Kembali Hidup Untuk Balas Dendam

Teman Baru



Teman Baru

Yun Hua tertegun, "Bagaimana kamu bisa tahu kalau aku menambah latihan?"     

Le Tian terkekeh, "Siapa di tim yang tidak tahu? Semua tahu bahwa ada seorang maniak latihan di tim putri, setiap malam menambah latihan, sikapnya terhadap latihan juga sangat serius dan proaktif, tidak pernah bermalas-malasan. Ehm, pelatih kami bahkan menguliahi kami."     

Gao Yang juga tersenyum, "Benar, kamu terlalu bekerja keras. Kamu masih kecil, intensitas latihan harus diperhatikan, jangan berlebihan."     

Yun Hua menghela napas, "Aku ada masalah dan tidak berlatih selama sebulan, tidak bisa mempertahankan kondisiku... jadi hanya bisa menambah latihan. Burung bodoh terbang lebih awal, 'kan?"     

"Kamu tidak bodoh!" Le Tian bergegas berkata, "Kamu berenang dengan sangat baik."     

Yun Hua agak kaget, "Kamu pernah melihatnya?"     

Le Tian terbatuk ringan, lalu menggaruk-garuk kepalanya, "Waktu istirahat, aku melewati tempat latihan kalian dan melihat sekilas..."     

Yun Hua tidak bisa menahan senyumannya, ini sangat wajar.     

Tetapi senyumnya agak getir, "Nilaiku tidak bagus, kondisiku bahkan lebih buruk..."     

"Apa kata Pelatih Fan? Kudengar kamu adalah anggota Pelatih Fan?" Tanya Gao Yang.     

"Ya." Yun Hua mengangguk, "Tapi Pelatih Fan sudah kecewa padaku."     

Yun Hua mengulangi apa yang dikatakan Fan Mengying.     

Le Tian dan Gao Yang saling berpandangan, tidak ada yang tahu harus bagaimana menghibur Yun Hua.     

Zuo Ning yang sejak tadi diam tiba-tiba berbicara, "Kalau Pelatih Fan benar-benar kecewa, dia tidak akan mengatakan apa-apa lagi."     

Yun Hua tertegun sejenak, lalu tiba-tiba mengangkat kepalanya dan memandang Zuo Ning.     

Zuo Ning menatapnya, "Kamu terlalu cemas. Aku dapat melihat kalau kamu terlalu mengharapkan kesuksesan, kamu terlalu mementingkan nilai. Ini tidak salah, tapi kamu terlalu menekan dirimu sendiri. Kamu masih kecil, ada banyak kesempatan untuk mengikuti kompetisi. Anggap saja seperti latihan."     

Yun Hua mengerutkan bibirnya, lalu menggeleng pelan, "Tidak, aku ingin berpartisipasi dalam Olimpiade 2008."     

"..."     

Begitu kata-kata itu diucapkan, Gao Yang, Le Tian dan Zuo Ning menatap Yun Hua dengan tatapan terkejut.     

Gao Yang berdehem ringan, "Apa target ini tidak sedikit terlalu tinggi? Kamu baru 15 tahun, tidak perlu terburu-buru..."     

Yun Hua menggeleng, tapi tidak menjelaskan apa pun.     

"Terima kasih kepada kalian, sudah larut, aku kembali ke hotel duluan." Yun Hua berkata sambil tersenyum.     

"Jangan, kamu masih belum makan, 'kan? Kebetulan kita bisa makan bersama-sama. Nanti kami akan mengantarmu pulang. Seorang gadis sendirian tidak aman, bagaimana kalau bertemu penjahat lagi?" Le Tian bergegas berkata.     

Gao Yang juga cepat-cepat mengangguk, "Benar, benar, ayo, makan sama-sama..."     

Mereka sangat tulus. Kalau Yun Hua bersikeras menolak, maka itu tidak sopan. Maka dia pun setuju, kebetulan dia juga lapar.     

"Kita atlet takut memakan makanan yang salah, jangan katakan sakit perut, kalau sampai tes urin positif, itu akan terlalu memalukan." Gao Yang berkata, "Tempat ini dijalankan oleh pamanku, aku pun tenang makan di sini. Nanti kalau kamu tidak ingin makan makanan di tim, datang ke sini saja. Cukup sebutkan namaku."     

Yun Hua tertawa, "Terima kasih."     

"Jangan sungkan, kamu seumuran adik perempuan kami, memang sudah seharusnya kami menjagamu..."     

Setelah makan, mereka bertiga berdiskusi siapa yang akan mengantar Yun Hua pulang.     

"Hotelku di sebelah Pusat Renang, sangat dekat. Aku bisa pulang sendiri naik taksi..." Yun Hua segera berkata.     

"Eh, Zuo Ning juga di hotel itu. Kebetulan kalian berdua bisa pulang sama-sama." Le Tian cepat-cepat berkata.     

Yun Hua memandang Zuo Ning.     

Zuo Ning mengangguk-anggukkan kepala, "Ayo sama-sama."     

Yun Hua pun tidak menolak. Setelah berpamitan dengan Gao Yang dan Le Tian, dia pun naik taksi bersama Zuo Ning untuk kembali ke hotel.     

Sesampainya di hotel, keduanya naik lift bersama-sama. Yun Hua tidak berdiri stabil, Zuo Ning bereaksi cepat dan memeganginya, bahkan membantunya menekan tombol lantai.     

Pintu lift perlahan menutup. Keduanya tidak melihat bahwa ada seseorang yang sedang bersembunyi di balik pot tanaman tinggi di lobi, menekan penutupnya...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.