Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Sebenarnya Ada Rahasia Apa



Sebenarnya Ada Rahasia Apa

0Ling Nan membuat anak Cao Ting menangis karena kaget.     
2

"Apa yang kamu lakukan? Apa ada polisi macam kamu ini? Bisa-bisanya menakuti anak kecil!" Cao Ting langsung marah-marah sambil menunjuk hidung Ling Nan.     

Ling Nan benar-benar kesal, "Bagus, bagus sekali. Anakmu sudah diselamatkan, kamu pun memalingkan wajahmu dan balik melawan, ya?"      

Cao Ting tidak mengatakan apa pun, menunjukkan dengan jelas bahwa demikianlah sikapnya.     

Ling Nan tertawa sinis, "Cao Ting, aku tanya satu hal padamu, dari mana kamu tahu bahwa anak-anak yang diculik itu akan dijadikan pilar hidup?!"     

Cao Ting tetap tidak mengatakan apa-apa.     

Ling Nan hampir meledak marah. Dia mondar-mandir beberapa kali di dalam ruang interogasi, lalu datang sekali lagi. Dia meletakkan kedua tangan di atas meja interogasi dan menatap Cao Ting dengan raut wajah dingin, "Sejak awal kau sudah tahu bahwa anak yang dijual akan dipakai sebagai pilar hidup, bahkan kau tahu kalau anakmu akan dipakai untuk pilar hidup ketiga dan tidak akan langsung mati. Tapi kau tidak mengatakan apa-apa!"     

Ling Nan menggebrak meja, "Kau tidak mengatakan apa-apa, kau berharap dapat menemukan anakmu sendiri, tapi kau tidak bisa menemukannya! Melihat bahwa waktu untuk membuat pilar hidup ketiga sudah akan tiba, kau pun tidak bisa apa-apa lagi. Kalau kau tidak juga bicara, maka anakmu akan dijadikan pilar hidup! Jadi, makanya kau datang untuk lapor polisi!"     

Raut wajah Cao Ting tidak karuan, tetapi dia tetap tidak mengatakan sepatah kata pun.     

Ling Nan mencibir, "Cao Ting, seandainya kau mengatakannya lebih awal, kami bisa lebih cepat menemukan anak-anak itu, bahkan tidak akan ada seorang anak pun yang mati! Tapi kau mengulur-ulur waktu, kau jelas mengetahui bahwa mengulur waktu akan merenggut nyawa anak-anak lain, tetapi kau tidak peduli!"     

"Cao Ting, kalau orang tua dari anak-anak yang mati di dalam pilar hidup pertama dan kedua itu tahu bahwa kau mengetahui kebenaran dari hal ini tapi sengaja menyembunyikannya… coba kau tebak, apa yang akan mereka lakukan padamu? Apa yang akan mereka lakukan pada anakmu?!"     

Raut wajah Cao Ting akhirnya berubah.     

Dia tiba-tiba mendongak dan menatap Ling Nan, "Kapten Ling, kamu tidak bisa berbuat begitu!"     

"Mengapa aku tidak bisa berbuat begitu?" Ling Nan mencibir, "Aku harus memberi penjelasan kepada para orang tua, tentu saja aku harus memberi penjelasan kepada semuanya!"     

"Tidak!"     

Cao Ting berteriak, "Tidak, tidak bisa! Mereka… Mereka akan membunuhku dan bayi kesayanganku!"     

"Kesayanganmu?" Ling Nan benar-benar akan mengamuk, "Bayimu adalah kesayanganmu, lalu apakah bayi mereka bukan kesayangan mereka?"     

Cao Ting mengatupkan bibirnya rapat-rapat dan terus menggeleng.     

"Apa kamu pernah pergi ke rumah Jiang Yong?" Yun Hua yang sejak tadi diam tiba-tiba berbicara.     

Cao Ying mendadak mengangkat kepalanya dan memandang Yun Hua, lalu menggeleng sekali lagi, "Tidak pernah."     

Yun Hua menatap Cao Ting, sorot matanya sangat tenang, "Benar-benar tidak pernah?"     

Cao Ting menggeleng dengan tegas, "Tidak pernah."     

Yun Hua tertawa, "Cao Ting, kapan kamu mengenal Jiang Yong?"     

"Beberapa tahun yang lalu." Cao Ting berkata dengan suara lirih.     

Yun Hua menatapnya, "Kamu seharusnya tahu, Kak Hun telah mengeluarkan perintah untuk memburu Jiang Yong, kamu, serta anakmu. Lalu mengapa Jiang Yong kabur, tetapi anakmu malah diculik?"     

Mata Cao Ting mulai berkedip, dia berkata dengan terbata-bata, "Hilang."     

"Hilang?" Yun Hua mencibir, "Apa kamu sendiri percaya dengan kata-kata ini?"     

Cao Ting mengatupkan bibirnya, tidak mengatakan apa-apa.     

Yun Hua memandang Ling Nan, "Kapten Ling, kalau kamu adalah Jiang Yong, kamu dan istrimu melarikan diri dari orang yang mengejar dan mau membunuhmu, apa kamu akan kabur dengan membawa anakmu?"     

Ling Nan mengernyit, "Tergantung situasi."     

Yun Hua mengaitkan bibirnya, "Kalau kampung halamanmu berada di sebuah tempat yang sangat terpencil, sangat aman, dan tidak ada orang yang tahu kampung halamanmu, kalau polisi dan orang yang memburumu tidak tahu di mana kampung halamanmu, kamu…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.