The Eyes are Opened

Kesurupan (Part 03)



Kesurupan (Part 03)

0Suara teriakan dan tangisan terdengar hingga ke seluruh sekolah, sehingga membuat anak kelas dua yang berada di lantai dua melihat dari balkon dan beberapa langsung menuruni anak tangga untuk melihat lebih dekat apa yang terjadi pada kelasku saat itu. Pak Ali dan pak Imam yang baru saja dari aula dan sudah menunaikan sholat Jum'at langsung berlari menuju kelasku setelah mendengar kabar tentang ke surupan itu. Satu persatu anak yang berada di koridor kelasku di doakan sambil di tengking beberapa kali agar makhluk halus yang memasuki teman-temanku segera keluar.     
0

"Bu!! Siapkan segelas air putih yang banyak!! Sesuai jumlah anak yang kerasukan!! Cepat!!" Teriak pak Ali pada bu Lucy yang berada di dekatnya. Beberapa guru yang ikut mengawasi dan membantu anak-anak yang kesuruapan tanpa henti untuk terus berdoa dengan keyakinan masing-masing hingga ada anak yang akhirnya terkulai lemas di lantai koridor depan kelas.     

"Mana-mana airnya!" Ucap pak Ali sambil mengambil segelas air putih yang telah di bawakan oleh bu Lucy. Pak Ali membacakan doa pada air putih yang ia pegang lalu menghembuskan nafasnya ke dalam air putih tersebut. Setelah selesai, beliau meminta murid yang terkena kesurupan untuk meminum air putih itu sampai habis. Beberapa anak yang telah meminum air putih itu terlihat lebih segar dan mereka pulih kembali baik kesadarannya hingga jiwanya telah kembali. Namun beberapa anak yang telah minum air itu masih terasa lemas dan langsung di bawa ke UKS oleh anak-anak laki-laki yang berdiri di dekat sana. Sudah ada empat orang anak perempuan yang di bawa ke rumah sakit dan tiga anak lainnya yang sudah sadar setelah kerasukan. Ketiga anak ini saat itu sedang duduk di depan koridor kelas XB sambil beberapa kali menggosokkan minyak angin di bawah hidungnya dan di dadanya agar mereka dapat bernafas dengan lega dan tidak terasa sesak.     

Di sisi lain di dalam kelas, pak Imam membantu pak Ali dan meruqiah Julia yang masih terus berteriak serta menangis dengan sangat histeris. Air matanya membasahi seluruh pipinya hingga beberapa kali Julia terjatuh dan tersungkur di lantai kelas. Semakin di doakan, Julia semakin memberontak, roh yang merasukkinya tak ingin lepas dari tubuhnya.     

"Keluar kamu dari tubuh anak ini!!!" Teriak pak Imam sambil memegang dahi Julia dengan kedua telunjuknya dan dan bagian pelipis dengan kedua ibu jarinya.     

"HAAARRRGGGGGHHHHHH!!!! AKU TAK MAU KELUAR DARI SINI!!!! INI RUMAHKUUU!!!! AKU SUKA DI SINIIII!!!" Teriak arwah yang merasukinya.     

"Ini bukan rumahmu!! Dan kamu tak berhak untuk menempati tubuh anak ini!!! Siapa kamu sebenarnya?!!"     

"HAHAHAHAHAHAHA!!! ADA APA MAU MU MENANYAKAN SIAPA AKU?? AKU MENYUKAI ANAK INI SEJAK LAMA!! AKU INGIN MEMBAWA ANAK INI KE ALAMKU!!! HAHAHAHAHA" Terdengar suara laki-laki dengan nada yang sangat berat dan menggelegar dari tubuh Julia.     

Namun pak Imam tak mendengarkan ucapan dari makhluk ghaib yang merasuki tubuh Julia. Beliau terus membacakan ayat Al-quran terus menerus di dekat telinga Julia hingga akhirnya Julia beteriak kesakitan saat mendengarkan bacaan doa itu.     

"Aaaarrrrgggghhhhhhh!!!! Panaaassss!!!! Pannnnaassssss!!! Berhenti kau manusia tua bangka!!! Jangan bacakan itu lagiiii!!!! Aarrrrggghhhhh!!!!"     

"Keluar kau sekarang!!! Aku tak akan berhenti membacakan doa jika kau tak ingin keluar dari tubuh anak ini. Ini bukan tubuhmu dan dia bukan milikmu! Dia milik Allah!!!" Ucap pak Imam dengan penuh emosi sambil terus menengking makhluk halus yang berada di dalam tubuh Julia. Perlahan dengan pasti, terlihat roh yang keluar dari tubuh Julia, berbadan besar dan berbulu lebat dengan warna yang sangat gelap di seluruh tubuhnya. Kuku kaki dan tangannya sangat panjang dan mata yang merah menyala terlihat sangat jelas saat itu di mataku. Ia akhirnya menampakkan diri setelah merasuki tubuh Julia dan akhirnya makhluk halus itu lenyap bersama dengan doa-doa yang terus di bacakan oleh pak Imam. Mengetahui makhluk ghaib itu sudah keluar dari tubuh Julia, pak Imam langsung memberikan segelas air putih yang sudah di berikan doa-doa di dalamnya hingga roh Julia kembali ke dalam tubuhnya dan ia semakin siuman kesadarannya.     

Setelah mengusir beberapa makhluk halus pada anak-anak yang lain, dengan nafas yang terengah-engah dan peluh yang mulai membasahi baju pak Imam dan pak Ali, mereka berdua langsung menghampiri Reinda dan Ratna yang masih berseteru dan Reina terus menatap Ratna dengan tatapan yang sangat tajam. Terasa dari luar kelas terdapat energi yang mengalir seperti serangan yang di lontarkan Nyai penjaga Reina pada Ratna saat itu sehingga membuat pak Ali dan pak Imam terpelanting hingga ke depan kelas.     

"Kau jangan ikut campur hai manusi tua!! Ini bukan urusanmu!! Dan kau tak berhak mengusirku dari tubuh anak ini!! Karena akulah empunya tubuh anak ini sedari ia masih muda!!!" Ucap Nyai penjaga tubuh Reina kepada pak Ali dan pak Imam yang sedang berusaha untuk bangkit kembali saat mereka terjatuh.     

Mengetahui suara Reina yang berubah menjadi suara wanita yang lebih berwibawa dan terdengar dewasa, pak Ali yang juga dapat melihat makhluk halus, seketika langsung membungkukkan tubuhnya sambil memberikan hormat yang dalam di depan Reina.     

"Maafkan saya Nyai. Tetapi anda tak boleh berada di sini saat ini. Saya tak ingin anak didik saya mengalami hal yang buruk serta mengakibatkan teman-temannya terluka. Saya harap anda mengerti Nyai."     

"Hmmm... Saya mengerti maksudmu manusia. Tetapi saya harus menghancurkan wanita ini dari hadapan saya. Saya tak ingin anak saya di ambil alih olehnya!!" Ucap Nyai sambil membentak dan menunjuk Noni Belanda yang masih merasuki tubuh Ratna.     

"Kau jangan ikut campur urusanku manusia. Keluarlah dari sini sebelum senjataku mengenaimu!" Ucap Nyai terakhir kali pada pak Ali dan pak Imam, lalu Reina menjadi semakin terlihat marah dengan mata yang terbuka lebar dan terlihat sekilas berubah menjadi merah. Ia juga melakukan kuda-kuda dan mulai menari seakan ia mengenakan pakaian tari lengakap dengan selendang. Setiap gerakan tarian yang Reina lakukan, terdapat serangan tenaga dalam yang terpancar hingga mengenai Ratna. Ratna seketika terpelanting hingga menghantam papan tulis. Arwah yang merasuki Ratna langsung berteriak dengan kesal dan 'ia' mulai marah dengan Nyai. Namun hal itu di cegah oleh pak Ali dan pak Imam yang sedari tadi terus berdoa, dan langsung menahan Ratna dengan sangat kuat. Pak Ali memegang kepala Ratna sedangkan pak Imam memegang kedua kakinya. Ratna menggeliatkan tubuhnya hingga pak Imam kewalahan. Melihat hal itu, pak Frans yang berada di depan kelas langsung berlari menghampiri pak Imam dan memegang kedua kaki Ratna sambil memberikan kain pada rok Ratna. Sedangkan pak Ali terus tanpa henti membacakan ayat-ayat doa untuk melepaskan roh noni Belanda tersebut dari tubuh Ratna.     

"Aaarrrggggghhhh!!! Hentikan ini!! Hentikan ini!! Panas!!! Panasss!!!" Teriak roh yang merasuki Ratna dengan menggunakan bahasa belanda. 'Ia' tanpa henti berteriak dengan histeris dan sangat melengking sampai memekakkan telinga orang-orang yang berada di dekatnya dan sampai di depan kelas. Namun pak Ali tanpa henti terus membacakan doa di dekat telinga Ratna tanpa henti dan tanpa memperdulikan jika telinga pak Ali perlahan mengeluarkan darah. Beberapa murid dan guru yang mengetahui hal tersebut langsung panik dengan kondisi pak Ali karena hal tersebut dapat membuat orang yang mengalami hal itu tuli.     

Melihat roh yang merasuki tubuh Ratna kesakitan dan terus berteriak, Reina terus melenggak lenggokkan badannya sambil terus memandang Ratna dengan tatapan yang sangat tajam. Terlihat guru-guru yang mengusir roh yang memasuki tubuh Ratna mulai kelelahan, kak Andrew yang menegtahui hal tersebut langsung ikut membantu dengan melepaskan rohnya. Kak Andrew mendekati Reina yang masih berada di tengah-tengah kelas sambil berbicara dengan Nyai penjaga. Ia meminta ijin untuk menghentikan apa yang sedang ia lakukan kepada murid-murid di sekolah ini agar mereka dapat melakukan aktivitasnya selayaknya anak-anak bisa. Namun usaha kak Andrew saat itu tak di terima oleh Nyai.     

"Siapa kamu!! Kamu tidak tahu apa yang sedang terjadi padaku, dan sekarang kamu ingin mengusirku dari sini?!! Anak tengil kaya kamu tak akan dapat melewatiku!! Hahahahaha!!!"     

"Saya mohon hormat Nyai untuk melepaskan anak itu dari roh yang merasukinya. Biarkan Nyai membalas dendam Nyai tanpa harus melukai anak itu." Ucap kak Andrew yang melihat leher roh noni Belanda yang terjerat kain selendang Nyai sehingga secara fisik melukai Ratna hingga ia kesusahan untuk bernafas.     

Dengan tatapan yang masih penuh amarah, kak Andrew memberikan persembahan kepada Nyai berupa beberapa kuntum bunga melati dan bunga mawar yang ia berikan langsung di hadapan Nyai. Namun dengan mata telanjang, bunga itu tak nampak sama sekali, hanya terlihat Reina sedang memakan sesuatu di hadapannya. Nyai sangat menyukai persembahan yang di berikan kak Andrew pada Nyai saat itu sehingga 'ia' menuruti apa yang di ucapkan kak Andrew.     

Nyai mulai melepaskan kain selendangnya dan amarah yang menggebu-gebu tadi seketika mereda. Wajah Reina terlihat lebih tenang dari pada sebelumnya sedangkan Ratna berhasil di lepaskan dari roh yang merasukinya. Di saat roh yang merasuki tubuh Ratna keluar, Nyai penjagapun juga ikut keluar dari tubuh Reina, yang membuat seketika Reina tak sadarkan diri hingga terjatuh di lantai. Nyai langsung menerkam noni Belanda itu sambil mencekiknya hingga noni Belanda itu hancur di tangannya. Wajah Nyai yang sebelumnya terlihat marah dengan mata merah dan rambut yang berantakan, tiba-tiba berubah menjadi seorang perempuan yang sangat cantik. Dengan paras bak putri raja dari Bali serta mahkota emas yang berhiaskan permata tersemat di atas kepalanya. Sang Nyai mendekati kak Andrew dan memberikan sebuah kuntum bunga kecubung untuk bekal dirinya agar dapat terhindar dari hal yang tak di inginkan. Namun kak Andrew menolaknya dengan halus karena ia tahu jika ia menerima hal itu, maka rohnya akan susah untuk kembali ke dalam tubuhnya. Sang Nyai yang berubah menjadi baik itu akhirnya meminta ijin untuk kembali ke tubuh Reina dan berterimakasih kepada kak Andrew. Setelah selesai berterima kasih Nyai seketika menghilang dan berubah menjadi sebuah kalung yang memiliki bandul batu permata berwarna hijau daun serta ukiran yang menghiasi batu itu.     

Melihat kedua muridnya yang telah tak sadarkan diri, para guru yang berada di depan kelas segera masuk dan menggendong Ratna, Reina dan Ayu yang masih terkulai lemas menuju UKS. Di saat pak Imam hendak membantu menggendong Reina, beliau melihat ada sebuah kalung terjatuh di sampingnya, beliau langsung mengambil serta membawanya bersama Reina.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.