Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

IV 401. Ada Syaratnya



IV 401. Ada Syaratnya

0"Sayang, kamu … kenal aku ya? Hehehe … "Calista tersenyum lebar sehingga barisan giginya yang rapih terlihat jelas.     
0

"Kamu lupa kalau aku bahkan bisa mengenalimu setelah lima tahun berpisah? Permainan apa ini yang kamu lakukan? Andrew, jelaskan padaku!" Darren menggeram kesal mengetahui istri dan sekretarisnya bersekongkol ingin mengelabui dirinya.     

"Itu … tuan, aku … aku … " Andrew tidak berdaya untuk menjawab pertanyaan yang menjebak tersebut.     

"Sayang, kamu jangan menyalahkan Andrew. Ini adalah kemauanku sendiri." Calista melirik ke Andrew untuk segera keluar ruangan. Dan, sekretaris loyal itu pun membungkuk hormat dan keluar dari ruangan secepat kilat.     

"Darren, semalam kak Rosa memberitahukan aku kalau Andrew akan mengajukan cuti hari ini untuk satu minggu nanti setelah menikah. Tapi, kak Rosa kebingungan karena tidak ada sekretaris yang berkualitas untuk mendampingi bosnya yaitu kamu. Jadi, aku mengajukan diriku sendiri. Toh cuma satu minggu kan?" Ujar Calista sambil cengengesan dan memijat lengan sang suami. Napas Darren naik turun dan matanya terpejam.     

"Kamu sudah memikirkan dengan benar apa akibatnya kalau kamu berpura-pura menjadi sekretaris? Bagaimana pertanggungjawabanmu ke personalia? Bagaimana anak-anak? Apa kamu sudah memikirkan itu?" Tanya Darren lagi sambil melipat kedua tangannya didepan dada dan menatap tajam istrinya yang sedang menyamar dengan penampilan yang 180 derajat berbeda itu.     

"Sayang, aku sudah memikirkan semuanya. Aku sudah menitipkan anak-anak pada bu Hera untuk seminggu nanti. Dan, Andrew juga sudah memperkenalkan aku kepada manajer personalia sebagai sepupunya." Jawab Calista sambil mendekati sang suami dengan senyum terbaiknya. "Ayolah sayang, hanya seminggu akan terjadi apa sih? Aku hanya mengurus dokumend dan mengatur jadwal meetingmu. Kamu pasti lupa kalau aku pernah jadi sekretarismu dan aku juga pernah bekerja dikantor selama hampir 5 tahun kemarin." Perempuan yang sedang melancarkan rayuan mautnya itu duduk di atas pangkuan sang suami yang masih menatap tajam dengan mata hijaunya.     

"Kamu mendekatiku seperti ini, aku merasa sedang digoda oleh perempuan lain." Ujar Darren yang kini lebih tenang.     

"Ih, aku kan tidak banyak berubah. Hanya rambut palsu, tompel palsu, kacamata tebal, dan apa lagi … Cuma itu saja." Jawab Calista.     

"Pekerjaan Andrew sangat banyak dan padat. Kalau kamu mau mengambil alih pekerjaannya selama satu minggu, kamu harus mulai secepatnya belajar darinya." Jawab Darren akhirnya mengalah. Calista adalah perempuan yang tidak bisa dia jawab tidak. Semua yang keluar dari mulutnya adalah permintaann yang harus dikabulkan.     

"Yeaayyyy, terima kasih suamiku. Aku akan baik-baik saja, tenang. Aku akan mempelajari semuanya dari Andrew. Mulai sekarang, jabatanku adalah sekretaris pribadimu. Perkenalkan, namaku adalah Ningrum." Calista berdiri dan mengulurkan tangannya ke suaminya.     

"Tapi ada syaratnya." Jawab Darren tanpa menerima uluran tangan sang istri. Calista mengerutkan bibirnya merasa uluran tangannya diabaikan ayah dari anak-anaknya ini.     

"Apa syaratnya?" Jawab Calista sambil duduk di atas kursi yang ditinggalkan pemiliknya.     

"Jangan pakai pakaian ketat dan mini, dilarang tersenyum ke semua lelaki, dilarang mengerjakan pekerjaan selain yang aku suruh." Ujar Darren. Calista mengerjap-ngerjapkan matanya.     

"Okay, deal! Sekarang aku harus ke Andrew untuk menerima sedikit demi sedikit pekerjaan darinya." Calista berdiri dann hendak meninggalkan Darren ketika pria itu memegang pinggangnya dan mendudukkannya diatas meja.     

"Pakaianmu terlalu ketat. Mulai besok pakai rok yang longgar dan blouse longgar. Belahan dadanya ini juga terlalu rendah. Aku tidak suka pakaianmu yang ini." Jawab Darren sambil merapihkan kerah pakaian Calista.     

Calista pun pasrah saja pakaiannya di betulkan. Demi besok sudah bisa mulai bekerja.     

"Iya, aku mau ke butik mami beli beberapa pasang pakaian kerja." Jawab Calista.     

"Boleh juga, aku akan bilang mami untuk memilihkan pakaian yang sopan dan cocok untuk wanita yang sudah mempunyai dua orang anak." Darren secara tidak langsung memperingatkan status Calista.     

"Iya iya aku sudah tahu. Ih kamu itu terlalu curiga sekali. Lagipula siapa yang mau sama perempuan yang sudah turun mesin? Masih banyak gadis diluar sana yang bisa menjadi incaran." Jawab Calista sambil melingkarkan kedua tangannya di leher sang suami.     

"Karena tubuhmu itu seperti perempuan yang belum pernah melahirkan dan siapa juga yang mengira kamu sudah punya suami dan anak dengan penampilan seperti ini?" Ucap Darren lagi.     

"Jadi, menurutmu apakah aku harus tetap dengan rambut asliku tapi dibuat jadul? Bagaimana?" Calista meminta Darren untuk memberikan ide yang mungkin brillian.     

"No, begini saja. Tapi tompelmu kurang besar. Harusnya sebesar tatakan gelas." Ujar Darren.     

"Hahaha," Calista memeluk sang suami dan bersandar di dada bidangnya. Darren pun membalas pelukan sang istri. Mungkin istrinya sedang jenuh dan butuh kegiatan baru. Sehingga Darren pun akhirnya mengijinkan istrinya untuk menyamar menjadi sekretarisnya.     

"Terima kasih sayang, aku pastikan kamu dan anak-anak tetap prioritasku. Oya, aku tidak bisa berangkat dan pulang bersamamu. Boleh aku naik motor saja?" Tanya Calista.     

"No, aku akan suruh supir baru untuk antar jemput kamu. Kamu pakai mobil yang belum pernah dipakai ke kantor jadi tidak aka nada yang curiga." Jawab Darren. "Huft, kenapa aku merasa seperti suami yang tidak mampu mencari nafkah dan menyuruh istrinya bekerja." Gumam Darren lagi.     

Calista tersenyum mendengarnya. "Kamu adalah suami yang sangat sempurna untuk aku dan ayah yang baik untuk anak-anak. Jangan pernah berpikiran seperti itu." Jawab Calista.     

"Baiklah, sekarang kamu ke Andrew tanya apa saja yang bisa kamu kerjakan. Tapi, jam makan siang kita keluar bersama dan aku antarkan ke butik mami." Jawab Darren.     

"Jangan dong sayang. Apa kata karyawan kamu kalau melihat aku jalan berdua bersama bos mereka? Aku akan ke butik mami sendiri bersama supir setelah makan siang bersamamu diruangan ini. Aku akan pesan makanan diantar." Ucap Calista.     

"Boleh juga, ya sudah kamu kerja dulu sana." Darren mengangkat tubuh istrinya dari atas meja. Calista pun tersenyum senang dan mengecup tipis bibir suaminya sebelum meninggalkan ruangannya.     

Darren tersenyum melihat betapa nakalnya sang istri memancing dirinya di pagi hari.     

-----     

"Kamu … disini?" Jhonny melihat dokter muda itu lagi dibagian yang bukan polikliniknya.     

"Aku … barusan berbicara dengan ibu dari pria itu." Jawab Jenny dengan mimik salah tingkah. Seharusnya pria bertato itu tidak datang hari ini karena harus pergi ke bengkel seperti yang dikatakan Carol. Namun, kedatangan pria tersebut membuat Jenny harus mangatakan alasan yang masuk akal.     

"Oya? Dimana ibu itu?" Tanya Jhonny lagi.     

"Dia … baru saja pergi. Jenazah anaknya sudah dibawa pulang tadi pagi dan langsung dimakamkan." Ucap Jenny. "Mengenai anak itu, apakah dia sudah tahu kalau kamu adalah ayah kandungnya?" Jenny bertanya lagi.     

"Huft, aku belum menemukan waktu yang tepat untuk memberitahunya." Ujar Jhonny.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.