Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

IV 397. Kakak Ipar



IV 397. Kakak Ipar

0Ayahnya sudah lama meninggal sejak dia masih kecil. Ibunya lah yang merawat dan membesarkan Jenny sampai dia kuliah dan menjadi dokter. Perjuangan ibunya menjadi seorang single fighter sangat membekas pada dirinya yang tidak ingin berpacaran sebelum membahagiakan ibunya.     
0

"Hai, hai, bangunlah. Kita sudah sampai rumahku." Jhonny membangunkan dokter muda yang tampak sangat kelelahan itu. Jenny membuka kedua matanya perlahan. Jari jemarinya mengucek matanya yang masih samar-samar melihat keadaan diluar. Namun setelah kesadarannya pulih seutuhnya, matanya membelalak lebar.     

"Kita dimana?" Jenny bertanya tidak percaya dengan yang dilihatnya. Ukuran garasinya seluas rumahnya. Perempuan itu pun keluar dari mobil tanpa menunggu jawaban dari pria yang mengemudikan mobilnya.     

"Selamat datang dirumahku." Jawab Jhonny. Mulut Jenny menganga lebar. Perempuan berambut panjang dikuncir kuda itu tidak menyangka, seorang pengawal memiliki rumah semewah dan semegah yang dimiliki majikannya. "Kamu mau diluar saja?" Jhonny menyadarkan lamunan Jenny yang masih berdiri di halaman rumahnya.     

"Rumah sebesar ini pasti istrimu punya banyak pelayan yang membantu membereskan rumah." Ujar Jenny asal.     

"Huh, aku belum menikah dan tidak ada orang dirumah ini kecuali adik angkatku. Aku menitipkan rumah ini padanya selama aku tinggal dirumah Jack." Jawab Jhonny sambil masuk kedalam rumah yang sudah dibuka kunci pintunya. "Masuklah, kalau kamu tidak takut." Jawab Jhonny.     

"Takut? Kenapa aku harus takut?" Ucap Jenny lagi.     

"Karena kamu seorang perempuan masuk kedalam rumah seorang lelaki sendirian." Jhonny menuju dapur dan mengambil dua botol minuman dingin yang masih tersegel. Pria itu pun memberikan satu botol pada Jenny tanpa menggunakan gelas. Jenny berdecih melihat sikap pria berotot tersebut yang memberikan minuman tanpa memberikan gelasnya.     

"Duduklah dimana saja kamu suka." Jhonny menaiki anak tangga menuju lantai dua. Jenny tetap berada di lantai 1 ruang tamu dan melihat keadaan sekeliling yang tampak sangat bersih dan terawat. Pasti ada sentuhan tangan wanita didalam rumah ini. Jenny pikir dia akan melihat rumah seorang pria pengawal berotot yang kecil dan cukup hanya seorang diri tanpa nuansa kemewahan dan bahkan Jenny kaget melihat ada kolam renang outdoor sangat luas di sisi samping rumah.     

"Wah, pria ini benar-benar kaya tapi mana mungkin hanya bekerja sebagai pengawal bisa memiliki penghasilan luar biasa dan memiliki rumah mewah?" Gumam Jenny. Matanya yang mengantuk sejak tadi di perjalanan, kini berubah menjadi terang benderang. Jenny penasaran dengan pekerjaan pria berotot tersebut. Tidak berapa lama, pria itu pun turun dan ternyata mengganti pakaiannya dengan kaos sweater lengan panjang warna navy namun digulung hingga sikut dan celana jeans warna biru. Rambutnya yang panjang diikat satu begitu saja agar tidak menutupi penglihatannya.     

"Kenapa kamu suka sekali melamun? Bukankah melamun itu membahayakan pekerjaan seorang dokter?" Jhonny membuyarkan lamunan Jenny yang sedang menatapnya intens tanpa berkedip. Jenny langsung panik begitu ketahuan sedang memperhatikan dirinya.     

"Oh, hanya melihat … dibelakang kamu itu. Kolam renangnya luas sekali." Jawab Jenny asal.     

"Oh, kamu mau mencobanya? Tapi aku tidak punya pakaian renang wanita." Jawab Jhonny lebih asal.     

"Ishh, siapa juga yang mau berenang dirumah lelaki. Cih!" Jawab Jenny dengan nada kesal tapi malu.     

"Memangnya kamu tidak pernah berenang bersama pacarmu?" Jhonny menenggak habis minuman didalam botol yang ada di meja.     

"Aku tidak punya pacar. HEIIII … ITU BOTOL MINUMANKU!" Jenny berteriak kaget melihat Jhonny main minum saja botol yang isinya sudah diminum setengah olehnya. Jhonny terdiam sambil meremas botol minuman yang sudah kosong isinya.     

"Kakak, kamu sudah … pulang?" Henry yang pulang cepat dari tempat kerjanya karena sesuatu hal, melihat garasi rumah kakaknya terbuka namun mobil yang masuk terakhitr tidak dikenalnya. Pria itu bertambah kekagetannya melihat ada perempuan cantik yang sedang berdiri tidak jauh dari tempat kakak angkatnya berdiri.     

"Henry, kenalkan ini dokter Jenny. Dia dokter yang menolongku tadi siang." Ucap Jhonny sambil memperkenalkan Jenny pada adik angkatnya. "Dia Henry, adikku yang aku titipkan rumah ini untuk dia jaga selama aku menjadi pengawal." Jawab Jhonny lagi.     

"Hai, kakak ipar. Apa kabar? Aku …"     

"Kakak ipar?" Jenny melebarkan matanya.     

"Henry? Kamu mau mati?" Jhonny mengeraskan rahangnya.     

"Maafkan aku, kakakku tidak pernah membawa perempuan kerumah ini. Jadi, ini pertama kalinya ada perempuan yang datang kerumah ini." Jawab Henry polos. "Namau Henry, aku manager bagian penjualan di butik pakaian ternama yang dekat rumah sakit tempat dimana majikan kakakku dirawat." Jawab Henry lagi.     

Jenny butuh waktu lama untuk mencerna semua perkataan Henry yang berbelit-belit. Namun, perempuan itu memutuskan untuk mengangguk sambil tersenyum saja.     

"Henry, aku pulang sebentar untuk mengambil mobil Jeep. Karena hari ini aku membuat mobil Jack rusak parah masuk bengkel." Jawab Jhonny.     

"Oh okay, aku pulang cepat karena butik tutup cepat hari ini. Aku mau langsung ke kamar saja. Silahkan dilanjutkan obrolannya." Ucap Henry sambil tersenyum-senyum kepada Jhonny dan Jenny bergantian.     

Jenny merasakan tidak perlu berlama-lama tinggal disini. Tapi, dia juga tidak tahu rumah ini ada dimana karena tadi dia tertidur selama dalam perjalanan.     

"Bagaimana ini? Aku pulang sendiri tapi tidak tahu arah pulang." Jenny melihat lantai yang ada dibawahnya berdiri sambil memainkan kakinya.     

"Hmm, aku antarkan kamu pulang dengan jeep ku kalau begitu."     

"Lalu mobilku bagaimana?" Tanya Jenny lagi.     

"Berikan kuncinya padaku. Aku akan meminta Henry membawakannya padamu, itu juga kalau kamun mengijinkan orang lain menyetir mobilmu." Jawab Jhonny lagi.     

"Aku sudah mengijinkan kamu menyetir mobilku. Aku rasa, tambah satu orang lagi tidak masalah. Asalkan JANGAN MEROKOK didalam mobilku." Ujar Jenny memberi wanti-wanti.     

"Huh, Henry tidak merokok, aku pun tidak. Jadi mobilmu dipastikan bersih dari aroma rokok." Jawab Jhonny.     

"Baguslah kalau begitu. Apa bisa pulang sekarang? Aku banyak pekerjaan dirumah." Jawab Jenny.     

"Tentu saja." Jhonny meminta kunci mobil Jenny dan perempuan yang berprofesi sebagai dokter itu pun memberikan kunci dengan gantungan senter kecil itu pada pria bertato.     

"Tunggu sebentar." Jhonny melangkah masuk kedalam kamar Henry. Cukup lama mereka didalam atau itu hanya perasaan Jenny saja karena Jhonny hanya lima menitan berada didalam kamar Henry.     

"Ayo, aku antarkan pulang. Kamu tidak boleh tidur kalau mau tahu arah rumahku." Ujar Jhonny dengan expresi datarnya. Jenny mengerucutkan bibir mendengar nada perintah dari orang yang baru dikenalnya itu. Seumur-umur dia tidak pernah diperintah seorang pria. Tapi aura pria ini sungguh mendominasi sehingga Jenny hanya bisa diam menurut saja.     

Mereka berdua pun naik jeep Wrangler Unlimited Rubicon yang ditaksir senilai 1 milyar lebih itu. Untungnya Jenny mengenakan celana panjang jadi perempuan itu tidak mengalami kesulitan untuk masuk kedalam mobil.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.