Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

V 516. Hanya Sebagai Seorang Teman



V 516. Hanya Sebagai Seorang Teman

0"Jack, tenangkan dirimu. Tasya baik-baik saja. Dia sedang mendapatkan perawatan di kamar sebelah." Darren yang tidak sanggup berkata jujur, terpaksa harus mengatakan white lie saat ini. Karena kesembuhan Jack adalah segala-galanya. Lewis dan Leona tidak bisa berkata apa-apa.     
0

Karena pengaruh obat bius masih ada, Jack pun tertidur kembali. Lewis dan Darren keluar kamar untuk memberi waktu Leona menemani anak satu-satunya itu.     

"Huh, bagaimana ini? Apa yang akan kita lakukan saat dia bisa berjalan nanti?" Lewis memijat tengkuk lehernya seolah beban berat sedang bertumpuk disana.     

"Entahlah. Bagaimana jenazah Tasya? Apa sudah dipulangkan ke keluarganya?" Tanya Darren sambil melepas lelah di kursi tunggu yang disediakan di luar kamar.     

"Besok orangtuanya akan datang. Mereka juga tahu kalau Jack mengalami kecelakan serius. Dan, kamu tahu tidak? Mereka tidak akan menuntut apapun pada Jack. Karena mereka sadar Tasya yang memaksa untuk ikut ke dalam mobil Jack meski kondisinya sedang terguncang." Jawab Lewis lagi.     

Lewis menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya memikirkan apa yang akan dialami sang sahabat setelah masa pemulihan. Namun, pembicaraan mereka harus terhenti ketika seorang perawat berjilbab lewat untuk masuk kedalam ruangan Jack untuk mengganti botol infus yang telah kosong dengan yang baru, sesuai kode yang diberikan Leona lewat tombol merah yang disediakan didalam ruangan.     

"Kamu tahu kenapa Tasya kesini? Maksudku ke Bali? Apa dia tahu kalau kita bertiga sedang merayakan kepulangan Jack setelah lama tinggal di London?" Tanya Darren lagi.     

"Entahlah. Om Haris hanya bilang kalau acara pertunangan Tasya dengan calon suaminya harus berakhir lebih cepat begitu dia mendengar kepulangan Jack ke Indonesia." Jawab Lewis. Darren mengangguk-angguk pelan.     

Perawat berjilbab yang tadi masuk, kini telah keluar kembali membawa botol infus yang kosong. Senyum ramah masih terlihat jelas di wajahnya ketika keluar dari ruangan.     

"Aku harus ke kantor polisi untuk mengurus yang tertunda. Kamu tunggu disini saja." Darren menepuk kedua pahanya dan berdiri lalu meninggalkan Lewis yang dibalas dengan anggukan juga. Pria dengan rambut panjang sebahu dan membiarkannya tergerai begitu saja itu, mendongakkan lehernya ke kepala kursi untuk melepas lelah. Pesta penyambutan sang teman berubah menjadi malapetaka begitu perempuan dari masa lalu Jack datang dan mengacaukan segalanya.     

-----     

Beberapa jam yang lalu …     

"Jack …" Pria yang sedang menghembuskan asap cerutu itu tersentak kaget begitu melihat seorang perempuan bertubuh kurus dengan mata sendu berdiri tidak jauh dari hadapannya. Tidak ada satu katapun keluar dari bibirnya.     

"Tasya?" Justru Lewis dan Darren yang mengkonfirmasi nama dari perempuan yang datang dengan mata sembab seperti habis menangis itu.     

Ketiga lelaki yang sedang menikmati private party itu berdiri spontan. Tidak ada perempuan diantara mereka karena mereka memang ingin menikmati waktu bertiga yang sangat langka. Ketiga pria itu terpisah oleh kesibukan masing-masing dan saat mereka bertemu, yang ada hanyalah candaan dan segudang pengalaman yang akan dibagi hingga tengah malam beranjak. Negeri seribu dewa menjadi saksi betapa persahabatan mereka sejak kecil adalah bukti nyata jatuh bangun dan perbedaan karakter bisa disatukan.     

"Jack, kapan kamu kembali? Kenapa kamu tidak memberitahu aku dan mencari aku? Aku sangat merindukan kamu. KAMU TAHU TIDAK? Huhuhuhu." Tangisan histeris seketika mewarnai acara yang tadinya penuh gelak tawa suka cita.     

"Aku sudah katakan padamu terakhir kali kalau kamu harus melupakan aku. Aku tidak cukup baik untukmu." Ucap Jack dengan posisi masih berdiri di tempatnya. Darren dan Lewis yang mengerti akan situasi, perlahan menyingkir untuk memberi kesempatan sepasang manusia yang pernah menjalin kasih namun harus putus di tengah jalan.     

"Terus kenapa? Atau jangan-jangan karena aku yang tidak cukup pantas untuk menjadi istri kamu? Aku bersedia untuk menjadi istri kamu apapun yang terjadi. Kenapa kamu tidak pernah mengerti? Apa masa tiga tahun kebersamaan kita kamu anggap hanya main-main?" Tasya berjalan perlahan menghampiri pria yang merupakan cinta pertamanya itu. Namun sayangnya, cinta yang diberikan Jack padanya hanyalah cinta sebagai seorang teman dan tidak lebih. Naluri Jack berkata kalau Tasya bukan perempuan yang tepat untuk dijadikan istrinya. Dan itu dibuktikan Jack dengan tidak mengambil keuntungan pada Tasya selama tiga tahun hubungan mereka. Tasya masih perawan selama berhubungan dengan Jack. Setidaknya itu yang Jack yakini.     

"Lebih baik kamu pulang. Tidak ada yang harus kita bicarakan lagi." Jack mengambil kunci mobilnya diatas meja dan pria itu pun keluar meninggalkan tempat yang disewa untuk reunion dengan kedua sahabatnya tersebut menuju mobilnya yang terparkir di halaman sebuah tempat makan.     

"JACK, TUNGGU AKU!" Tasya tidak mau lagi kehilangan pria tercinta dan berlari mengejar Jack yang dengan kaki panjangnya berhasil mendekati mobilnya tanpa harus berlari.     

"Kamu mau apa? Keluar dari mobilku sekarang!" Jack berkata dengan nyalang pada perempuan yang keras kepala itu.     

"TIDAK! Aku akan menjadi bayanganmu mulai hari ini. Aku tidak akan pernah melepaskanmu lagi." Jawab Tasya dengan rahang mengeras.     

"Dengar, aku tidak sedang mood untuk berdebat. Kamu keluar sekarang, atau aku yang keluar." Ancam Jack dengan hati yang hampir emosi dibuatnya.     

"Bahkan kamu tidak mau menyebut namaku lagi, hiks hiks …" Perempuan yang terlanjur emosi dan nekat itu semakin nekat dengan menghampiri pria yang sangat dicintainya itu dan duduk diatas pangkuannya.     

"Apa yang kamu lakukan? Jangan gila kamu ya!"     

"Aku sudah terlanjur gila dibuat olehmu. Kamu mempermainkan perasaanku. Jack, aku menginginkanmu sekarang." Dengan tubuh ringkihnya, Tasya mendorong dada Jack dan mencium bibir sang pria dengan penuh hasrat. Pria yang pernah menjadi kekasih pura-pura Tasya itu tidak bisa mendorong perempuan yang berbuat nekat didalam mobil dengan memaksa mencium dirinya. Beruntung kaca mobilnya tidak terlihat dari luar.     

"Hmmm, HENTIKAN!" Jack memegang lengan ringkih sang perempuan dan menggenggamnya erat. "Jangan buat dirimu menjadi murahan dipandanganku." Jack berusaha menahan emosinya untuk sesaat. Tidak ada rasa yang dia inginkan dari perempuan ini selain rasa iba karena hidupnya yang selalu menderita dan kurang kasih sayang dari kedua orangtuanya. Perempuan yang berkali-kali mencoba melakukan bunuh diri namun berhasil digagalkan. Haris, ayah Tasya, begitu mengetahui anak satu-satunya sangat mencintai Jack, langsung saja memohon sambil berlutut agar Jack mau bersedia menjadi kekasih anaknya meskipun pura-pura. Haris ingin anaknya bisa hidup lebih lama dan semangat kembali tanpa melakukan uji coba bunuh diri lagi.     

Jack dan Haris adalah rekan bisnis dan mereka bertemu untuk pertama kalinya saat acara resepsi pernikahan salah seorang anak pengusaha teman mereka. Haris datang bersama istrinya dan Tasya. Mereka bertiga bertemu secara tidak sengaja dengan Jack yang datang menemani Leona, mommynya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.