Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Setiap Bagian dari Diriku, Harus Melindungi Setiap Bagian dari Dirimu!



Setiap Bagian dari Diriku, Harus Melindungi Setiap Bagian dari Dirimu!

1Bo Siqing mau tidak mau mengusap kepalanya, "Omong kosong apa yang kamu katakan?!"     3

Yun Hua tetap merasa itu sangat lucu.     

Dia meraih tangan pria itu, melewati tirai manik-manik, dan membawanya ke depan meja belajar.     

"Tanaman hias berbentuk hati ini, aku sangat menyukainya. Bagaimana kamu bisa berpikir untuk membeli ini?" Yun Hua bertanya sambil mengambil pot bunga kecil itu.     

"Dulu aku pernah melihatnya. Tapi di sini aku tidak bisa mendapatkannya. Kupikir kamu mungkin akan suka, jadi aku meminta teman untuk membawakannya dari selatan."     

Yun Hua sama sekali tidak dapat mengendalikan lengkungan di sudut bibirnya.     

"Aku memang sangat suka." Punggung tangan Yun Hua ke belakang dan menyeret tangan Bo Siqing, membawanya melihat-lihat sekeliling ruangan. Akhirnya dia menariknya duduk di sofa, lalu menunjuk langit-langit yang dicat menjadi warna biru langit dan awan putih, "Aku juga suka ini."     

"Baguslah kalau suka. Ini pertama kali aku mengecat, jadi tidak terlalu sempurna." Bo Siqing berkata.     

Yun Hua langsung menegakkan duduknya dan menatap Bo Siqing dengan kaget, "Kamu yang mengecatnya?"     

"Ya." Bo Siqing berkata dengan suara rendah, "Dulu waktu aku menganggur di tim, aku bosan dan bermain-main dengan santai. Ini juga sederhana."      

Yun Hua menatapnya tanpa berkata-kata. Ada senyuman yang tertahan di wajahnya, emosi di wajahnya bergejolak bagaikan gelombang lautan.     

Bo Siqing juga menatapnya. Setelah beberapa saat, dengan tidak berdaya dia mengulurkan tangan dan menyundul kening Yun Hua, "Kamu bodoh, ya? Hal sekecil ini saja sudah membuatmu tersentuh? Tuntutanmu rendah sekali!"     

Yun Hua memegangi keningnya sambil melotot, "Kamu ingin seberapa tinggi tuntutanku?"     

"Tidak, tuntutan seharusnya lebih tinggi. Kalau tidak, kamu akan begitu mudah tersentuh, aku pun tidak bisa pergi dengan tenang." Bo Siqing berkata dengan penuh arti.     

Yun Hua kesal sekaligus geli, "Lalu bagaimana denganku? Aku seharusnya khawatir atau tidak terhadapmu?"     

"Tentu saja khawatir." Bo Siqing mengaitkan bibirnya dan tersenyum tipis, "Kalau tidak khawatir, kamu tidak akan memikirkan aku. Harus khawatir, baru bisa memikirkanku siang malam dan setiap saat..."     

Wajah Yun Hua seketika mulai memanas!     

Orang ini!     

Benar-benar menyebalkan!     

Dia menggertakkan giginya, "Kamu bilang ini pertama kalinya bagimu, tapi kamu jelas-jelas... sopir tua!"     

(Artinya veteran)     

"Sopir tua?" Bo Siqing mengangkat alisnya, "Apa maksudnya?"     

Yun Hua berdehem ringan, itu adalah kosakata internet yang baru akan muncul beberapa tahun lagi, saat ini dia memang tidak mungkin tahu.     

"Maksudnya, ahli dalam percintaan!" Yun Hua mendengus.     

Bo Siqing berpikir sejenak lalu mengangguk, "Penggambaran citra ini memang cukup jelas. Tetapi Huahua, kamu perlu tahu bahwa bakat dan kemampuan belajar manusia dibagi menjadi tinggi dan rendah. Orang lain mungkin memerlukan waktu beberapa hari bahkan mungkin berminggu-minggu untuk belajar menyetir. Tapi bagiku, satu jam saja sudah cukup. Jadi... aku bukan 'sopir tua' seperti yang kamu katakan, aku hanya... cepat belajar."     

Dia terdiam sejenak, lalu menambahkan lagi, "Terutama untuk hal yang kuminati, maka aku akan semakin cepat mempelajarinya."     

"..." Yun Hua benar-benar tidak bisa menang berbicara melawannya!     

Bo Siqing menatapnya, lalu tersenyum sejenak sebelum berkata lagi, "Sebenarnya, bukan cuma belajar saja. Hal-hal ini seharusnya bawaan dari lahir, hanya saja memerlukan sebuah kunci... aku sudah menemukan kunciku, bakat dan keahlianku seketika aktif, apa ada yang salah dengan itu?"     

"..." Yun Hua benar-benar tidak dapat membalasnya, "Benar, benar, benar, apa pun yang kamu katakan semua benar!"     

Bo Siqing memegang tangannya dan meletakkannya di dadanya. Matanya terfokus ke wajahnya, "Aku tidak pernah mengira bahwa ada hari di mana aku tidak ingin pergi bekerja karena satu orang. Tapi, kalau aku tidak pergi, kalau semua orang tidak pergi... maka pekerjaan itu tidak mungkin ada kemajuan dan akan terhenti."     

"Aku tetap harus pergi."     

"Perlindungan yang dulu adalah untuk semangat dan ambisi."     

"Perlindungan ke depan, ditambah kamu!"      

"Kamu, jauh lebih penting dari semangat dan ambisi!"     

"Bisa tidak untuk semangat dan ambisi."     

Tetapi tidak bisa tidak untukmu."     

"Setiap bagian dari diriku, harus melindungi setiap bagian dari dirimu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.