Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Keberatan Kalau Aku Meminjam Sofa di Kamarmu?



Keberatan Kalau Aku Meminjam Sofa di Kamarmu?

2Saat menonton rekaman video, Yun Hua memaksakan dirinya untuk bertahan.     
3

Dia kira tidak akan ada masalah.     

Tapi sekarang, begitu memejamkan mata, yang muncul dalam benaknya adalah adegan-adegan sadis yang ada dalam video itu, serta raungan kesakitan dan putus asa Xia Qinyan...     

Dia sungguh tidak mengerti, mengapa bisa ada orang yang menganggap hal ini adalah kesenangan?     

Penderitaan orang lain adalah stimulan bagi mereka, bahkan terlihat lebih menggairahkan dari narkoba.     

Setelah begadang semalaman, Yun Hua sangat lelah dan mengantuk, tapi dia tidak bisa tidur dan hanya berguling-guling dengan terus terjaga.     

Saat ini, ponselnya bergetar.     

Yun Hua mengambil dan melihatnya, itu pesan dari Bo Siqing: "Buka pintu."     

Yun Hua terkejut, lalu cepat-cepat bangkit dan membukakan pintu untuknya.     

Bo Siqing berdiri di depan pintu sambil memegang dua gelas berisi susu hangat di tangannya, "Kalau kamu tidak keberatan, aku akan berbaring sebentar di sofa kamarmu. Kamarku... kurang bersih."     

"Ha? Bagaimana bisa? Mungkin karena sekarang di sini jarang ditinggali orang, lagi pula di sekitar sini ada hotel. Siapa juga yang akan tinggal di guest house mereka... hm, tidak masalah... Bagaimana kalau aku yang tidur di sofa? Badanku kecil, cukup untuk di sofa."     

Yun Hua berbicara dengan agak bingung.     

"Minumlah, lalu tidur." Bo Siqing sama sekali tidak memberinya kesempatan untuk bicara lebih banyak. Dia memberikan gelas itu kepadanya, lalu dia sendiri duduk di sofa sambil minum dari gelas satunya.     

Yun Hua menjawab "hm" singkat, lalu meminum susu itu dengan patuh.     

Susu hangat yang diminum itu terasa sangat nyaman dalam perutnya.     

Setelah meminum susunya dan habis sekaligus, dia menjilat-jilat sudut mulutnya seperti biasa, Yun Hua mengangkat kepala dan melihat bahwa Bo Siqing sedang menatapnya.     

"Kalau begitu... aku tidur dulu."     

"Ya." Suara Bo Siqing terdengar sedikit serak.     

Melihat Yun Hua kembali ke tempat tidur untuk berbaring, dia sendiri pun mulai berbaring di sofa, tubuhnya agak menegang.     

...     

Entah apakah karena keberadaan Bo Siqing di sini, atau karena susu itu benar-benar mempunyai efek menenangkan, tidak lama kemudian Yun Hua pun tertidur.     

Saat dia bangun, Bo Siqing sudah tidak ada di sofa. Dia bergegas mengangkat selimut dan bangkit, ketika dia berlari sampai ke balkon, dia melihat Bo Siqing sedang berdiri di sana sambil menelepon.     

Yun Hua bernapas lega. Dia pergi untuk membasuh wajahnya dan memakai mantel.     

Bo Siqing berjalan masuk dari balkon lalu berkata dengan suara rendah, "Xia Qinyan tumbuh di panti asuhan, setelah dewasa dia juga sering kembali untuk menengok anak-anak di sana, menyumbangkan uang dan barang, dia juga sering membantu di panti asuhan. Satu-satunya yang bisa dianggap sebagai keluarganya mungkin adalah Kepala Panti Li."     

"Sudah diidentifikasi? Benar-benar dia?"     

"Ya." Bo Siqing mengangguk.     

Sebenarnya identifikasi mayat ini hanyalah prosedur saja, Gu Huaiyi sudah mengenali bahwa mayat itu adalah Xia Qinyan, selanjutnya masih ada pemeriksaan DNA, dan itu tidak mungkin salah.     

"Ayo kita pergi makan." Kata Bo Siqing,     

"Oke."     

Sekarang sudah pukul setengah sepuluh, mereka berdua sudah beristirahat selama dua jam lebih.     

Mereka makan bubur hangat dan bakpao di kios sarapan yang berada di luar guest house. Mau tidak mau Yun Hua menghela napas. Pria yang memiliki status dan derajat yang tinggi seperti Bo Siqing ini, jika mengikuti jalur yang normal, mungkin dia tidak akan pernah muncul di kios sarapan seperti ini.     

Tetapi sekarang, pria ini benar-benar duduk di depannya, ini bukan mimpi!     

Yun Hua mau tidak mau melengkungkan sudut bibirnya.     

Kelahirannya kembali ini sungguh hal yang sangat bagus!     

Dia bisa bertemu dengannya, dan itu sungguh menyenangkan!     

...     

Setelah selesai makan, mereka kembali ke kantor investigasi kepolisian. Baru saja tiba di depan pintu kantor Gu Huaiyi, terdengar suara tangisan sedih.     

Seorang wanita yang tampaknya berumur lima puluhan sedang menangis tersedu-sedu, mestinya dia adalah Kepala Panti Li.     

Di sampingnya berdiri seorang anak muda berumur sekitar 17-18 tahun, berambut pendek, berkacamata, dengan fitur wajah halus, yang sedang menepuk-nepuk lembut punggungnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.