The Eyes are Opened

Tamu Nggak Di Undang



Tamu Nggak Di Undang

0Nggak kebayang jika hari ini aku mengalami kejadi seperti itu di sekolah. Apalagi terjadi hampir saharian. Aku juga nggak menyangka jika yang mengganguku itu makhluk halus. Aku kira beneran Raka teman ku yang duduk di belakang, karena biasanya dia tak pernah keluar kelas. Di tambah aku masih dalam kondisi haid. Kondisi yang tak mengenakkan buatku, karena kondisi ini banyak sekali makhluk halus yang semakin tertarik padaku dan terkadang banyak yang ingin berkenalan denganku. Itu membuatku merasa sangat lelah dan hampir sebagian energiku terkuras untuk mengurusi 'mereka'. Jika aku tak memperhatikan 'mereka', bisa-bisa 'mereka' mengikuti sepanjang hari ataupun menggangguku. Yahhh.. memang sih ini bukanlah kejadian yang pertama kalinya aku alami. Sudah sering kali aku alami jika aku sedang haid dan kondisiku sedang kurang prima. Tapi kenapaaaa?? Kenapa mereka lihat aku seperti makanan yang sangat lezat di mata mereka?? Huhhh..     
0

Masih di hari yang sama, ya... di hari Jumat, aku saat ini sudah pulang sekolah dan sekarang sedang perjalanan kerumah. Seperti biasanya aku di jemput dengan pak Daud, aku sampai saat ini masih belum di perbolehkan sama papa untuk membawa kendaraan sendiri jika ke sekolah. Kekawatiran papaku sangat besar apalagi terhadapku, sehingga mau nggak mau aku selalu di antar dan di jemput oleh pak Daud selama aku ke sekolah. Kecuali jika aku keluar bermain dan pergi les, mama yang selalu mengantarkanku kemanapun aku pergi. Rasanya kurang adil buatku yang menjadi anak terakhir di keluarga. Selalu di perlakukan layaknya anak kecil dan nggak pernah di beri kesempatan buat mengambil keputusanku sendiri meskipun usiaku kini hampir menginjak 17 tahun. Tapi ya sudah lah toh aku menikmatinya hingga saat ini.     

Sesampainya di rumah aku langsung masuk ke rumah dan menyapa mama yang sedang masak di dapur.     

"Maaa.. Andra pulang!" Teriakku saat memasuki rumah dan langsung menaiki tangga menuju ke kamar. Dengan cepat aku mengganti baju seragamku dengan baju rumah lalu langsung turun menuju dapur.     

"Mama masak apa?" Tanyaku sambil memeluk mama dari belakang saat sedang memasak.     

"Ini mama masak sup ayam kesukaanmu. Sama ada ayam goreng juga di meja makan." Ucap mama sambil tersenyum melihatku yang sudah lebih aktif dari pada tadi pagi.     

"Mama bikin perkedel kentang juga nggak?"     

"Ohhh.. ya pasti mama sudah bikin. Tuh di atas meja semua lauknya sudah jadi. Ini tinggal supnya aja, sebentar lagi juga sudah matang. Sudah sana gih siapin piring sama nasinya, kita makan siang bareng." Ucap mama.     

"Oke ma." Ucapku dengan senang hati sambil menyiapkan piring dan nasi di meja makan yang telah tertata penuh dengan lauk untuk makan siang hari itu.     

Siang itu aku tak merasakan ada hal yang aneh di dalam rumah, aku juga beraktifitas seperti biasa sampai sore harinya. Ketika jam empat sore pun aku di tinggal mama sendirian di dalam rumah juga tak mendapati apapun. Aku bermain dengan anjing peliharaanku yang baru saja mama bawa beberapa minggu lalu karena mama merasa sangat kesepian di rumah ketika semua orang pergi.     

Aku bersama anjingku saat itu hanya bermain di dalam kamarku, aku membaca buku komik dan novel koleksiku sedangkan anjingku hanya berbaring di bawah kakiku di atas tempat tidur. Kami menghabiskan waktu bersama hingga tak terasa hari mulai berubah menjadi gelap, langit yang tadinya berwarna biru degan pancaran cahaya emas di sela-selanya kini perlahan berubah menjadi warna ungu hingga menjadi gelap. Lampu-lampu di dalam rumahku dan tetanggaku seketika memancarkan sinarnya, begitu juga dengan lampu jalanan komplek yang menerangi jalan yang menjadi gelap. Mengetahui hal itu aku langsung beranjak dari tempat tidurku dan langsung menuruni setiap anak tangga dengan menggendong anjingku. Yap anjingku saat itu masih berumur tiga bulan dan ia ku beri nama dengan Choco karena bulunya yang berwarna coklat.     

Terlihat papa yang baru saja pulang kerja memasuki pintu rumah dan melepas sepatunya di dekat pintu. Lalu aku langsung menghampirinya dan membawakan tasnya masuk ke dalam rumah.     

"Mama kemana Ndra?" Tanya papa.     

"Biasa.. mama pergi ke gereja kan hari gini.."     

"Terus mama masak apa buat malam?" Tanya papa sekali lagi sambil melepaskan jas dan dasinya.     

"Ini ada sayur sup. Mama masak sayur sup tadi siang. Masih ada nih ayam goreng sama perkedel kentangnya." Ucapku sambil membuka tudung saji yang ada di meja makan.     

"Ohh.. ya udah kalau gitu. Papa mandi dulu ya, terus kita makan duluan aja. Mamamu pasti lama." Ucap papa yang langsung beranjak menuju ke kamar mandi.     

"Iya. Kalau gitu Andra kasi makan dulu Choco ya.."     

"Iya."     

Setelah papa selesai mandi dan aku juga selesai memberikan makan anjingku, aku langsung menghampiri papa yang sudah duduk di meja makan siap buat makan malam. Tak lama ketika kami mau makan, mama baru saja tiba di rumah dan langsung mendatangi kami di ruang makan.     

"Waahhh.. sudah pada mau makan aja. Nggak tunggu mama makan bareng nih?" Ucapnya sambil menaruh tas di atas buffet dekat meja makan.     

"Ya kan kita nggak tahu jam berapa mama pulang. Tadi cuamn pamit sama Andra kalau mau ke gereja aja kan?" Pungkasku.     

"Ya sudah.. ayo sini makan bareng ma. Kebetulan kita juga belum makan kok."     

"Oke dehh.." Ucap mama dengan wajah yang sumringah.     

Malam itu kami makan malam bersama seperti biasanya. Tepat jam tujuh malam kami makan dan berakhir pada pukul delapan malam. Selesai makan aku membantu mama membersihkan meja makan dan mencuci piring kotor, sedangkan papa masuk ke dalam kamar untuk nonton televisi, dan mama mandi setelah selesai membereskan meja makan. Saat itu aku tak ada firasat apapun, anjingku juga dengan santainya beristirahat di dalam kandang yang telah kami sediakan di dekat ruang keluarga, yaahhh.. meskipun sering kali ikut tidur bersamaku saat malam. Tak lama setelah membersihkan piring kotor, aku langsung menuju ke kamarku bersama Choco yang selalu mengkutiku dari belakang. Hari sudah hampir semakin larut, aku membereskan beberapa buku komikku yang berserakan di dalam kamar.     

"Haaahhh.. besok sudah sabtu aja, nggak kerasa sudah weekend. Mau ngapain ya besok enaknya?" Gumamku saat di kamar sambil rebahan bersama Choco.     

Tak terasa ketika aku sedang berbaring, aku tertidur hingga tepat tengah malam.     

"Ughhh.. kok panas ya? Apa ACnya mati?" Ucapku yang terbangun di tengah malam. Aku membuka mataku dan melihat di sekelilingku sangat gelap gulita dan hampir tak ada cahaya lampu sama sekali yang menerangi kamarku. Aku bangun dari tidurku dan langsung mengambil ponsel yang aku taruh di meja nakas sebelah tempat tidurku dan langsung menyalakan lampu senter dari ponselku. Aku beranjak dari tempat tidurku sambil membuka gorden kamar untuk memastikan keadaan di luar rumah.     

"Waahh.. tumben banget hari ini lampu mati. Sampe semua kompleks juga lampu mati. Hmm.. lama nggak ya matinya.. Sudah mulai panas nih di kamar.. Apa aku pindah ke kamar mama papa aja ya?" Ucapku sambil berjalan menuju ke kamar mama papa yang ada di lantai satu.     

"Maaa... paaa... " Tanpa mengetuk pintu aku langsung masuk ke dalam kamar mama dan papa bersama Choco dan langsung ikut tidur di sebelah mama yang masih tertidur dengan kondisi kamar yang sangat gelap dan tanpa AC ataupun kipas angin.     

"Maaa.. lampu mati lhoo.." Bisikku di telinga mama.     

"Heemmmm... Ya sudah tidur sini aja." Ucap mama yang setengah sadar.     

"Tapi kamarnya jadi panas.." Ucapku sambil mengeluh.     

"Di buka aja jendelanya tapi jendela kasanya jangan, biar nggak banyak nyamuk yang masuk."     

Akupun langsung turun dari tempat tidur mama dan membuka jendela yang terdapat di seberang tempat tidur tanpa membuka gorden agar tidak terlihat dari luar.     

Selesai membuka semua jendela kamar mama, udara dinginnya malam mulai masuk ke dalam kamar sehingga kamar mama tak terasa panas seperti tadi. Aku pun langsung tidur kembali bersama mama dan papa. Namun malam itu Choco terlihat gelisah dan tak dapat tidur kembali. Ia beberapa kali berputar putar dan berjalan menuju sudut kamar mama di sebelah lemari baju. Aku yang masih belum benar-benar tertidurpun langsung memanggil Choco agar lekas kembali ke tempat tidurnya.     

"Cho! Ayo tidur dulu. Kamu ngapain di situ? Hei Cho! Sini!" Ucapku memanggil Choco anjingku.     

"Grrrr... Guk! Guk! Guk! Guk! Grrrr..."     

"Ndra, Choco suruh diem gih. Sudah malam ini, mama papa juga sudah ngantuk banget ini." Ucap papa yang terbangun karena suara Choco yang menggonggong tengah malam.     

"Grrrr... Guk! Guk! Guk! Guk! Grrrr..."     

"Cho! Siniii!!" Ucapku sambil berjalan ke arah Choco yang terus menggonggong ke arah sudut kamar. Tak lama kemudian, Choco berjalan mundur perlahan dengan ekor yang masuk ke bawah sela-sela kaki belakangnya.     

Melihat ekspresi Choco malam itu akupun ikutan mundur dan saat itu juga firasatku tak nyaman. Terasa ada sesuatu di sudut kamar mama yang sangat gelap itu sampai-sampai Chocopun tak berani mendekatinya. Dengan cepat aku langsung menggendong Choco yang sudah dekat dengaku dan langsung berlari menaiki tempat tidur mama dan papa sambil memeluk Choco yang gemetar di sekujur tubuhnya.     

"Iiihh.. Ndra! Kenapa Choco di naikin kasur sih! Taruh di sana tempat tidurnya!" Ucap mama yang terbangun karena bulu Choco yang menempel di atas kasur. Namun Choco malam itu enggan untuk turun dari kasur dan memilih untuk bersembunyi di dalam selimut di tengah-tengah mama dan aku dengan tubuhnya yang masih gemetaran karena ketukan setelah apa yang telah ia lihat di ujung lemari kamar mama. Malam itu setelah melihat Choco aku masih susah untuk tidur dengan hawa yang sangat membuatku tak nyaman yang tak dapat aku lihat saat itu akhirnya lama kelamaan aku tertidur hingga tak menyadari jika matahari telah mengintip di sela-sela gorden kamar mama yang membuatku akhirnya terbangun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.