Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Trik Penipu



Trik Penipu

2"Ternyata begitu." Seorang pekerja menghela napas, "Benar-benar tewas mengenaskan, jatuh langsung ke tonggak sarang baja fondasi yang menonjol, itu sama saja seperti terkoyak-koyak. Benar-benar tragis."     
0

Tukang las tua itu mendengus dingin, "Kita harus berhati-hati bekerja di lokasi konstruksi. Selain itu juga harus bisa menilai orang. Orang seperti apa mandornya, kita harus tahu persis. Mandor membodohi bos, memakai material kualitas jelek, yang ditipu bukan hanya bos, tapi juga kita sendiri. Aku sangat menyayangi nyawaku, cucuku tahun depan akan berumur tiga tahun, setiap kali menelepon dia akan memanggilku kakek… Pokoknya aku tidak rela untuk mati."     

"Lihat apa yang kamu katakan, siapa yang rela mati? Tapi katanya gaji di sana jauh lebih tinggi daripada kita di sini. Di sana pekerjaannya mendesak. Juga memanggil orang untuk melakukan ritual perubahan fengshui. Ada banyak orang yang ingin ke sana."     

"Kalau melakukan ritual lalu kenapa? Apabila bekerja dengan cara yang sama seperti yang mereka lakukan sebelumnya, heh, pasti tetap akan terjadi kecelakaan. Kalau kamu mau ke sana pergi saja, pokoknya aku tidak mau."     

…..     

Di lokasi konstruksi, bukan hanya di sini saja yang sedang membahasnya, tapi hal ini dibicarakan di mana-mana.     

Di sana memang terlalu meriah, dan lagi katanya setelah ritual perubahan fengshui, mereka akan bergegas bekerja untuk mengejar waktu. Gaji yang diberikan sangat tinggi, tidak sedikit pekerja yang sedang mencari tahu apa bisa mereka masuk ke sana.      

Ada yang berkata bahwa kalau mau bekerja di sana, gajinya akan lebih tinggi dari sini, tapi harus memberi ongkos pengenalan kepada orang yang merekomendasikan. Namun bila dihitung secara keseluruhan, gajinya masih tinggi. Jadi orang yang ingin bekerja di sana tetap sangat banyak.     

Rombongan mobil mewah melaju memasuki area konstruksi.     

Sejak awal sudah ada ratusan penjaga keamanan yang mengelilingi di sekeliling lokasi konstruksi.     

Di bagian paling inti lokasi konstruksi, berdiri belasan orang.     

Salah satu yang paling mencolok adalah seorang biksu Thailand. Dia mengenakan pakaian khas biksu, tangannya memegang seuntai tasbih Buddha. Matanya terpejam, kedua tangan saling mengatup.     

Tidak jauh di belakang biksu itu, berdiri seorang pria berpakaian kasual. Di samping pria itu juga ada seorang sekretaris wanita, juga dua orang pengawal pribadi.     

Sekretaris wanita itu memotong cerutu dengan hati-hati, menggigitnya di antara bibirnya, menyalakannya, lalu menyerahkannya kepada si pria.     

Pria berpakaian kasual itu mestinya adalah penanggung jawab penting dari Grup Kaiyue.     

Sekitar pukul tujuh, biksu itu mulai menentukan lokasi.     

Di lokasi yang telah ditentukan, ditancapkan bendera kecil.     

Kemudian, ekskavator bergerak dan mulai menggali lubang.     

Beberapa ekskavator mulai bekerja secara bersamaan…     

40 menit kemudian, enam buah lubang dengan kedalaman sekitar delapan meter pun selesai digali.     

Ada orang yang secara khusus turun untuk mengukur kedalamannya.      

Kemudian, beberapa truk semen masuk bersamaan dan berhenti di pinggiran lubang yang dalam itu, sabuk konveyor beton diarahkan ke lubang.     

Semua sopir truk semen disuruh pergi, dan digantikan oleh pengawal berbaju hitam yang masuk untuk mengoperasikannya.     

Di saat yang sama, akhirnya seorang pengawal mendatangi dan membuka pintu satu-satunya mobil di tengah rombongan yang sejak memasuki lokasi konstruksi belum membuka pintunya sama sekali…     

Proyek di lokasi konstruksi ini sudah dihentikan cukup lama. Semua mesin lainnya pada dasarnya sudah berhenti beroperasi.     

Tidak jauh dari sana, ada sebuah mixer besar.     

Selain beton yang dipakai untuk fondasi yang dibawa datang dengan truk semen, beton yang dipakai di bagian lain lokasi konstruksi semuanya diaduk dari mixer ini.     

Dan saat ini, Yun Hua dan Bo Siqing bersembunyi di mixer.     

Ling Nan dan seorang petugas polisi lainnya bersembunyi di tumpukan semen di belakang tower crane.     

Tumpukan semen itu mestinya belum lama dibawa masuk, dan akan dipakai setelah ritual selesai dilakukan.     

Untuk mencegah hujan dan embun mengenai semen dan menyebabkan semen mengeras dan memadat, tumpukan semen itu ditutupi dengan terpal plastik. Ling Nan dan petugas polisi itu bersembunyi di tengah tumpukan semen dan tertutup oleh terpal plastik.     

Pintu mobil terbuka.     

Beberapa anak kecil yang mulutnya diplester ditenteng keluar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.