintai. Jadi, semua orang bisa melihat sisi agresif dan ganas dari sosok Gu Chen.     

"Siapa yang berani memotret wanitaku? Kalian mau cari mati ya?"     

Dengan cepat, jurnalis itu merasa takut karena ucapan Gu Chen. Berulang kali mereka memohon ampun, sedangkan jurnalis yang lain ikut berhenti dan tidak memotret lagi.     

'Perkataan ini dikatakan oleh Ye Xian dengan begitu tampan. Ah, aku jatuh cinta !'     

'Aku juga sangat menyukainya. Dia terlalu tampan, wanita mana yang bisa menolak dia!'     

Para karyawan di bawah panggung sedang berbisik, Ning Xin'er menatap Gu Chen dan dia merasakan debaran jantungnya yang begitu cepat yang tidak pernah dirasakan sebelumnya.     

Saat ini, dia sudah bisa memastikan bahwa tidak hanya dirinya saja yang sudah jatuh cinta kepada Gu Chen. Tetapi dia sebagai Jiang Xin juga benar-benar jatuh cinta dengan Ye Xian.     

Ye Xian melepaskan kerah leher jurnalis itu, lalu mengangkat Ning Xin'er dan kemejanya itu tuduh tertutup rapat ke tubuh Ning Xin'er.     

"Kamu tidak ada apa-apa 'kan?"     

Ketika Gu Chen menatap Ning Xin'er, tatapan menakutkannya langsung berubah menjadi tatapan penuh kelembutan. Jiang Xin langsung menatap dia terpana, karena debaran jantungnya terlalu cepat sampai dia hampir lupa dialognya.     

"Tidak, aku tidak apa-apa."     

Ye Xian menggendong dia, lalu suara dingin berteriak dengan nyaring ke semua orang di panggung, "Tentang masalah barusan, kalau ada siapapun yang berani mengatakannya, maka dipastikan dia akan melawan perusahan keluarga Gu!"     

Setelah selesai mengucapkannya, dia menyuruh pengawal untuk memeriksa satu persatu kamera para jurnalis dan orang-orang. Apakah semua foto Ning Xin'er yang agak telanjang yang tadi mereka abadikan telah dihapus dan tidak meninggalkan jejak.     

Syuting adegan itu selesai ketika Ye Xian memeluk Ning Xin'er dan berjalan turun dari panggung.     

Pria yang tampan dan wanita yang cantik itu seperti pangeran dan tuan putri. Semua orang menatap mereka dengan tatapan yang manis dan terpesona dengan akting mereka berdua.     

Cheng Jingshu yang dari awal sudah selesai dan berdiri di samping itu sangat murka sampai menjatuhkan kursi. Sejak syuting dimulai, dia sudah tidak fokus, lebih tepatnya dia sama sekali tidak bisa memfokuskan diri. Dalam benaknya, dia sedang memikirkan bagaimana tatapan Wanze kemarin malam yang terus menatap ke arah Ye Xian dan cuek terhadapnya. Belum lagi, Ye Xian masih duduk di samping direktur.     

Wanze adalah pria yang konsisten, jadi dia mengetahui kalau Jiang Wanze sangat membenci Ye Xian. Waktu itu, Cheng Jingshu tidak pernah mau menatap ke arah Ye Xian, karena dia hanya menganggap Ye Xian sebagai alat untuk mendapatkan kesan baik dari Jiang Wanze saja.     

Tetapi Ye Xian sekarang semakin memberikan dia ketidaktenangan. Kemampuan aktingnya juga sangat bagus dan sekarang sudah lebih terkenal daripadanya. Lalu dia menggunakan cara menjauhi Jiang Wanze agar bisa dekat dengan direktur!     

Ye Xian, kenapa dia bisa melakukannya?!     

Cheng Jingshu dari kecil menyukai direktur, hanya saja semua orang termasuk ayah dan ibu kandungnya sendiri juga mengatakan dirinya tidak cocok untuk tuan dari keluarga Bo. Jadi, dia memaksa diri untuk berpaling ke si anak haram, Jiang Wanze.     

Tetapi sebenarnya, direktur benar-benar tidak memperhatikannya, bahkan kemarin hanya berbicara dengan Ye Xian….     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.