Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Yang Kusukai Hanyalah Dirimu~



Yang Kusukai Hanyalah Dirimu~

0Di pesawat menuju ke Kota Jiang.      3

Karena alasan penerbangan, maka pada pesawat ini hanya ada kelas ekonomi dan kelas bisnis.     

Bo Siqing menyuruh orang memesan kelas bisnis, tempat duduknya dan Yun Hua bersebelahan.     

Saat pesawat lepas landas dan mendarat, penggunaan alat elektronik tidak diizinkan, tetapi setelah pesawat terbang dengan lancar, maka boleh memakai laptop, hanya saja penerbangan domestik dalam sepuluh tahun terakhir ini masih belum dapat terkoneksi dengan internet.     

Yun Hua hanya menulis naskah, jadi dia tidak memerlukan koneksi internet.     

Hanya saja dengan Bo Siqing yang duduk di sampingnya, itu membuat konsentrasinya sangat mudah terpecah.     

Dia selalu tidak tahan untuk menatapnya, tapi juga tidak ingin tertangkap basah olehnya.     

Yun Hua berkata pada dirinya sendiri agar fokus, tetapi kalaupun dia dapat menahan diri untuk tidak menoleh dan menatap Bo Siqing, dia tetap tidak dapat mengendalikan sudut matanya...     

Di saat Yun Hua melamun, sebuah tangan yang ramping tiba-tiba muncul di depan matanya, setelahnya, laptop pun ditutup.      

Yun Hua menoleh, dengan linglung melihat tangan seseorang yang tiba-tiba muncul itu.     

"Melihat komputer di lingkungan semacam ini tidak baik untuk mata." Bo Siqing bersandar di punggung kursi yang lebar, wajahnya berpaling menatap Yun Hua, "Selain itu... fokusmu ada pada komputer, aku tidak suka."     

"..."     

Hati Yun Hua mendadak mulai memanas.     

"Bersandar dan beristirahatlah sejenak." Bo Siqing mengeluarkan sepasang bantal leher entah dari mana, yang satu adalah panda hitam putih, satunya lagi adalah panda pink putih. Dia akan memasang bantal panda pink putih itu ke leher Yun Hua.     

Tapi Yun Hua langsung menarik bantal hitam putih itu dari tangannya, "Aku mau ini, yang pink putih untukmu, kamu suka?"     

Yun Hua juga tidak memerlukan bantuannya dan langsung memasang sendiri bantal leher itu, kemudian tersenyum manis kepadanya.     

Bo Siqing menatap bantal panda pink putih di tangannya itu dengan tidak berdaya, "Asal kamu suka, aku tidak masalah. Toh yang kusukai... hanya kamu."     

Seketika napas Yun Hua pun kacau.     

Bo Siqing memasang bantal panda pink putih itu ke lehernya...     

Bo Siqing yang memang memiliki temperamen dingin itu langsung terlihat jauh lebih hangat dengan adanya bantal panda pink yang manis itu.     

Yun Hua tidak dapat menyembunyikan senyumnya. Dalam hati dia sungguh merasa iri sekaligus manis.     

Memang bagi orang berwajah tampan, apa pun pasti akan terlihat cocok!     

Keduanya duduk bersandar di punggung kursi, Bo Siqing memiringkan badannya ke kanan, Yun Hua memiringkan tubuhnya ke kiri, empat mata saling bertatapan.     

Bo Siqing menarik tangan Yun Hua dan meletakkannya di pangkuannya.     

Keduanya tidak ada yang berbicara dan hanya saling memandang seperti itu dalam diam. Rasa manis yang tidak ada putusnya terus terkumpul dalam tatapan mata yang begitu tenang, terasa manis sampai ke lubuk hati.     

Bo Siqing memegang tangan Yun Hua dan mencubit lembut ujung jarinya. Jari-jarinya terus membelai kulit punggung tangannya, setiap sentuhan membawa aliran listrik yang menyengat, menembus setiap saraf yang ditransmisikan ke anggota tubuhnya...     

Bo Siqing menatap Yun Hua dengan fokus tanpa berkedip. Dengan lembut dia mengangkat tangan Yun Hua dan membawanya ke bibirnya lalu satu demi satu ciuman yang lembut dan lembab mendarat di ujung jarinya.     

Tidak memerlukan kata-kata yang berlebihan, Yun Hua dapat merasakan kasih sayangnya.     

Dia benar-benar sangat menyukainya.     

.....     

Yun Hua tidak tahu kapan dia tertidur. Ketika terbangun, pesawat sudah bergerak lambat di landasan, sedikit terguncang, suara dengungannya juga tiba-tiba menjadi nyaring.     

Dia bergerak-gerak, tubuhnya agak kaku.     

"Pelan-pelan." Bo Siqing mengulurkan tangan dan membantunya duduk tegak, dengan hati-hati melepaskan bantal lehernya. Tangannya yang panjang dan ramping dengan lembut meremas bahu dan lehernya.     

"Sudah lebih baik?"     

"Iya." Yun Hua masih merasa agak tidak nyaman, "Apakah bahumu tidak kaku?"     

Sorot mata Bo Siqing lembut, "Dalam posisi sniper, aku seringkali tidak bergerak selama beberapa jam, sudah biasa."     

Yun Hua menatapnya dan tiba-tiba menanyakan sesuatu, "Apa kamu akan segera menjalankan misi lagi? Bukankah katanya mau beristirahat setengah tahun?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.