The Eyes are Opened

Penunggu Perpustakaan



Penunggu Perpustakaan

0Sebuah sekolah sering kali terdengar cerita mistis yang mengerikan di dalamnya. Entah itu penuggu yang sudah lama sebelum gedung itu didirikan. Ataupun cerita mistis yang ada di dalamnya saat melakukan pembangunan. Entah ada orang yang terpaksa menjadi tumbal saat pembangunan gedung sekolah itu atau memang ada kecelakaan kerja sehingga saat pembangunan sekolah ada yang meninggal. Semua kejadian itu kita tak dapat memprediksinya. Begitu pula kematian seorang siswa atau siswi dari sekolah itu yang akhirnya menjadi gentayangan dan menghantui sekolah itu hingga berpuluh-puluh tahun lamanya.     
0

Sama dengan cerita yang aku dengar saat pertama kali masuk SMA. Banyak cerita mistis yang beredar hingga aku mendengarnya sendiri. Baik itu dari penjaga kantin, petugas kebersihan sekolah hingga pak satpam yang menjaga sekolah dari pagi hingga malam hari. Apalagi sekolah ku ini terkenal dengan gedung sekolahnya yang sudah sangat lama dan sudah tua. Gedung yang sudah di bangun sejak jaman Belanda menjajah di Indonesia dan gedung sekolahku ini merupakan salah satu gedung bekas ruamh sakit jaman Belanda saat masih di Indonesia. Hingga beberapa tahun kemudian sudah nggak beroperasi menjadi rumah sakit, kini di ubah menjadi gedung sekolah. Baik dari luar dan dalam gedung masih terawat dan masih kokoh. Hanya babarapa bagian luarnya saja yang sudah di perbaiki. Ruang-ruang kelas yang saat ini juga dulunya kamar pasien. Sangat khas sekali interior gedung sekolahku yang bekas rumah sakit. Dari bentuk jendelanya hingga saat aku masuk sekolah belum juga ada perubahan. Hanya terlihat adanya pengecatan ulang dan perbaikan sedikit di setiap sudutnya. Dari situlah banyak hal mistis yang terjadi di sekolahku. Belum lagi terdapat satu pohon beringin yang sangat besar dan sanagt rimbun yang tumbuh di halaman sekolah. Pohon beringin itulah pusat dunia ghaib yang ada di sekolah. Seolah menjadi gerbang bagi makhluk tak kasat mata di sekolah ku. Sudah beberapa kali kepala sekolah yang sudah pernah menjabat di sekolahku mencoba untuk memangkas pohon beringin itu, namun selalu ada saja kejadian aneh yang menimpa orang yang hendak memotong pohon itu. Entah meninggal sebelum memotong pohon itu, ataupun ada anggota tubuhnya terpotong saat hendak memotong pohon beringin itu. Ada juga cerita dari penjaga sekolah jika pohon itu tak dapat di potong sama sekali meskipun telah memberikan tumbal hewan untuk seserahannya. Hingga akhirnya saat aku bersekolah di sana pohon itu tetap tumbuh dengan sangat lebat dan semakin rindang.     

Dari cerita mistis yang ada di sekolahku. Ada beberapa kali kejadian siswa-siswi yang pernah bersekolah di sekolahku meninggal dunia. Itu sudah terjadi beberapa tahun sebelum aku bersekolah di sini. Kejadian itu terjadi di tahun 2001. Di tahun itu sekolah ini baru saja berdiri beberapa tahun sebelumnya dan di tahun itu sudah menjadi sekolah paling elit d kotaku. Dengan biaya SPP tiap bulannya yang sudah termasuk mahal di antara sekolah lainnya. Di tambah lagi yang bersekolah di sini juga kalangan elit di kotaku. Yaaahhh.. bisa di bilang banyak orang yang keturunan chines yang bersekolah di sini sehingga banyak orang yang mengatakan sekolah kalangan elit dan hanya untuk orang chines. Banyak prestasi-prestasi yang telah diraih dari siswa-siswi yang bersekolah di sini. Hingga membuat sekolahku menjadi sekolah paling populer di jamannya. Ada salah satu siswi yang sangat berprestasi di bidang akademik yang lahir dari sekolahku. Dia menjadi primadona bagi sekolah dan selalu memenangkan lomba dari tinggat nasional hingga international untuk kejuaraan Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi. Hampir seluruh mata pelajaran IPA ia sabet dan mendapatkan juara satu di setiap lomba yang ia ikuti.     

Yaahhh.. memang siswi ini sangat cerdas dan bisa di bilang sangat genius. Di luar sekolah juga ia sering mengikuti lomba debat Bahasa Inggris hingga tinggal International. Dia adalah anak dari sepasang suami istri yang berprofesi sebagai dokter di salah satu rumah sakit swasta di ibu kota Jawa Timur. Nama siswi ini adalah Angeline Santoso Wijaya. Dia menjadi bintang kelas bahkan menjadi primadona di kalangan guru dan para siswa. Tubuhnya yang proposional, tinggi, langsing, memiliki kulit yang putih dan bersih, rambut panjang sepunggung, dan juga termasuk anak orang kaya. Dari atas rambut hingga kakinya selalu mengenakan bermerek. Dia juga termasuk anak yang tidak sombong meskipun memiliki kemampuan yang di atas rata-rata temannya. Ia juga sangat sering sekali membantu guru-guru dalam mengajar teman-temanya yang mengikuti kelas tambahan. Tak jarang juga jika sekolah mengadakan acara bakti sosial, Angeline juga ikut menyumbangkan sebagian hartanya untuk acara itu. Baik pakaiannya yang sudah nggak pernah di pakainya lagi dan itu masih sangat bagus sekali ataupun membantu dalam bentuk uang. Kebaikannya memang menjadi pusat perhatian bagi siapapun di sekolah dan para guru. Oleh karena hal itu ia menjadi murid kesayangan bagi sekolahku saat itu. Hingga satu hal kejadian yang sangat di sayangkan itu terjadi padanya.     

November 2001. Hari itu berjalan seperti hari biasanya, Angeline berangkat ke sekolah di antar oleh supir pribadi orang tuanya dan hari itu juga merupakan hai dimana ia akan berlatih untuk mengikuti lomba olimpiade matematika tingkat nasional se-Jawa Timur. Angeline berangkat lebih pagi untuk berlatih mengerjakan soal terlebih dahulu dengan guru matematikanya. Waktu itu pak Eko yang menjadi pembina selama ia akan mengikuti lomba. Sebelum bel masuk sekolah dan bel jam pelajaran pertama berbunyi, ia mengerjakan soal matematika di ruangan perpustakaan bersama pak Eko. Ketika jam pelajaran pertama berbunyi ia bergegas merapikan soal yang di berikan lalu segera menuju kelasnya untuk mengikuti pelajaran seperti biasa. Ketika istirahat pun ia menyempatkan untuk menyelesaikan soal latihan tersebut di perpusatakaan hingga ia harus menambah jam di sekolah meskipun sekolah telah usai untuk mneyelesaikan soal latihannya. Hingga hari H yang di tunggu-tunggu pun tiba.     

Angeline berangkat dari rumah seperti biasanya, namun pagi itu ia berangkat ke sekolah bersama kedua orang tuanya untuk mengantarnya menuju tempat lomba yang di selenggarakan di sebuah hotel mewah di ibu kota. Ia bertanding selama satu hari penuh dan mendapatkan bonus untuk beristirahat di hotel tersebut selama semalam. Semua anak di sekolah serta para staf guru, mereka berdoa agar Angeline berhasil membawa pulang piala juara 1. Beberapa temannya pun sempat mengirimkan pesan padanya dan memberi support sebelum ia berangkat agar ia tetap semangat dan positif jika ia dapat berhasil menang di olimpiade kali ini. Semua usahanya yang telah ia lakukan selama ini tidak mengecewakannya. Ia berhasil membawa pulang piala juara 1 beserta hadiah tambahan yang telah disepakati. Angeline sangat senang jika ia selalu berhasil di bidang akademik. Hingga ia menjadi sorotan publik dan masuk kedalam surat kabar atas kemenangannya. Ia jug asemakin terkenal dan sering mendapatkan tawaran dari universitas ternama baik itu dalam negeri hingga universitas luar negeri. Namun nasib sial mendatangi Angeline yang saat itu sedang menunggu jemputannya di depan sekolah. Hari itu tepat hari jum'at. Ia pulang sekolah lebih akhir karena membantu para guru untuk memeriksa nilai ujian yang tengah berlangsung beberapa pekan yang lalu. Hari itu juga pak supirnya terlambat menjemput karena ban mobilnya bocor. Ia menunggu di depan pagar sekolah.     

"Non! Lagi nunggu pak Malin ya?" Tanya pak satpam yang saat itu sedang berjaga.     

"Iya pak. Pak Malinnya datang terlambat ini. Ban mobil saya katanya bocor." Ucapnya yang masih berdiri di depan pagar sekolah.     

"Tunggu di sini aja non. Masuk kedalam pos satpam sambil ngadem. Bahaya jika di luar situ." Ujar pak satpam menawarkan Angeline agar dapat duduk di dalam pos satpam.     

"Makasi pak. Mungkin sebentar lagi pak Malinnya datang. Saya tunggu di sini saja." Ucapnya sambil tersenyum dan tetap berdiri di depan pagar.     

"Ya sudah kalau gitu non. Saya tinggal sebentar keliling ke dalam ya." Ucap pak satpam lalu berjalan masuk ke dalam sekolah.     

Detik demi detik telah terlewati, namun pak supir dari Angeline masih belum juga datang menjemputnya. Ia juga tak menyadari jika ada beberapa pria yang sedang mengawasinya dari kejauhan. Di saat kondisi depan sekolah terlihat sepi tak ada orang, para pria yang sedari tadi memperhatikannya tanpa basa basi lagi langsung menghampirinya menggunakan mobil yang hampir sama dengan miliknya dan berhenti di depannya. Angeline yang melihat mobil itu behenti di depannya langsung berjalan dan menghampirinya, ia mengira jika itu pak Malin yang sudah tiba menjemputnya. Tanpa dia sadari ia masuk ke mobil yang salah. Saat ia masuk dan telah menutup mobil yang ia masukki. Ia terkejut jika di dalam mobil itu bukan pak Malin yang menjemputnya. Melainkan orang yang tak dikenalnya. Ia hendak keluar dari mobil itu tetapi sudah terlambat baginya. Sejak saat itu ia di beritakan jika telah menghilang. Seluruh keluarganya dan seluruh warga sekolah mencarinya tetapi ia tak di ketemukan di manapun.     

Beberapa hari kemudian ia berjalan dengan pakaian yang terlihat sangat lusuh dan compang camping di tengah kota dengan tas sekolahnya yang ia dekap di dadanya dan air mata yang tak henti-hentinya mengalir. Ia duduk di pinggir jalan dan terlihat bingung mau kemana. Lalu di saat yang bersamaan ia di temukan oleh seorang polisi patroli yang berkeliling di dekatnya. Ia di bawa ke kantor polisi terdekat dan di sana polisi yang menemukannya terkejut dengan cerita yang ia sampaikan. Ternyata ia beberapa hari itu di culik dan di perkosa dengan beberapa pria yang ternyata sangat menyukainya. Tetapi pria itu menyadari jika ia tak dapat mendapatkan hati Angelin yang seorang kaya sedangkan kedua orang tuanya adalah seorang dokter yang terkenal. Tak lama setelah Angeline di periksa oleh petugas polisi, kedua orang tuanya datang untuk menjemputnya. Mamanya berteriak histeris hingga menangis di dalam kantor polisi melihat putri semata wayangnya telah kembali. Namun siapa sangka jika setelah kejadian Angeline di culik, mereka mendapatkan kabar jika Angel mengandung setelah ia di perkosa. Mama papanya sangat sedih mendengar hal tersebut. Angel juga depresi dengan keadaannya. Seluruh keluarganya menyembunyikan fakta jika Angeline sedang mengandung dan di perkosa selama ia di culik. Ia juga tak berani masuk ke sekolah hingga beberapa minggu lamanya. Kondisi yang membuat Angeline semakin tertekan atas kehidupan baru yang ia dapatkan setelah kejadian itu, membuatnya mengambil keputusan untuk mengakhiri hidupnya bersama bayi yang ia kandung saat itu. Namun usahanya di gagalkan oleh mamanya yang saat itu hendak masuk ke dalam kamarnya.     

"Naakkkk.. jangan lakukan hal ini lagi ya sayang.. Mama sudah terluka selama tiga hari kamu hilang. Jangan buat mama menjadi stres akan kematianmu." Ucap mamanya sambil memeluk Angeline dengan sangat erat.     

Setelah mendengar ucapan mamanya, ia pun akhirnya menghentikan niatnya untuk bunuh diri. Di saat itu juga mamanya menyampaikan jika pihak sekolah ingin Angeline kembali ke sekolah dan tak akan menyebarkan berita kehilangannya itu.     

"Nak, kamu besok masuk sekolah lagi ya? Gurumu tadi telepon mama dan mereka mengharapkanmu untuk dapat sekolah lagi." Ucap mamanya dengan nada yang lembut.     

"Nggak ma. Angeline nggak mau masuk sekolah lagi! Angeline malu dengan kondisi Angel sekarang. Ditambah angel sedang hamil sekarang! Mau di taruh di mana muka ini ma!' Ucapnya sambil dengan nada yang tinggi.     

"Tapi nak.. Masa iya kamu nggak ingin meneruskan sekolahmu hingga tuntas? Kamu kurang satu tahun lagi sudah bisa kuliah lho!" Ujar mamanya. Ternyata mama papanya sangat gila dengan sekolah dan itu juga membuat salah satu sebab Angeline saat ini lebih tertekan. Kedua orang tuanya mengharapkan Angeline dapat sekolah hingga ke luar negeri dan menjadi seorang dokter seperti mereka.     

"Nggak ma. Angel sudah nggak ingin pergi sekolah. Angel ingin sendiri dulu di kamar. Jadi tolong mama keluar dari kamar Angel sekarang." Ucapnya sambil membuka pintu kamarnya agar mamanya segera keluar.     

Ia menangis sejadi-jadinya di kamar hingga air matanya terasa kering dan tak dapat keluar lagi. Ia terus berpikiran untuk mengakhiri hidupnya, namun jika ia bunuh diri di rumahnya saat ini sangatlah sulit. Saat ini di dalam rumahnya di beri CCTV sebagai pengaman padanya jika ia ingin bunuh diri. Nggak hanya di dalam rumah yang terdapat CCTV, melainkan di dalam kamarnya pun terpasang CCTV. Ia mencari cara agar dapat bunuh diri tanpa sepengetahuan mama papanya. Ia berpikir semalaman hingga tak dapat tidur beberapa hari. Kondisinya yang terlalu stres membuat ia mengalami down hingga mengalami ke guguran. Ia segera di bawa ke rumah sakit setelah mengetahui keguguran dan ia di rawat intensif di rumah sakit. Selama dirawat di rumah sakit, ia terlihat sangat sedih dan tak memiliki harapan untuk hidup. Namun kedua orang tuanya berupaya terus tanpa henti untuk menyemangatinya meskipun kedua orang tuanya selalu sibuk. Hampir tak pernah menemaninya saat ia mengalami hal itu. Kedua orang tuanya selalu berangkat subuh dan pulang subuh. Mereka juga menjadi sangat jarang sekali untuk dapat berkumpul. Hal ini memperburuk keadaannya. Ia merasa kesepian hingga harus mendapatkan terapi psikologi agar ia dapat kembali pulih seperti biasanya.     

Tiga bulan berlalu begitu cepat setelah kejadian yang menimpa dirinya. Beberapa temannya pun akhirnya memberanikan diri untuk menjenguknya di rumahnya.     

"Nooonnn.. ada temannya non datang!" Teriak pembantu yang menjaganya selama ia di rumah.     

"Siapa bi? Suruh masuk aja langsung ke dalam kamar saya." Ujarnya yang segera masuk ke dalam kamar setelah bibi yang mengurus rumahnya keluar menemui kedua teman Angel yang datang.     

[Tok-tok-tok]     

Terdengar suara pintu kamarnya terketuk. Ia beranjak dari tempat tidurnya dan dengan segera ia membuka pintu kamarnya. Terlihat kedua sahabatnya Selly dan Ineke berdiri di depan kamar sambil membawa hadiah kepadanya. Angel sangat terkejut melihat kedua sahabatnya itu. Ia langsung memeluk keduanya dan menangis di pundak mereka.     

"Sssssttttt-ssstttt.. udah masuk dulu yuk Ngel." Ucap Selly sambil menepuk pundaknya agar lebih tenang. Angel menghapus air matanya dan segera membawa kedua sahabatnya itu masuk ke dalam kamar.     

"Ini untukmu Ngel. Selamat ya.. kemarin lombanya menang. Tapi kenapa kamu nggak masuk sekolah selama itu?" Tanya Selly.     

"Apa kamu sakit? Kami dengar dari bu Diana kamu sakit dan sampai harus di rawat di rumah sakit." Ucap Selly lagi. Angel terlihat terkejut mendengar penyataan kedua sahabatnya. Ia tak menyangka jika kedua sahabatnya masih belum mengetahui masalah yang ia hadapi seusai lomba itu. Ia yang awalnya hendak bercerita tentang kejadian itu akhirnya mengurungkan niatnya untuk bercerita.     

"Iya. Aku beberapa bulan ini sakit, dan waktu di periksa nggak ada penyebabnya. Sehingga nggak bisa masuk sekolah beberapa bulan untuk di periksa lebih lanjut. Sesekali aku sering terjatuh dan membuatku pingsan, sesekali juga aku mengalami mimisan yang begitu hebat hingga darah yang keluar dari hidungku susah untuk berhenti." Terangnya yang tak mengungkapkan kebenarannya.     

"Lalu sekarang gimana keadaanmu? Apakah kami bisa sekolah lagi nanti? Kami sangat kangen banget kamu nggak ada di sekolah beberapa bulan ini. Sepi rasanya.. Yang biasanya kita bertiga jalan ke kantin buat makan bareng, belajar bareng.. sekarang jadi sepi nggak ada kamu Ngel.." Ucap Ineke sambil memeluk Angel dari samping.     

"Uhhmmm iya nanti kalau aku sudah benar-benar pulih dan sudah di ijinin dokterku untuk aktivitas seperti biasa aku akan balik sekolah lagi kok. Aku juga kangen sama kalian. Aku sampe terharu kalian menjengukku di rumah. Di rumah aku juga merasa kesepian nggak punya teman. Makasi ya sudah kesini.." Ujar Angeline sambil memeluk kedua temannya.     

Mereka bertiga bermain dan belajar bersama hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 18.00 WIB malam. Kedua temannya akhirnya meminta ijin untuk pulang dan mereka berjanji akan datang kembali menemani Angel hingga ia dapat masuk ke sekolah kembali dan mereka berdua juga sering memberikan buku catatannya agar Angel tidak tertinggal pelajaran.     

Seminggu telah berlalu, Angelin mendatangi ke dua orang tuanya yang sedang berada di dalam kamar.     

"Maaaa.. Paaa..." Ucap Angel saat memasuki kamar kedua orang tuanya. Ia bercerita kepada kedua orang tuanya jika ia ingin pergi ke sekolah kembali. Karena ia sangat kangen dengan lingkungan sekolah dan kedua temannya.     

"Yang benar kamu nak? Kamu benar-benar ingin sekolah lagi?" Tanya mamanya yang langsung beranjak dari tempat tidurnya dan merangkul anak satu-satunya itu.     

"Iya. Angel mau masuk sekolah mulai besok."     

"ya udah kalau gitu keperluanmu akan mama siapkan malam ini." Ucap mamanya yang terlihat sangat semangat mendengar berita itu dari mulut anaknya.     

Keesokan harinya, Angel dengan di antar kedua orang tuanya berangakt pagi-pagi menuju ke sekolah. Sesampainya di sekolah, saat ia turun dari mobil semua mata memandang kepadanya. Saat itu ia hanya berpikiran jika semua anak nggak mengetahui masalahnya hingga saat ini. Ia berjalan memasuki gerbang sekolah seperti biasa tanpa ada pikiran apapun. Hari pertama ia jalani seperti biasa. Teman-temannya juga menyambutnya dengan hangat. Para guru hingga memberikan sambutan dan guru wali kelasnya mengadakan makan bersama sebagai peringatan ia telah memenangkan lomba untuk sekolahnya. Semua anak sangat terlihat bahagia hingga ada salah satu anak perempuan yang bernama Cindy yang ternyata tak menyukainya. Hari-hari berjalan seperti biasa tak ada masalah ataupun berita saat ia hilang. Namun ketika ia sedang di toilet seorang diri, Cindy teman satu kelasnya ternyata mengetahui kejadian yang sebenarnya. Mereka bertemu di toilet dan saat itu juga Cindy langsung menceritakan apa yang ia tahu pada Angel. Angel sangat terkejut dan seketika menjadi takut jika berita tersebut tersebar di seluruh sekolah dan semua anak mengetahuinya. Ia merasa sangat malu akan apa yang telah ia alami. Cindy juga mengancamnya dan membullynya. Ia kembali mengalami depresi dan stres selama di sekolah. Tetapi ia tak berani berkata apapun ataupun menceritakan apa yang ia alami di sekolah kepada kedua orang tuanya.     

Hari demi hari di sekolah Cindy sangat senang melihat Angel yang semakin down hingga prestasinya seketika menurun dari biasanya. Sampai di satu ketika Angel mulai lelah dengan apa yang ia alami. Hari itu tepat hari rabu dimana sekolah saat itu pulang lebih awal dan hanya ada kelas tambahan bagi siswa-siswi yang mengikutinya. Ia memutuskan untuk pulang lebih lama pada pak Malin. Namun ia tak lagi membantu guru mengajar di kelas tambahan, namun ia pergi menuju perpustakaan di mana jika jam belajar mengajar sudah selesai, perpustakaan akan sepi pengunjung dan terkadang penjaga perpus sudah pulang terlebih dahulu. Ia menyelinap ke dalam perpus yang tidak ada orang sama sekali di dalamnya dan menyiapkan tali untuk melakukan bunuh diri di dalam perpus. Ia menggantungkan dirinya pada tiang penyangga yang melintang di dalam perpus dengan menggunakan tali yang sudah ia siapkan terlebih dahulu. Ia menangis dengan tersedu-sedu sambil menaiki kursi yang sudah ia susun sedemikian rupa agar ia dapat tergantung di sana. Beberapa menit kemudian, ia mendapat telepon dari pak Malin dan bersamaan dengan lonceng tanpa berakhirnya kegiatan kelas tambahan sore hari itu. Di saat itu juga nayawanya telah meregang dan tak ada orang yang mengetahuinya hingga esok hari.     

Pukul 06.00 pagi. Pada saat itu petugas kebersihan sekolah sedang berkeliling dan membersihkan lingkungan sekolah baik dari ruang kelas hingga halaman sekolah. Pak Ali namanya, petugas kebersihan yang saat itu sedang berkeliling. Beliau menyusuri tiap lorong sekolah hingga di depan ruang perpustakaan. Ia yang saat itu tak tahu jika ada siswi yang meninggal di dalam perpus, pak Ali langsung saja membuka pintu perpus tanpa melihat ke depan dan terus membersihkan lantai. Hingga saat pak Ali berdiri tepat di bawah Angel yang tergantung. Ia merasa ada bayangan yang mengantung di atasnya. Seketika saja ia menoleh ke atas dan terkejut.     

"Aaaarrrgggghhhh!!!!! Tolong! Tolong! Tolong ada orang bunuh diri!!" Teriaknya sambil berlari keluar perpustakaan. Suaranya saat berteriak sangat kencang hingga terdengar ke ruang guru yang ada di bawah perpustakaan langsung. Para guru yang mendengarnya segera keluar dari ruangan dan melihat pak Ali yang berlari ketakutan.     

"Kenapa pak?" Tanya pak Bimo guru bahasa Indonesia yang saat itu baru saja datang.     

"Ada anak yang bunuh diri di perpustakaan pak." Ucapnya sambil terengah-engah.     

Para guru yang mendengarnya pun segera berlari menuju perpustakaan dan mereka semua terkejut melihat Angel yang sudah terbujur kaku di atas sana. Hingga beberapa saat ruangan perpustakaan di tutup sementara dan kejadian itu membuat heboh sekolahku saat itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.