Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Semakin Kamu Tidak Bisa Melepaskannya



Semakin Kamu Tidak Bisa Melepaskannya

0Ji Yan menggeleng.      1

Bo Siqing mendengus, "Apa kamu kira orang lain tidak tahu kalau kamu melakukannya untuk dia? Kamu berpikir kalau kamu tidak berjalan mengikuti rencana keluarga, maka akan ada kemungkinan untukmu dan dia? Ji Yan, kamu benar-benar delusional!"     

"Satu-satunya hal yang kamu lakukan dengan benar adalah berkeliaran sendirian dan tidak mengganggunya! Kalau tidak, sudah lama dia akan menghilang tanpa jejak!"     

"Ingat Ji Yan, semakin kamu tidak bisa melepaskannya, semakin keluarga Ji tidak bisa mentolerirnya."     

"Begitu menyentuh batas toleransi keluarga Ji…"     

…..     

Setelah berbelanja pakaian, Shen Shiying tidak tahan untuk tidak bertanya, "Kelihatannya suasana hati tuan kalian kurang bagus?"     

Yun Hua melirik Ji Yan, lalu memandang Bo Siqing, dan bertanya "Ada apa?" dengan gerakan mulut.     

Bo Siqing menggelengkan kepala padanya, mengisyaratkan tidak ada apa-apa.     

Yun Hua mengedipkan matanya dan tidak banyak bertanya lagi.     

Di tengah perjalanan pulang, Ji Yan pun berpisah dengan mereka.     

Yun Hua mengambil kesempatan untuk bertanya pada Bo Siqing, "Apa yang sebenarnya terjadi? Kulihat Guru Ji agak aneh."     

"Tidak apa-apa. Dia hanya tiba-tiba menyadari bahwa dirinya sangat bodoh. Dulu dia pura-pura mabuk, sekarang sudah benar-benar sadar." Bo Siqing berkata dengan suara rendah, "Mungkin beberapa hari ke depan, guru kalian harus diganti lagi."     

Yun Hua tidak terlalu mengerti, tetapi dia juga tidak perlu banyak mengerti tentang urusan orang lain.     

Dalam perjalanan pulang ke rumah, Bo Siqing menerima telepon. Dia lalu menyuruh Chu Yu mengantarkan Yun Hua, Shen Shiying, dan ibu-ibu mereka pulang ke rumah, dia sendiri akan pergi melakukan urusannya.     

"Pekerjaan biasa." Bo Siqing menjelaskan kepada Yun Hua.     

"Oh." Yun Hua mengangguk-anggukkan kepala, "Kalau begitu apakah nanti malam pulang untuk makan?"     

"Iya." Bo Siqing berkata dengan yakin.     

Yun Hua langsung tersenyum, "Baiklah."     

Chu Yu menyalakan mobil, Shen Shiying sengaja menggelitik Yun Hua, sorot matanya penuh dengan candaan.     

Yun Hua dan Shen Shiying pun mulai ribut. Jiang Huanqing dan Zhou Hailan saling berpadangan sekilas, merasa senang, tapi juga sedikit sedih.     

Sesampainya di kompleks, Chu Yu pergi memarkir mobil. Ketika Yun Hua, Shen Shiying, dan kedua ibu mereka baru saja turun dari mobil, Nenek Wang dari lantai satu dengan cepat berkata, "Xiaojiang, ada orang datang ke rumah kalian. Katanya… katanya mereka adalah nenek, dan paman bibi Yun Hua… dulu sepertinya belum pernah datang, aku juga tidak mengenali mereka. Tapi agak mirip dengan ayah Yun Hua."     

Raut wajah Yun Hua dan Jiang Huanqing serempak berubah.     

Mengapa Nenek dan Paman bisa datang?     

Apalagi ibu dan ayahnya sudah bercerai, mereka sudah tidak ada hubungan lagi dengan keluarga Yun.     

"Huahua, kami akan naik bersama kalian untuk melihatnya. Ah, tunggu Chu Yu." Shen Shiying bergegas berkata.     

Yun Hua agak sedikit gelisah, dia pun mengangguk asal saja.     

Tidak lama kemudian Chu Yu datang.     

Sekelompok orang itu pun naik ke atas. Benar saja, baru keluar dari lift, langsung terlihat beberapa orang sedang berjongkok di koridor depan pintu rumah Yun Hua.     

Seorang wanita tua keriput berumur 60-an dengan garis wajah dalam yang menakutkan. Sepasang matanya tajam dan kejam, ini adalah nenek Yun Hua, Han Ying.     

Seorang pria berumur 30-an, memakai kemeja, celana panjang dan sepatu kulit, dengan gel rambut di kepalanya. Ini adalah paman Yun Hua, Yun Congbing.     

Lalu seorang wanita yang gemuk seperti bola, gaun merah melilit erat di tubuhnya dan menonjolkan lingkaran-lingkaran lemaknya. Wanita itu memakai lipstik merah dan memakai sepatu hak tinggi. Sepatu itu tipis dan runcing, seakan-akan detik berikutnya akan patah karena tidak mampu menahan berat wanita tersebut. Ini adalah bibi Yun Hua, Lin Suixiang.     

Untuk apa mereka datang?     

Melihat Jiang Huanqing dan Yun Hua keluar dari lift, Han Ying lebih dulu menangis, "Aduh Congjun-ku, hidup dan matimu tidak jelas, ibu dan putrinya yang tidak punya hati nurani itu menempati rumahmu dan hidup bebas serta nyaman…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.