Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

IV 389. Banyak Anak Bersamamu



IV 389. Banyak Anak Bersamamu

0"Enak?" Likha menunggu komentar sang suami yang tampak masih sangat menikmati mengunyah kue meski dengan rona wajah sambil menyeringai mencurigakan.     
0

"Iiiih ngomong dong. Enak atau ada yang kurang?" Lewis mengambil gelas dan air minum yang ada didalam lemari pendinging. Lalu pria itu menenggaknya dan berkata, "Haaahhhh, legaaa." Jawabnya.     

Likha merasa ada yang salah dengan kuenya. Sambil mengerutkan bibir, perempuan serba bisa itu memotong satu bagian dan mencicipinya langsung.     

"Enak kok. Apa menurutmu ada yang kurang?" Likha tidak mengerti dengan indra perasa sang suami karena menurutnya pribadi, bolu ini berhasil dan enak tidak bikin enek.     

"Ada yang kurang." Jawab Lewis.     

"Apa itu?" Likha meletakkan piring kecilnya diatas meja.     

"Kemarilah." Lewis menarik telunjuknya kearahnya. Likha yang penasaran segera mendekati papi Leonard tersebut.     

Tanpa pemberitahuan lagi, Lewis langsung mengecup bibir sang istri dan melumatnya dalam-dalam. Likha yang terpojok hanya bisa menerima dan melingkarkan tangannya ke leher sang suami.     

"Manisnya tertinggal disini." Lewis mengusap bibir sang istri dengan ibu jarinya.     

"Ishh dasar.     

"Aw aw …" Likha mencubit pinggang suaminya dan Lewis pun menghindar sehingga sepasang suami istri itu pun berkejar-kejaran diantara sofa di ruang tamu.     

Mereka tidak menyadari ada sepasang mata anak kecil yang menyaksikan adegan lari-larian kedua orangtuanya.     

"Papi mami, aku sedang menggambar. Kenapa kalian berisik sekali?" Leonard dengan rambut kecoklatan dan bola mata coklat, muncul dari dalam kamar karena mendengar keributan di ruangan tamu. Ternyata orangtuanya sedang syuting film India berlari-larian berkejaran.     

"Oh maaf sayang, maafkan mami. Eh Leo sudah keluar kamar? Kebetulan, ikut mama ke dapur untuk cicipi kue buatan mami yuk." Likha meninggalkan Lewis yang masih belum bisa dijangkau sejak tadi. Tepat ketika pria itu hendak melangkahkan kaki mengikuti anak dan istrinya, tiba-tiba email masuk muncul.     

"Hai bro, apa kabar Italy? Pasti sekarang cuacanya hangat menjelang panas dan sebentar lagi musim dingin panjang. Tetap jaga kesehatan dan salam buat istri dan anakmu. Cuma sekedar info, Darren dua hari yang lalu hampir di keroyok prema bayaran yang memaksa masuk ke dalam hotel. Untung saja pelakunya sudah bisa ditangani. Have fun yaa. Miss you all, Jack Dave Darren."     

Dulu mereka hanya bertiga, Darren, Jack, dan lewis. Tapi semenjak peristiwa yang terjadi diantara mereka semua, akhirnya Dave masuk memberi warna ke pada tiga orang yang sudah cukup sangat kenyang memahami karakter masing-masing. Bisa dibilang Dave paling bengis dan sadis jika sudah menyangkut kehidupan teman dan keluarganya. Pria itu tidak akan segan untuk turun tangan langsung dan menghabisi semua musuhnya.     

Likha yang melihat suaminya terdiam sambil menatap layar ponsel canggihnya, mendiaminya sejenak karena tangannya disibukkan dengan menyediakan kue dan minuman untuk anak hiperaktif introvertnya. Setelah Leonard duduk dengan manis melahap makanannya, baru Likha menghampiri sang suami.     

"Ada apa?" Likha bertanya tanpa melihat isi dari ponsel suaminya, dan tidak juga langsung merebutnya.     

"Darren, dua hari yang lalu hampir terkena amukan preman yang masuk kedalam hotel," Ujar Jack singkat.     

"Oh, terus bagaimana keadaanya sekarang?" Likha menutup mulutnya yang menganga denga dua telapak tangannya.     

"Aman, dia baik-baik saja. beruntung tidak ada korban jiwa dan luka saat kejadian." Jawab Lewis lagi.     

Aku akan menelponnya nanti malam saat menjelang pagi disana dan mereka sudah aktif kembali disana." Jawab Lewis sambil merangkul pinggang sang istri.     

"Tenanglah, mereka tidak apa-apa." Jawa Lewis lagi "Ayo kita temani Leonard makan. Setelah itu, aku akan mengajak kalian keliling kota Italy dengan semua kajaibannya.     

"Horeeee," Ucap anak kecil berusia empat tahun lebih tersebut     

Alhasil, siang ini Lewis menepati janjinya mengajak anak dan istrinya keliling kota Italia atau lebih tepatnya ke kota Roma. Leonard yang sangat suka melukis, dibawa Lewis mengunjungi Colosseum.     

Tempat ini dikenal juga dengan nama Flavian Amphiteatre dan jaman dulu banyak digunakan sebagai pusat pertarungan gladiator. Dibangun tahun 72 M atas perintah Kaisar Romawi yang bernama Vespasian dari Dinasti Flavian. Dilanjutkan oleh penerusnya, Titus hingga akhirnya diresmikan tahun 82 M dengan kapasitas 50.000 penonton. Tak seperti ampiteater pada zaman itu yang berada di pinggiran kota, Colosseum dibangun di tengah kota Roma, di lokasi bekas istana kaisar sebelumnya, Nero.     

Colosseum memiliki tinggi 48 meter, dengan panjang 188 meter, dan lebar 156 meter. Luas seluruh bangunan sekitar 2.5 hektar membuat Koloseum terlihat begitu besar dan luas. Arenanya terbuat dari kayu berukuran 86 meter x 54 meter, dan tertutup oleh pasir. Bentuk elips atau bulat dari Koloseum gunanya untuk mencegah para pemain untuk kabur ke arah sudut dan mencegah para penonton untuk berada lebih dekat dengan pertunjukan.     

Disini Leonard bisa dengan sepuasnya menyaksikan bangunan besar dan luas didepan matanya itu sambil duduk di luar pagar sambil melukis dengan buku gambar ukuran A3 yang selalu dibawanya kemana-mana. Sementara Likha dan Lewis mengapitnya duduk di sebelah kanan dan kirinya.     

Satu keluarga kecil dan harmonis itu menghabiskan banyak waktu di Colloseum sebelum berpindah ke Travi Fountain. Ditempat ini banyak turis melempar koin kedalam kolam. Air Mancur Trevi adalah sebuah air mancur yang sangat indah hasil rancangan arsitek Italia Nicola Salvi.     

Meskipun dirancang oleh Nicola Salvi, namun air mancur ini telah diselesaikan oleh Pietro Bracci.     

Air mancur Travi Fountain yang menakjubkan ini mempunyai tinggi 26,3 meter dan lebar 49,15 meter yang dibangun pada 1762. Karena terdapat terkait mitos jika melempar koin di air mancur ini.     

Diperkirakan setiap hari, uang sebanyak 3.000 euro dilemparkan ke objek wisata ini.     

Banyak pengalaman berharga didapatlan Leonard dengan jalan-jalannya hari ini. Lewis dengan cekatan menggendong anak lelakinya setiap saat. Mereka bertiga sungguh tampak harmonis dan membuat iri siapapun yang melihatnya. Dibalik senyuman kegembiraan itu, Lewis dan Likha pernah merasakan jatuh bangun dalam berumah tangga dan suka duka mereka rasakan sebelum memiliki buah hati. Hingga akhirnya, lahirlah Leonard yang memberi warna.     

"Sayang, aku boleh mengajukan satu permintaan?" Lewis duduk merangkul mesra sang istri dengan Leonard yang sudah tidur di kursi strollernya karena kelelahan.     

"Mari membuat adik untuk Leonard di kota ini dan dilahirkan di kota ini." Ucap Lewis sambil berbisik di telinga sang istri yang tertutup jilbab warna marun. Andaikan bisa terlihat, pastilah telinga merah Likha terpampang jelas di hadapan sang suami.     

"Kamu," Likha menatap mata Lewis lekat-lekat.     

"Ya, aku ingin memiliki banyak anak. Tidak peduli laki dan perempuan, aku ingin memiliki banyak anak bersamamu." Jawab Lewis sambil mengusap dagu sang istri.     

"Lewis, aku … aku malah ingin berkata seperti itu padamu." Jawab Likha malu-malu.     

"Apa? Kamu juga ingin banyak anak kan?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.