The Eyes are Opened

Awal Teror (Part 06)



Awal Teror (Part 06)

0Di dalam ruang lab terdengar beberap anak yang sedang berbincang dan bercanda dengan pak Imam. Aku langsung saja memasuki ruanagn lab Inggris yang terasa sejuk ketika hendak memasukinya.     
0

"Wahhhh.. dinginnya ya.. Kapan kelas kita kaya gini di kasi AC.." Ucap Linda saat memasuki ruangan lab Inggris yang di lapisi karpet di lantainya serta terdapat bilik-bilik tiap kursi yang berjejer di tiap baris. Alunan musik yang menjadikan kita lebih semangat saat masuk ke ruang lab merupakan hal yang sangat di sukai tiap anak hingga tak sering kami tak ingin pergi ke kelas setelah jam pelajaran bahasa Inggris usai. Aku berjalan mengikuti Linda yang berjalan di depanku lalu menutup pintu laboratorium agar dingginnya AC tetap terjaga. Setekah aku menutup pintu dan melihat ke sudut pintu lab, kau terkejut melihat sosok makhluk halus lain yang berada di ujung sana. Berbadan tinggi, hingga di bilang sangat tinggi sampai aku tak dapat melihat separuh badannya. Hanya terlihat kaki yang sangat panjang dan memiliki bulu yang tak terlalu lebat, dan juga makhluk halus itu mengenakan celana pendek berwarna coklat yang sudah usang penuh dengan tanah. Aku langsung membalikkan pandanganku dan berjalan menuju tempat duduk dimana Linda dan Jessica sudah berada di sana.     

Ketika aku masih berjalan hingga mendekati ke baris yang terakhir, aku melihat sosok hantu perempuan itu duduk di bangku paling belakang dari ruangan lab ini sambil tertawa melihat ke arahku. Aku langsung menghampiri Linda dan memintanya untuk maju satu baris di depannya.     

"Lin, kita pindah aja yuk di depan sini." Ajakku sambil menunjukkan baris yang hendak kami tempati.     

"Kenapa emang e Ndra? Kan enak di sini.." Ucapnya yang masih enggan untuk pindah.     

"Iya nggak apa.. Cuman enakan maju satu biar aku bisa lihat papan tulis dengan jelas. Kalau di sini aku nggak begitu kelihatan." Ucapku.     

"Ohh gitu ta.. ya udah nggak apa. Yuk Jes kita pindah." Ajak Linda pada Jessice yang sibuk dengan ponselnya.     

"Ah, iya ayo." Ucap Jessica yang tak terlalu mempermasalahkan jika kami harus maju satu baris.     

Kami akhirnya langsung menempati tempat duduk kami masing-masing. Aku duduk di bangku paling ujung sebelah kiri dekat dengan jalan utama. Sedangkan Linda duduk di tengah, dan Jessica duduk di bangku paling Kiri. Aku menoleh ke belakang untuk memastikan hantu itu masih ada di sana.     

["Ahhh.. sudah pergi.. Untunglah dia nggak ikuti aku."] Gumamku saat melihat ke bangku paling belakang di dalam lab. Namun saat aku hendak membalikkan badanku ke depan, aku tanpa sengaja melihat ada kunti yang sedang duduk di ujung kiri belakang di dalam ruang lab, lalu mengetahui hal itu pak Imam tanpa ia sadari di depan anak-anak langsung mengusir kunti dan makhluk raksasa tersebut.     

"Hei kamu yang ada di sana! Ayo keluar dari sini!" Teriak pak Imam sambil menunjuk tangannya ke arah ujung kiri belakang.     

"Kamu juga jangan berada di sini!! Ayo keluar!!" Ucapnya lagi sambil menunjuk ke arah ujung pintu sebelah kiri.     

Mendengar hal tersebut Leni yang sedang berkumpul di depan meja guru di dalam lab langsung menanyakan siapa yang di maksud pak Imam saat itu.     

"Siapa pak? Perasaan nggak ada siapa-siapa deh." Ucapnya yang berada di samping pak Imam sambil beberapa kali mengganti lagu yang ingin ia dengarkan sebelum pelajaran di mulai.     

"Itu tadi aku lagi usir kuntilanak sama manusia jangkung." Ucap pak Imam dengan santai.     

"Hah? Yang benar pak?? Mosok se pak?? Ojok guyonan lho pak!!" Ucap Leni yang terkejut mendengar penjelasan pak Imam.     

"Lho ngapain aku bohong. Aku nggak bohong kok. Itu tadi emang ada. Makanya aku usir biar nggak ngeganggu selama kelas. Kenapa? Kamu mau kenalan ta Len sama mbak kuntinya?" Canda pak Imam sambil tersenyum kepada Leni.     

"Nggak pak! Makasiiii!! Nggak bisa lihat itu suatu anugerah kok. Apalagi kalau bisa lihat itu malah bisa gila paleng aku pak. Hahahaha.."     

"Iya. Ojok sampe kamu buka mata cakramu Len." Ucap pak Imam seketika.     

"Kenapa pak? Emang e kenapa?"     

"Orang kamu nggak pernah ke gereja ya Len? Apalagi doa, pasti jarang ya?"     

"Iiiihhh pak Imam nek bilang.. enak ae pernah lah yo pak.. setiap hari juga ke berdoa kok." Ucapnya sambil manyun mendengar celotehan pak Imam saat itu.     

"Ya sudah lah. Ayo balik ke tempat dudukmu Len. Kelasnya mau saya mulai sekarang!" Ucap pak Imam sambil beranjak dari temapt duduknya dan mengecilkan volume musik di kelas.     

Di saat yang bersamaan arwah gentayangan yang bernama Siska itu ternyata belum meninggalkan ruangan lab dan dengan sengaja malah duduk di bangku kosong yang berada di belakang dekat bangku ku. Lalu pak Imam berjalan menelusuri tiap bangku yang telah terisi dengan semua muridnya hari itu. Beliau berjalan hingga ke bangku paling belakang dan dengan diam, beliau menggebrak meja di belakangku dengan keras sambil menyuruh kami untuk membuka buku pelajaran yang akan di bahas hari itu. Di saat yang sama, Siska langsung saja lenyap daan meninggalkan ruang lab saat itu juga.     

Kelas bahasa Inggris berlangsung dengan sangat menyenangkan dan kami juga belajar hal baru hari itu. Selama dua jam lebih pelajaran bahasa Inggris berlangsung dan kami tak sadar hingga jam pelajaran telah usai dan kami harus kembali ke kelas kami sebelum kelas lain datang bergantian untuk menempati lab ini.     

"Yaahhh.. kok sudah selesai sihhh!! Pak setelin lagu lagi sebentar aja lho pak.." Teriak Adit dari bangkunya yang enggan untuk keluar dari kelas. Namun pak Imam langsung mengusir kami semua sebelum anak kelas lain datang.     

"Sudah! Sudah cukup kalian ini main-mainnya. Cepetan keluar sekarang! Lab ini mau dipakai anak kelas C." Ucap pak Imam sambil membuka pintu lab lebar-lebar sebagai tanda kami memang harus keluar dari sana sekarang juga.     

Di saat aku keluar lab Inggris dan melihat ke atas, aku melihat banyak sekali hantu yang bergentayanagn dan ada yang bergelantungan di pintu pagar lorong, ada juga yang menempel di tembok seperti cicak.     

["Wiihh banyak banget ya di sini.. Makanya dulu waktu SMP aku sampe merinding banget kaya di lihatin puluhan bahkan ratusan mata di sini ternyata seperti ini penampakannya. Ya nggak salah juga sih emang tempat ini paling angker di sekolah. Kaya rumahnya mereka di sini kebanyakan, sedangkan kerajaannya ada di pohon beringin itu."] Gumamku dalam hati sambil melihat ke sekeliling lorong serta melihat pohon beringin yang memancarkan aura yang sangat mistis di luarnya.     

Aku dan teman-temanku yang lain langsung berlari menuju ke kelas dan dengan cepat aku menaruh alat tulisku dulu sebelum aku ingin ke toilet.     

"Lin aku mau ke toilet. Kamu ikut nggak."     

"Iya aku ikutan Ndra." Ucapnya sambil menghampiriku sebelum kami berjalan keluar kelas menuju toilet yang berada di tengah-tengah gedung sekolah.     

Setelah selesai buang air kecil, aku yang hendak cuci tangan di wastafel dan merapikan rambut terkejut melihat Siska yang menampakkan dirinya di depan cermin. Ia terlihat di depan cermin berada di belakangku, namun ketika aku melihat ke belakang tak ada seorangpun berdiri di belakangku.     

"Ada apa Ndra?" Tanya Linda yang baru saja keluar dari kamar mandi.     

"Oh, nggak apa kok. Aku kira aku lihat ada orang di luar, ternyata aku salah lihat." Ucapku sambil tersenyum ke arah Linda dan kembali melihat ke cermin yang ada di depanku. Terlihat Siska tertawa dengan sangat lepas melihatku yang terlihat bingung saat mencarinya.     

["Kamu takut kan tadi waktu lihat aku di belakangmu nggak ada? Hahahahahaha.. Ya kaannnn???"]     

Namun aku tak menjawabnya dan langsung mengajak Linda untuk segera keluar dari toilet saat itu juga.     

"Yuk Lin kita keluar sekarang." Ajakku sambil menarik tangan Linda keluar toilet.     

Ketika kami sedang berjalan menuju ke kelas terdengar suara yang sangat ramai dari depan kelas. Hingga lagi-lagi beberapa anak yang ada di kelas B melihat ke depan kelas kami.     

"Ndra, kenapa itu Ndra kelas kita kok ramai banget?" Tanya Linda penasaran.     

"Nggak tahu juga Lin. Yuk coba kita lihat dari dekat." Ucapku sambil berjalan lebih cepat menuju ke depan kelas.     

"Awas! Awas! Ayo jangan dekat-dekat!!" Teriak bu Lucy dari kejauhan.     

"Apa lagi ini.." Gumamku sambil melihat dari kejauhan.     

Lalu aku melihat Karin yang juga ikut melihat kelasku dari depan kelasnya. Aku menghampirinya dan bertanya apa yang terjadi pada kelasku saat itu.     

"Riiinnn!!!" Teriakku saat mendekati Karin yang sedang melihat kerumunan kelasku.     

"Eh Ndra. Kamu dari mana?" Tanyanya.     

"Aku abis dari toilet. Itu kenapa lagi sih Rin? Kok rame lagi kelasku??"     

"Iya kau awalnya juga nggak tahu. Cuman kedengaran ada anak yang teriak-teriak gitu. Aku kira juga kelasmu lagi main-main. Nggak tahunya pas Dendy keluar kelas buat ngasih tahu anak-anak di kelasmu supaya nggak terlalu ribut, dia baru tahu kalau di kelasmu Rere kerasukan lagi. Tapi kali ini nggak ada anak yang kena." Jelasnya.     

"Hah? Kok bisa sih? Perasaan tadi dia nggak kenapa-kenapa lho! Selama pelajaran bahasa Inggris di lab juga nggak kenapa-kenapa kok anak itu." Ujarku.     

"Ya makanya itu. Anak-anak yang lain setelah tahu Rere bersikap aneh mereka langsung lari keluar kelas. Bahkan nggak ada yang masuk ke dalam kelas sejak itu. Apa mungkin tadi pas kelasmu abis dari lab masih belum banyak anak jadinya nggak sampe kena ke anak yang lain kaya kemarin ya Ndra?"     

"Iya mungkin Rin.."     

"Udah kamu di sini aja dulu. Nanti malah kenapa-kenapa lho." Ucapnya sambil menyuruhku untuk duduk di bangku depan kelasnya yang terlihat sangat penuh dengan anak-anak yang telah menempatinya terlebih dulu.     

"Iya aku tungguin di depan sana aja deh Rin. Udah balik o lagi ke kelas." Ucapku lalu meninggalkan Karin yang masih berdiri di depan pintu kelasnya.     

Suara triakan dan erangan yang sangat berat terdengar dari dalam keras hingga suara Rere mulai melemah. Di dalam kelas terdapat pak Ali yang langsung melepaskan roh yang menggangu Rere. Saat itu juga pak Ali melakukan Ruqiah agar Rere dapat terlepaskan dari makhluk jahat yang ingin mengganggunya. Dari hari inilah teror makhluk halus dimulai di sekolahku.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.