The Eyes are Opened

Aku Tahu Sebelum Kamu Tahu : Mengenalmu



Aku Tahu Sebelum Kamu Tahu : Mengenalmu

0Sejak hari itu, kak Azka lebih sering untuk menghubungi baik saat sedang di sekolah maupun ketika aku di rumah. Terkadang ia sangat iseng sekali dengan bertelepon melalui telepon rumah sehingga membuatku sering di ledekin sama mama. Namun kami yang masih hanya pendekatan dan masih mengenal satu sama lain tak berani untuk memutuskan keluar bersama saat hari libur. Ia lebih sering datang kerumahku sambil mengajak beberapa temannya termasuk Karin yang juga ikut menemaninya untuk menemuiku. Aku yang awalnya susah untuk menerimanya ketika ia datang bermain ke rumahku, kini aku lebih sedikit terbuka dengannya dan mulai mengenal dan berbaur dengan teman-temanya. Kedua orang tuaku juga sekarang lebih mempercayakan kepadaku asalkan aku tak melakukan yang dapat membuat nama kedua orang tuaku malu. Aku juga mulai di berikan ijin keluar berdua ketika ada acara sekolah.     
0

Malam itu, saat malam minggu telah tiba, kak Azka selalu meneleponku. Aku yang malam itu sedang menonton acara televisi bersama mama dan papapun dengan segera mengangkat telepon darinya. Mama yang memperhatikanku hanya tersenyum sambil memeluk papa yang ada di sebelahnya.     

"Iya haloo??" Ucapku saat mengangkat telepon dari kak Azka.     

["Halo.. Kamu lagi apa Ndra?" Tanyanya dari seberang telepon.]     

"Ohhh.. aku lagi nonton TV sama mama papa kak." Ucapku yang sambil terus melihat layar televisi di depanku. Terdengar suara yang gaduh di belakang kak Azka, ada beberapa orang cowok dan beberapa yang lainnya terdengar suara cewek. Aku yang mendengarnya dari balik telepon hanya terdiam dan tak menanyakan apapun tentang hal itu. Aku kembali fokus pada acara televisi yang aku tonton dan kami membahas apa yang sedang aku tonton bersama.     

["Kamu nonton apa sih Ndra?"]     

"Ini lho aku nonton acara yang nyari jodoh. Kan lagi booming tuh di TV belakangan ini. Macem-macem sih ini peserta e. Cewek e juga banyak banget dari yang umurnya masih muda dua puluhan sampe ada yang sudah hampir tiga puluh." Jelasku.     

["Ohhhh acara itu ta. Aku juga sering nonton itu kalau di rumah. Mama papaku juga sering nonton soal e.. Sampe terkadang rebutan remot sama aku. Yaaaa.. mbosen i aja kalau pas nggak menarik peserta e. Kalau yang peserta cowok e cakep, kaya tapi dia berdandan seperti kaya orang biasa itu kadang menarik."] Ujarnya.     

"Lho kamu juga suka nonton acara ini ta kak? Hahahaha.. Kenapa nggak kamu aja yang ikutan jadi pesertanya buat cari jodoh? Kan katamu kamu mau cari jodoh. Hahahahaha.."     

[" Iya aku bakalan ikutan acara itu kalau kamu ya ikut. Hahahaha.. Kalau kamu nggak ikut aku ya nggak mau. Kan aku maunya jadi jodohmu. Hehehehehehe.. (Ihhiiiirrrrr Azka ngegombal cewek reeeekkkk!!! Husss!! Boy ojok banter-banter suaramu!! Kedengaran g*bl*k!)"] Terdengar suara sorakan dari balik telepon kak Azka yang di godain teman-temannya. Saat itu ia terdengar malu-malu namun juga terdengar bahagia telah merayuku di telepon. Aku yang mendengarnya dari balik telepon juga sedikit malu dan menjadi salah tingah saat ia merayuku seperti tadi.     

"Halah kakkk..kaaakkk.. Bisamu cuman ngerayu tok. Pasti cewekmu banyak ya?! Makanya kamu pintar ngerayu." Tukasku pada kak Azka dan seketika saja apa yang aku ucapkan seakan benar adanya. Ia sempat terdiam dan tak dapat menjawab ucapanku. Baru beberepa menit kemudian ia mulai berbicara lagi. Di saat yang bersamaan aku mendapatkan penglihatan jika dia di sana dengan gebetannya yang lain. Terlihat cewek itu bukan dari anak sekolahku, ia duduk di samping kak Azka sambil memeluknya dengan manja. Aku hanya terdiam dan mencoba berpikir positif mengetahui hal itu.     

["Eh Ndra kamu sudah makan apa belum?"] Tanyanya mengalihkan pembicaraan kita sebelumnya.     

"Sudah tadi jam enam aku udah makan. Kenapa kak? Kamu belum makan ta?"     

["Iya nih belum makan. Mungkin nanti sama anak-anak bakal makan di luar."] Ucapnya yang mulai berbicara dengan nada datar.     

"Ya makan dulu gih. Nanti kelaparan pingsan lagi. Hahahaha.. Ow ya udah dulu ya kak, aku mau bantu mama bentar." Ucapku mengakhiri panggilan malam itu dan berlalu sambil menutup telepon darinya.     

["Okeee.. bye Ndra.. see you soon.."] Ucapnya sambil mengakhiri juga telepon kami.     

"Duuuhh anak mama sudah gede ya.. Sudah ada cowok yang terus menelopon tiap malam, ada yang perhatian setiap hari... Ya nggak pa." Ledek mama saat melihatku setelah aku mengakhiri telepon dengan kak Azka.     

"Iya. Anak sekarang lebih pinter-pinter ya kalau masa pendekatakan gini. Kalau kangen langsung telepon atau langsung datengin rumahnya. Coba dulu. Mana adaaaa.. yang ada selalu kirim surat, mau main kerumah yang cewek selalu nggak berani. Takut sama orang tuanya. Selalu ketemuan di luar, entah itu setelah pulang kerja atau selesai sekolah. Nggak berani buat anterin ke rumahnya langsung kalau bukan pacar." Tukas papa yang terlihat mesra di depanku.     

"Iiihh.. apa'an sih mama papa ini. Orang bukan pendekatan kok. Cuman baru aja kenal. Ya lagian namanya jaman ya pasti sudah beda lah pa.. Sekarang sudah ada telepon, sudah ada ponsel. Jadi ya langsung telepon atau kirim pesan lah.. Nggak pake surat-suratan. Kalau surat-suratan di sekolah itu namanya nyontek. Hahahahahah.."     

"Kamu ini ada-ada aja. Ya sudah sana masuk kamar terus belajar sana." Ucap papa sambil mematikan televisi dan berjalan menuju kamar bersama mama.     

Aku berjalan menaiki tangga dan menuju ke kamar. Aku masuk kamar dan langsung saja berbaring di tempat tidurku. Aku mengingat kembali apa yang telah aku lihat sekilas tadi. Aku sempat bingung dengan apa yang aku lihat seperti itu bayangan ku sendiri dan halusinasiku yang mengada-ada tentang kak Azka. Tapi itu seperti sangat nyata sehingga susah untuk di jelaskan lagi dengan pikiran nalar. Aku menjadi melamun di atas tempat tidurku sambil memeluk boneka beruang di yang ada di sebelahku.     

"Apa itu tadi ya yang aku lihat? Apa benar kalau kak Azka punya gebetan lain selain aku? Yaaahhh... memang nggak bisa di pastikan jika kak Azka selalu punya pasangan cuman hanya satu aja sih. Apalagi dengan sifatnya yang terkenal playboy sudah pasti banyak cewe yang sedang dekat dengannya. Seperti tadi. Uhmmm.. aku rasa itu bukan anak dari sekolahku deh. Aku nggak pernah lihat sebelumnya. Tapi kok cewenya kelihatan biasa aja ya sewaktu kak Azka teleponan denganku? Dan terlihat teman-temannya pun cuek dengan keadaaan sekitar. Mereka malah sibuk main sendiri." Gumamku sambil rebahan.     

"Hmmm.. Ya Tuhan.. kalau memang benar kak Azka jodoh terbaikku, dekatkan kami. Jika memang bukan, berikan petunjukMu." Doaku singkat untuk meyakinkan perasaanku. Memang ini pertama kalinya untukku punya gebetan cowok. Biasanya memang aku juga punya teman cowok dari kecil. tapi nggak pernah sedekat ini dan menganggapku cewek dan perhatian padaku. Aku harap jika suatu saat nanti aku jadian dengan kak Azka aku dapat mengetahui bagaimana hubunganku dengannya kelak.     

"Udah ah, tidur aja. Kalau memang jodoh ya nanti ada jalannya, kalau nggak juga pasti ada jalannya." Ucapku sambil menarik selimut dan langsung tertidur.     

Malam datang terasa lebih lama dari biasanya dan aku terlelap di dalam mimpi yang sangat panjang. Hingga mimpi yang aku rasakan seakan nyata aku alami di dunia ini. Berawal dari mimpi yang tak jelas dan sempat membuatku bingung. Beberapa kali aku merasakan di sebuah temat yang gelap dan kosong, dan beberapa kali juga aku merasa di tempat yang terang dan sangat indah. Hanya padang rumput hijau terbentang dimana-mana. Lalu mimpi itu berganti lagi hingga aku bermimpi dengan seorang yang aku kenal. Aku melihat beberapa temanku ada di dalam mimpi itu. Aku melihat Karin, Claudi, dan teman-teman SMA yang lainnya.     

Di dalam mimpiku aku sedang berada di sekolah, masih menggunakan pakaian seragam sekolah yang lengkap. Di situ aku sedang berdiri sendiri di ujung lorong, sedangkan teman-temanku ada jauh di hadapanku. Mereka melihatku sambil menertawaiku. Aku yang tak tahu apa-apa langsung saja mendekati mereka, namun mereka semakin menjauhiku. Aku semakin bingung lalu aku terus berjalan tanpa mengejar mereka. Aku menyusuri setiap lorong yang ada di sekolahan hingga akhirnya aku melihat kak Azka dari kejauhan. Ia berjalan dengan beberapa orang di depannya dan terus berjalan menuju kantin sekolah. Aku terus mengejarnya hingga di tikungan dekat kantin dan di saat itu juga aku melihat kak Azka bersama dengan anak perempuan. Anak itu terlihat mengenakan pakaian seragam SMP putih biru dengan bet seragam yang sama denganku. Yap. Aku melihat anak itu dari SMP gedung sebelah. Aku hanya terdiam tak berani mendekatinya. Melihat dari kejauhan dengan perasaan kecewa. Tetapi anehnya aku tak merasakan sama sekali perasaan sedih atau pun kehilangan yang begitu besar pada kak Azka yang seperti itu. Lalu aku mencoba mendekati kak Azka, berjalan menuju kantin dan berpura-pura juga membeli makanan di kantin. Aku melihatnya beberapa kali saat hendak memesan makanan di kantin. Ia melihatku dengan tatapan santai tak berdosa. Ia juga tetap tersenyum ketika aku berada di depannya dan terus menggoda anak SMP itu yang duduk di sebelahnya. Setelah aku selesai membeli makanan di kantin, aku melihat Karin berjalan ke arah kantin dari arah depanku. Tetapi ia hanya menyapaku seakan tak ada apa-apa yang terjadi. Ia langsung berjalan dan menemui kak Azka. Ia duduk bersama dengan mereka, dan ikut bercanda dengan ekspresi yang terlihat sangat bahagia. Aku hanya terdiam dan terus memperhatikan mereka.     

[Tiititititiit!! Titititititiitit! Titititiitit!!]     

Terdengar suara alarm dari ponselku yang menandakan hari sudah pagi. Aku terbangun dari tidurku dan langsung mematikan alarm yang terus saja bunyi jika aku tak menghentikannya. Aku mengusap kedua mataku yang masih lengket dan rasanya tak ingin bangun pagi itu. Aku duduk sejenak di tempat tidurku dan melihat jam yang ada di ponselku.     

"Hooaaammmm.. sudah jam lima pagi to. Hmmm malas banget buat bangun pagi.. Hmmm.. tapi semalem kok aku mimpi kaya gitu ya? Perasaanku jadi nggak enak. Uhmm.. Apa itu jawaban dari doaku semalam ya?" Gumamku saat aku masih mengingat dengan jelas mimpi yang semalam aku lihat.     

Aku langsung bangun dan bangkit dari tempat tidurku. AKu berjalan menuju meja belajarku dan meminum segelas air putih yang selalu aku taruh di sana saat malam sebelum tidur. Setelah minum dan kesadaranku sudah pulih seutuhnya, aku langsung mandi dan berisap untuk ke sekolah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.