Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Desa Itu



Desa Itu

1"Aku akan menaruh anakku di kampung halamanku." Ling Nan melanjutkan perkataan Yun Hua, "Anakku terlalu kecil, tentu saja tidak nyaman membawanya melarikan diri. Apa lagi mau pergi ke tempat yang buruk seperti Asia Tenggara. Membawa anak benar-benar sangat tidak mudah. Kalau ada satu tempat aman yang tidak diketahui orang, tentu saja aku akan menaruh anakku di sana!"     2

"Lalu mengapa kamu tidak tinggal di sana?" Tanya Yun Hua.     

Ling Nan mengangkat bahu, "Sangat sederhana, karena target buruannya adalah aku. Asal aku lari, maka fokus si pemburu akan teralihkan kepadaku. Dengan begitu semakin tidak ada orang yang akan menemukan anakku."     

Keringat dingin sudah mengalir turun di dahi Cao Ting.     

Ling Nan jelas juga memahami jalan pikiran Yun Hua.     

Dia menatap Cao Ting, "Setelah Kak Kun memberikan perintah untuk memburu Jiang Yong dan kamu, di mana kalian menaruh anak kalian? Kampung halamanmu, atau kampung halaman Jiang Yong?"     

Sorot mata Yun Hua masih tetap datar, "Cao Ting, kampung halamanmu ada di Kabupaten Nanchi, Provinsi H. Ketika berumur sepuluh tahun kamu dijual menjadi menantu orang cacat di desa sebelah, kemudian karena tidak bisa menanggung hinaan kamu pun melarikan diri dan pergi bekerja… bertahun-tahun tidak pernah pulang. Kamu bahkan mengubah namamu, tapi, tidak sulit untuk memeriksa kampung halamanmu."     

Cao Ting tetap diam.     

Yun Hua bertanya lagi, "Lalu bagaimana dengan kampung halaman Jiang Yong?"     

Begitu menyebut kampung halaman Jiang Yong, raut wajah Cao Ting berubah lagi.     

"Di mana sebenarnya kampung halaman Jiang Yong?" Tanya Yun Hua.     

Cao Ting tiba-tiba berdiri sambil menggendong anaknya, "Tidak ada yang perlu aku katakan, aku mau keluar!"     

Ling Nan tertawa sinis, "Keluar? Cao Ting, sekarang kamu adalah tersangka kejahatan, kamu bilang kamu mau keluar? Jawab dulu dengan jelas pertanyaannya!"     

"Aku, aku melakukan kejahatan apa? Mengapa aku jadi tersangka kejahatan? Kalian polisi jangan menindas orang!"     

Cao Ting murka!     

Ling Nan berkata dengan datar, "Kami mencurigai bahwa kamu memiliki hubungan dekat dengan pedagang manusia yang menculik anak-anak. Kalau tidak, bagaimana kamu bisa tahu untuk apa anak-anak yang dijual itu digunakan… Jadi, Cao Ting, sekarang segera beri tahu kerabatmu untuk datang dan membawa anakmu pergi. Sebagai tersangka, kamu akan ditahan. Selama masa penahanan, tidak boleh membawa anak-anak yang sudah disapih."     

Dalam sekejap, wajah Cao Ting tampak seperti orang mati.     

Bibirnya bergetar, dan dia terus menggelengkan kepala, "Tidak, kamu tidak bisa melakukan ini… tidak bisa…"     

Tetapi Ling Nan mengangguk dengan serius, "Mohon maaf, aku bisa, ini sepenuhnya sesuai dengan sistem dan aturan."     

Yun Hua menatap Cao Ying lalu berkata, "Apa kamu rela memberikan anakmu pada kakak laki-lakimu? Sekalian aku bilang saja, kakakmu itu baru saja menjual anak kelimanya. Sekarang anak laki-laki dan anak perempuan sama berharganya. Tidak seperti belasan tahun yang lalu, tidak ada yang menginginkan anak perempuan. Anak perempuan kakakmu ini dijual dua puluh ribu yuan. Kalau anak laki-laki bisa dijual lima puluh ribu yuan."     

"Tidak, tidak bisa, sama sekali tidak bisa!" Cao Ting seketika berteriak, "Tidak boleh memberitahu kakakku. Aku dan mereka… Aku dan mereka sudah putus hubungan!"     

Yun Hua menggeleng, "Dalam hukum negara kita tidak ada yang namanya memutuskan hubungan. Kerabatmu yang memiliki hubungan darah adalah kakak laki-lakimu dan ayahmu. Kalau terjadi apa-apa denganmu, mereka memenuhi syarat untuk menjadi wali anakmu."      

"Tidak!" Cao Ting berteriak keras.     

Anak dalam pelukannya sudah sangat ketakutan bahkan sampai tidak berani menangis, hanya cegukan.     

Cao Ting bergegas mengulurkan tangan dan menepuk punggung anaknya.     

Yun Hua mengulurkan segelas air, "Kalau cegukan harus minum air hangat."     

Cao Ting mengerutkan bibirnya, menerima air hangat yang diulurkan oleh Yun Hua dan meminumkannya pada anaknya.     

"Cao Ting, aku tahu kamu bukan pedagang manusia, tapi bagaimana dengan Jiang Yong?" Yun Hua tiba-tiba berbicara lagi, "Apakah kamu dulu juga sangat penasaran dengan Jiang Yong dan kampung halamannya? Tapi setiap kali kamu membahas topik ini, Jiang Yong akan marah atau menghindar untuk membicarakannya?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.