Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

IV 383. Wanita baik-baik hanya untuk lelaki baik-baik



IV 383. Wanita baik-baik hanya untuk lelaki baik-baik

0"Jhonny, setelah kita melakukan itu, satu bulan kemudian aku hamil. Dan, aku berencana memberitahukan padamu sebelum pernikahan tapi aku tergoda dengan lelaki lain sehingga aku mengacaukan semuanya. Hiks hiks hiks …" Wanita itu menangis sesenggukan dan airmata membanjiri pipinya.     
0

"Kamu … benar-benar … wanita murahan!" Jhonny menghempaskan tubuh wanita itu ke lantai. Carol membantunya berdiri.     

"Jhonny, beri sedikit rasa menghargaimu pada wanita!" Carol menghardik Jhonny yang sudah keterlaluan.     

"Menghargai? Tanyakan padanya bagaimana sikapku padanya yang lebih dari kata menghargai. Bahkan aku sudah seperti pria gila yang dicemooh seluruh keluargaku karena mencintai wanita yang ternyata berhubungan dengan banyak pria di belakangku. Cih!" Jhonny seperti sangat jijik melihat wajah ibunya Boy.     

"Huhuhu, maafkan aku Jhonny. Setelah … pembatalan itu … aku mencarimu … kemana-mana tapi tidak menemukanmu. Huhuhu ...." Wanita itu menangis dalam dekapan Carol. "Kalau kamu tidak percaya, kamu boleh lakukan tes DNA." Jawabnya lagi.     

Jhonny tertegun mendengar kata tes DNA. Sebegitu yakinkah perempuan ini kalau Boy adalah anak Jhonny? Pikir Jhonny dalam hati.     

"Huh, kamu sendiri yang tahu siapa ayahnya. Karena kamu yang bermain dengan banyak pria." Ujar Jhonny balik.     

"Karena aku yang melakukannya maka aku tahu siapa ayah dari anakku! Jhonny, please. Lakukanlah tes DNA demi Boy. Dia menganggap orang lain sebagai ayahnya padahal bukan. Karena suamiku itu memang sangat menyayangi Boy, terlepas dari siapapun ayahnya." Jawab wanita tersebut masih dengan napas tersengal-sengalnya karena masih menyisakan tangisan.     

"Jhonny, lakukanlah! Kalaupun hasilnya bukan, setidaknya kita tahu kalau Boy masih banyak yang menyayanginya." Carol membujuk Jhonny untuk melunakkan hatinya yang sangat keras seperti tembok yang disemen.     

"Waduh, ada apa ini? Ramai sekali?" Seorang pria mungkin seusia Jack namun aura nakal dan playboy tampak jelas dari matanya. Pria itu menatap Carol dengan tatapan penuh minat.     

"Adit, mereka adalah tamuku. Tolong kamu sopan sedikit pada mereka." Ibu Boy berkata.     

"Lisa, kamu tidak berhak mengaturku! Aku yang berhak menentukan apa yang harus aku lakukan dirumah ini!" Jawab pria yang bernama Adit itu dengan tatapan nyalang.     

"Maaf, anda siapanya Boy?" Carol memberanikan diri bertanya.     

"Aku? Aku pemilik rumah ini, huh!"     

"Aku masih pemilik sah rumah ini! Kamu tidak berhak mengambilnya. Rumah ini adalah satu-satunya warisan dari aku untuk anakku, Boy." Lisa, wanita yang merupakan ibu dari Boy berdiri dari duduknya di lantai dan menantang Adit yang dipastikan pacar dari ibunya Boy.     

"Hahaha, kamu bermimpi sayang! Rumah ini sudah aku urus balik nama atas namaku. Kamu dan anak sialan itu,silahkan pergi dari rumah ini SEKARANG JUGA!" Pria itu mulai meningkatkan intonasi suaranya dan meluruskan tangannya dengan menunjuk kearah pintu keluar.     

"Prok prok prok … drama yang bagus sekali. Kamu berbakat untuk menjadi actor utama sebuah sinetron layar … robek!" Jack tiba-tiba masuk dengan dua orang pria berseragam jas serba hitam di belakangnya.     

"Jack?" Carol tidak mengira suaminya bisa ada ditempat ini juga.     

"Sayang, kamu tidak apa-apa? Hanya wanita baik-baik untuk lelaki baik-baik. Begitu juga sebaliknya, wanita tidak baik cocoknya untuk lelaki tidak baik. Huh!" Jack menarik pinggang Carol untuk merapat padanya.     

"Siapa kalian? Semuanya keluar dari rumahku. Aku tidak suka suasana ramai seperti ini. Keluar semuanya!" Adit berteriak anarki dan mendorong semua orang yang ada dihadapnnya untuk keluar. Kedua pria berseragam jas yang masuk bersama Jack adalah bawahannya yang mengerti hukum juga bela diri.     

Kedua tangan Adit di pelintir ke belakang sehingga dia kesakitan dan tidak bisa bergerak.     

"Aaaaa apa yang kamu lakukan" Lepaskan aku!" Teriaknya. Jack memberi perintah untuk melepaskannya dengan cara dihempaskan ke depan.     

"Tuan Adit Maulana. Ini map berisi sertifikat jual beli atas nama nyonnya Lisa untuk sementara waktu. Sampai nanti Boy berusia 17 tahun, bisa diserahkan kembali ke Boy mau ikut siapa.     

"Tidak tidak mungkin, aku yakin sekali kalau kemarin sudah berubah menjadi namaku. Kenapa berubah menjadi nama dia?" Jawab Adit sambil membolak balikkan sertifikat tersebut. Pengacara Jack pun segera mengambilnya sebelum disobek-sobek dijadikan pembalasan.     

"Sekarang kamulah yang keluar dari rumahku! Kamu lelaki tidak berguna! Bisanya hanya numpang makan dan tinggal dirumahku!" Ucap Lisa dengan geramnya.     

"Kamu punya tempat tinggal? Kalau tidak, aku akan memberikanmu tempat tinggal yang sangat nyaman buatmu. Gratis makan dan tidur. Mau?" Jack berbicara sambil menyeringai sinis.     

"Huh, aku tidak butuh bantuanmu. Lagipula, rumah ini adalah milikku. Aku akan memanggil pengacaraku." Jawabnya lagi.     

"Silahkan, tapi untuk sementara ini, lebih baik ikut dengan bapak-bapak ini." Dua orang pria berseragam coklat masuk menerobos rumah dan langsung menyatakan penangkapan Adit atas tuduhan penganiayan kepada anak kecil dan pasal berlapis lainnya.     

"TIDAK! LEPASKAN AKU! Aku tidak salah! Dia yang selalu memukul anaknya. Aku hanya sekali saja." Jawab Adit penuh emosi.     

"Apa? kamu juga menghajar Boy? Kamu ibunya tega berbuat seperti itu?" Carol bertanya pada wanita yang menangis tersedu-sedu itu.     

"Kalau aku pulang dalam keadaan mabuk, tanpa sadar aku memukul Boy. Huhuhu maafkan ibu ya nak." Boy dan Gendhis yang sedang menikmati roti lapis isi selai coklat dan nanas disuguhi dengan susu coklat hangat membuat kedua anak ini tidak tahu apa yang sedang terjadi dibagian depan.     

Carol hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya. "Kamu keterlaluan sekali jadi seorang ibu." Jawab Carol. Wanita itu malah tambah kuat menangis. Jhonny yang sudah malas menjalin hubungan dengan wanita itu, segera beranjak ke dapur untuk membawa Boy ke rumah sakit mengetes DNA mereka apa benar yang dikatakan Lisa, perempuan yang pernah tidur sekali dengan Jhonny sebelum menikah.     

Jhonny menunggu Boy menghabiskan rotinya dan mereka pun pergi lebih dulu ke rumah sakit. Boy yang tidak tahu apa-apa, hanya diberitahu akan diambil darahnya sedikit saja untuk di cek di lab. Jack menyuruh Jhonny memakai mobilnya dan membawa Boy bersamanya. Kini tinggal keluarga Jack yang masih dirumah besar ini. Adit, pria itu sudah digelandang pihak polisi ke kantor mereka.     

"Maaf, kami juga harus pergi. Kalau memang Boy adalah anak Jhonny, maka besar kemungkinan Jhonnya akan mengambilnya dan membawa bersamanya. Urusan kalian bukan urusan kami. Permisi." Carol dan Jack keluar bersama anak mereka Gendhis. Dua orang pengacara dan pengawal Jack yang datang naik dengan mobil yang mereka bawa sendiri dari kantornya.     

"Huhu, akhirnya kamu menemukan ayahmu sayang. Sudah cukup tugas ibu di dunia ini. Jadilah anak yang berbakti pada ayahmu. Ibu kangen kamu sayang." perempuan itu menangis dan berjalan dengan langkah gontai menuju kamarnya di lantai dua.     

"Sayang, kenapa kamu bisa tahu tentang sertifikat rumah itu?" Carol penasaran dengan trik yang dimainka suaminya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.