Aku Bukan Gay! Aku Wanita Kesayangan Bos Besar!

Segar Seperti Batu Giok



Segar Seperti Batu Giok

0

Bagaimana pun juga, pakaian anak laki-laki memang lebih sedikit daripada anak perempuan. Jika bukan karena takut identitas kelaminnya terbongkar oleh media, Ye Xian pasti akan dilarang oleh warga internet. Sebenarnya setiap hari ia sangat ingin memakai gaun yang indah layaknya seorang peri.

0

Ye Xian mengobrak-abrik ruang ganti dan pada akhirnya ia melihat satu kotak jas yang belum dibuka yang ada di atas lemari, jas tersebut adalah jas dengan merek terkenal.

Memang sangat layak Grup Bo mengeluarkan merek pakaian pria yang terkenal. Kualitasnya layak diacungi jempol. Warnanya yang lembut namun berkelas, serta jahitan yang begitu teliti dan rapi. Ketika Ye Xian memakainya, auranya terlihat berbeda. Dari penampilan udik kini berubah menjadi berkelas.

Bagaimanapun, penampilan seseorang bergantung pada pakaian, sedangkan kuda bergantung pada sadel. Ye Xian meluruskan lengan bajunya di depan cermin, lalu menghiasi wajahnya dengan riasan pria yang ringan.

.

Di pantulan cermin, terlihat pemuda yang mengenakan setelan putih bersih, penampilannya terlihat segar dan anggun, dengan senyum jahat di bibirnya. Di bawah alis yang seperti gunung berkabut, matanya bersinar seperti bulan di awan. Wajah tampan sekaligus cantik ini benar-benar langka, baju yang ia kenakan malam ini benar-benar luar biasa.

Ye Xian memiringkan kepalanya dan sedikit menarik rambutnya dengan perasaan sangat senang. Tunggu... Siapa yang akan ditakuti oleh si rambut hijau ini?

Pada pukul 18.00, di hotel Xiangjiang yang tampak terang karena cahaya lampu dan bintang-bintang yang tampak indah di langit. Ratusan mobil mewah terparkir di kedua sisi sungai. Lusinan pengawal berada di pintu untuk menyambut para tamu yang hadir dan memeriksa kartu undangan yang mereka bawa.

"Lin Yan, aku dengar konsermu di Tongcheng berjalan sangat baik. Tiketnya sudah terjual habis, tapi tempatnya penuh dan berdesakan. Masih sempat kamu menghadiri pesta ini?" Cary mengguncang gelas sampanye dan menggoda pria yang ada di depannya.

Lin Yan pun menjawab sambil tersenyum, "Jangan mengejekku. Variety show besar milikmu saja berani kamu tinggalkan. Kenapa aku juga tidak berani?"

"Hmm…." Cary membuka sedikit kancingnya, lalu ia memandang Lin Yan sambil tersenyum, "Itu harus. Untuk menyambut ulang tahun sang CEO, bagaimana bisa orang kecil sepertiku tidak datang?"

Ulang tahun CEO Bo Yuanshan awalnya hanyalah ulang tahun untuk kerabat saja. Alasan sebenarnya mengapa media besar membuat publisitas yang begitu luas, itu semua karena Bo Tingshen yang saat ini sedang menjabat sebagai CEO Grup Bo. Ia secara resmi kembali dari pasar luar negeri hari ini dan akan mengumumkan bahwa pekerjaannya di masa depan akan fokus pada pasar domestik.

Bo Yuanshan adalah pangeran dari keluarga Bo, ia merupakan pemimpin teratas grup Bo, dan bos di balik layar hiburan bintang. Kini pemimpin teratas industri fashion telah kembali. Selama ini semua orang sangat mengagumi dan mengharapkan kemunculan Bo Tingshen.

"Kalian semua di sini." Jiang Wanze datang dari belakang panggung, dan Lin Yan menyapanya, "Ketua."

"Eh?" Ketika Cary melihat Jiang Wanze datang sendirian, ia melihat ke belakang dengan curiga, "Ketua, mengapa Ye Xian si pengikut itu tidak datang ke sini bersamamu? Biasanya dia selalu mengikutimu ke mana pun kamu pergi. Ini pertama kalinya dia tidak mengikutimu."

"Tidak tahu." Saat Cary mengatakan tentang Ye Xian, seketika wkspresi wajah Jiang Wanze langsung berubah sedikit kesal.

Lin Yan mengedipkan matanya saat melihat Cary. Dan Cary pun segera menutup mulutnya. Saat melihat raut wajah ketua yang tiba-tiba berubah menjadi kesal seperti itu, ia sudah bisa menebak pasti Ye Xian si pengikut itu membuat ketua tidak senang lagi.

Kalau begitu, berarti Ye Xian si pengikut itu tidak akan datang hari ini, kan? Atau apakah ketua menarik undangan untuk anak itu? Cary masih menunggu anak itu datang untuk membuat lelucon di sini… Batin Cary.

Saat sedang memikirkan hal itu, tiba-tiba ada keributan yang terjadi di depan pintu ruang pesta.

"Siapa dia?"

"Tampan sekali! Bagaimana bisa wajah pemuda itu begitu halus dan tampan?"

"Apakah dia juga orang industri hiburan? Kenapa aku belum pernah melihatnya?"

"Aku juga belum pernah melihatnya…"

Di pintu masuk hotel, terdapat karpet merah panjang yang mengarah ke tengah ruang pesta. Sorotan semua orang jatuh pada setiap tamu yang sedang melewati karpet merah tersebut. Ketika cahaya lampu perlahan mengarah kepada seorang yang baru saja hadir dengan mengenakan baju berwarna putih, banyak orang menantikannya karena ingin melihat wajahnya dengan jelas.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.