Kembalinya Sang Bintang

Ciuman Lembut (2)



Ciuman Lembut (2)

0Akan tetapi, itu juga hanya sesaat. Gadis kecil itu segera bersikap seperti biasa, hanya dalam hatinya penuh dengan rasa bersalah.     
0

"Maaf," kata Xiang Yi.     

Shi Sui menatap Xiang Yi dengan tenang dan untuk waktu yang lama.     

"Aku menunggumu," kata Shi Sui.     

Perkataan ini adalah janji Shi Sui. Hidung Xiang Yi terasa masam dan dia berusaha kerasa memaksakan senyuman di wajahnya.     

"Apakah ada yang ingin kamu makan? Kamu bisa membuat daftar dan tunjukan padaku."     

Angin bertiup dan dua helai rambut pria itu jatuh ke belakang. Matanya berat dan lengkungan mata bunga persiknya sedikit tajam. Seolah takut mengejutkan Xiang Yi, bulu matanya yang hitam panjang terkulai ke bawah, menutupi emosi yang tak terduga di matanya. Dia berkata dengan suara rendah, "Aku hanya ingin Adik Yi, kamu makan dengan baik."     

"Aku akan melakukannya."     

"Kalau begitu, tunggu aku kembali. Aku akan merebuskan mie untukmu?" Bantalan jari yang sedikit kapalan itu menggosok tulang pergelangan tangan gadis kecil yang kurus itu. "Mie dengan keju, ham, kimchi, steak kepiting, dan tahu ikan."     

"Itu junk food..." kata Xiang Yi dengan serius, "Aku paling menyukainya!"     

"Hilangkan kalimat pertamanya."     

"Hah?"     

Tiba-tiba, pria itu mempersempit jarak di antara mereka berdua. Perbedaan tinggi badan membawa rasa tertekan. Shi Sui menghadap cahaya matahari. Tepi serta sudutnya kabur agar lembut dan jelas.     

Shi Sui berkata dengan saura serak dan magnetis, "Adik Yi, bujuk aku, ya?"     

Shi Si takut dirinya tidak bisa mengontrolnya. Meminta Xiang Yi untuk tetap tinggal bukanlah hal yang sulit. Pemikiran buruk telah muncul lebih dari ini. Sama seperti apa yang ayahnya lakukan pada ibunya. Mengunci, menjebak, memonopolinya...     

Akan tetapi, Shi Sui menekan pikiran buruk ini. Karena jika seperti ini, Tutu akan merasa sedih.     

Telinga Xiang Yi terasa panas, tapi dia tetap memenuhi keinginan Shi Sui dan berkata dengan lembut dan hangat, "Shi Sui, yang paling aku suka adalah... kamu."     

Setelah beberapa saat, Shi Sui menghela napas dan berbisik di telinganya.     

"Ini sangat berharga," kata Shi Sui.     

Satu kata dari Adik Yi, sudah cukup baginya.     

Xiang Yi menjelaskan, "Jaga dirimu baik-baik. Jika tidak ingin makan, pesanlah makanan take away. Kamu bisa bermalas-malasan jika kamu tidak ingin siaran langsung. Jika kamu sangat membenci tamu, jangan datang. Jangan pedulikan mereka. Pokoknya, jangan menyulitkan dirimu sendiri."     

Shi Sui berdiri diam di sana tanpa berbicara. Dia merasa lebih takut daripada gambar yang difoto.     

"Selain itu..."     

"Hmm?"     

Shi Sui pikir Xiang Yi masih ingin mengatakan sesuatu, tapi gadis kecil itu tiba-tiba merangkul lehernya, kemudian mengendus. Sebuah ciuman lembut jatuh di dagu Shi Sui. Shi Sui tertawa terbahak-bahak.     

"Pacarku, apakah ini termasuk memanfaatkan aku sebelum kamu pergi?"     

Xiang Yi merasa curiga. "Mencium pacar sendiri juga termasuk memanfaatkan?"     

"Mencium suami tidak termasuk hitungan."     

"..." Xiang Yi terdiam dan terbatuk. "Pikiranmu sangatlah jauh."     

"Mempersiapkannya lebih dulu."     

Tanpa disangka, kalimat gadis kecil berikutnya adalah…     

"Sepertinya aku memikirkannya lebih jauh dari yang kamu kira. Aku diam-diam ingin punya anak denganmu di masa depan. Siapa nama yang bagus?"     

Shi Sui sedikit terkejut. Apakah Xiang Yi ternyata… juga memikirkan masa depan mereka?     

Xiang Yi yang mengatakan isi hatinya merasa sangat malu. Tangan dan kakinya ingin mencoba melarikan diri, tapi pria itu mencengkeram kerahnya.     

Whush—     

Gadis berkulit putih dan ramping didorong ke dinding balkon. Tangan di pinggangnya tiba-tiba mengencang, diikuti sentuhan hangat dan kuat.     

Dag, dig, dug...     

Detak jantung yang berdetak, sinar matahari yang menyilaukan, keharuman bunga yang samar, emosi masam, suhu tubuh yang panas… Semua memusingkan dan membingungkan...     

Suara serak Shi Sui berkata dengan lembut, "Aku membiarkanmu memanfaatkanku, oke?"     

...     

Pada saat yang sama di ruang sutradara, Li Jianyu yang kembali setelah merokok tiba-tiba menemukan bahwa meskipun Xiang Yi berhenti syuting untuk sementara waktu, mikrofon di tubuhnya lupa dimatikan.     

Saat ini, jumlah penonton online di ruang siaran langsung telah mencapai jumlah yang mencengangkan, yaitu 20 juta penonton!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.