Kembalinya Sang Bintang

Jangan Memaksa Berlutut dan Memohon Agar Kalian Menikah, Oke?!



Jangan Memaksa Berlutut dan Memohon Agar Kalian Menikah, Oke?!

0Dua gelombang penggemar ini menerima kenyataan ini dalam keadaan bingung. Dan komentar dewa ini ditangkap layar oleh warganet dan dikirimkan ke penulis sampingan. Begitu diposting, langsung menarik warganet yang tidak terhitung jumlahnya untuk tertawa.     
0

[Apakah ada yang salah? Tidak ada! Ahhh!]     

[Semoga suamiku dan istriku bersama selamanya /emotikon kepala anjing]     

[Dengan segala hormat, aku sarankan agar Shi Sui dan Xiang Yi, kalian berdua jangan tidak bisa membedakan baik dan buruk! Segera pergi ke kantor catatan sipil untuk mendapatkan buku nikah. Jangan paksa diriku untuk berlutut kepada kalian agar menikah, oke?!]     

...     

Setelah selesai makan siang, sekelompok adik laki-laki yang bersemangat berinisiatif melakukan pekerjaan pertanian. Sedangkan, Lao Fang dan yang lainnya justru sedang berdebat memilih kamar.     

... Lao Fang yang mulai, Lao Yun dan Lao Jing juga satu per satu menunjukan keinginan mereka untuk tinggal di tempat Xiang Yi. Sekelompok kakek tua yang jika usia mereka dijumlah hampir mencapai dua ratus tahun ini sedang bertengkar sampai mulai menyingsingkan lengan baju mereka.     

"Aku yang lebih dulu menyukai kamar ini!"     

"Omong kosong! Jelas aku yang lebih dulu melihatnya!"     

"Hehe. Apakah di sana tertulis nama kalian berdua?"     

"..."     

Xiang Yi ingin menangis sambil tertawa melihat ini. Dia berusaha menjadi penengah, dan akhirnya baru berhasil menengahi ketiga guru itu. Namun, begitu dia menoleh, dia justru mendapati kakeknya sendiri sedang marah.     

Xiang Yi segera pergi membujuk. Dia memanggil kakek dengan manis beberapa kali, rona wajah kakek Xiang baru sedikit lebih baik.     

Kakek Xiang memegang kruk di tangannya dan berkata dengan serius, "Keterampilan medis mereka juga seperti itu. Jika ada yang kamu tidak tahu, cukup tanyakan kepada Kakek."     

Melihat seluruh komunitas pengobatan Tiongkok, sangat sedikit orang yang berani berbicara seperti ini.     

Xiang Yi memuji dengan lembut, "Aku tahu, Kakek yang paling hebat di seluruh dunia!"     

Kakek Xiang berusaha menahan wajahnya, tapi dibujuk seperti ini membuatnya tidak bisa menahan senyuman dan berkata dengan bangga, "Biasa saja, biasa saja. Aku juga tidak begitu hebat, Hanya sedikit pengetahuan yang aku ketahui."     

Kolom komentar ruang siaran langsung langsung banjir:     

[Kakek Xiang berpura-pura… Aku langsung menyebutnya ahli dalam hal itu!]     

[Apa maksudnya hanya sedikit pengetahuan yang dimiliki? Mahasiswa kedokteran saja sampai berlutut pada Anda]     

[Kelompok kecil lebih baik, melihat sisi yang tidak diketahui dari orang besar]     

[Bukan kelompok kecil baru lebih baik. Jika bukan karena Adik Yi, mana mungkin seorang sutradara acara ragam biasa bisa mengundang tamu seperti itu…]     

...     

Setelah membujuk kakek Xiang, Xiang Yi memikirkan resep makanan untuk malam hari. Dia tiba-tiba melihat Lao Fang dan yang lainnya keluar satu demi satu. Ekspresi semua orang menjadi sangat serius.     

"Muridku, Guru ada urusan mendesak, jadi harus pergi keluar. Resep ini diserahkan padamu. Pelajarilah perlahan."     

"Muridku tercinta, kamu bisa melihat-lihat resep obat ini jika ada waktu luang."     

Lao Fang dan Lao Yun memasukkan beberapa buku ke tangan Xiang Yi. Gadis kecil itu tampak bingung dan agak gelisah.     

"Muridku yang patuh..." Lao Jing memiliki temperamen yang paling eksentrik dan perkataannya sangat beracun. Tapi, di depan Xiang Yi, dia pria tua yang baik dan lucu. "Sebagai guru, tidak ada yang bisa aku berikan kepadamu, tapi simpanlah buku catatan ini dengan baik."     

Ada beberapa buku lagi yang dijejalkan di tangan gadis kecil itu. Setelah selesai berbicara, ketiga orang itu tidak lagi berbicara omong kosong dan langsung pergi.     

Semakin tua usia seseorang, mereka tidak akan memiliki punggung yang lurus. Tetapi, ketiga orang ini memiliki punggung yang lebih lurus dari pohon pinus. Hanya saja, ada suasana sepi tanpa alasan. Sepertinya orang yang baru saja berebut kamar bukan hanya mereka.     

Ada diskusi di ruang siaran langsung.     

[Mengapa aku merasa… ketiga ahli tersebut terlihat seperti anak yatim?]     

[Kalian berpikir terlalu banyak, sadarlah, aku merasa Xiang Yi tidak seperti itu~]     

[Apakah masih ada orang yang ingin menghancurkan Adik Yi? Aku sarankan kalian harus pergi ke psikiater untuk melihat. Jika kalian tidak menginginkan otak kalian, bisa disumbangkan kepada orang lain yang membutuhkan]     

...     

Kakek Xiang mengerutkan kening dan samar-sama menebak sesuatu. Dia membelai kepada cucu kecilnya dengan lembut.     

"Tutu, belajarlah jika kamu mau. Jika kamu tidak mau, maka jangan lakukan. Jangan membuat dirimu lelah sendiri. Makan dengan teratur, tidur dengan baik. Semuanya berjalan baik-baik saja… Itu cukup."     

"Kakek akan kaluar." Kakek menghela napas. "Tidak perlu menunggu Kakek pulang."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.