Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

IV 371. Laptop Jadul



IV 371. Laptop Jadul

0Carol mengantarkan kepergian suami dan anaknya sampai depan pintu sambil menggendong Nathan untuk berjemur di halaman rumah yang penuh dengan sinar matahari pagi. Kebiasaan Carol sejak dulu saat Gendhis bayi adalah menjemur bayinya di bawah sinar matahari pagi untuk mencukupi asupan vitamin D.     
0

"Belajar yang baik di sekolah ya. Daddy yakin Gendhis akan jadi anak yang pintar dan jadi juara satu seperti daddy dulu di sekolah." Mobil yang membawa ayah dan anak itu sudah sampai di depan sekolah Gendhis. Anak perempuan yang cantik dan terkesan sangat mandiri namun terkadang manja itu, memakai tasnya dan bersiap-siap untuk turun dari mobil.     

"Memangnya daddy dulu rangking di kelas terus?" Gendhis bertanya sejenak sebelum turun dari mobil.     

"Iya dong. Mommy kamu juga juara terus di kelas, makanya jadi dokter." Jawab Jack sambil mengusap kepala anaknya.     

"Kalau begitu, aku mau jadi juara kelas terus. Biar bisa jadi apa yaa …" Gendhis mengerutkan bibirnya dan matanya menerawang jauh sambil mengetuk-ngetuk dagu dengan jari telunjuknya.     

"Jadi apa saja boleh, asalkan jadi orang yang pintar dan berguna bagi banyak orang."     

"Baiklah, aku akan belajar dengan baik mulai dari sekarang."     

"Semangat!" Jack menarik kepalan tangan kanannya dari dada ke bawah.     

"Semangat!" Gendhis pun membalas dengan perlakuan yang sama. Dan, akhirnya mereka pun berpisah.     

Jhonny yang berada di mobil berbeda dibelakang mobil Jack, mengamati anak majikannya yang berjalan masuk kedalam sekolahan. Pria bertato ini mengenang kembali masa saat remaja dimana dirinya pernah jatuh cinta dengan perempuan yang salah. Perempuan yang dia cintai sepenuh hatinya selama bertahun-tahun, ternyata menjalin cinta dengan lelaki lain tanpa sepengetahuannya. Dan dia baru menyadarinya ketika beberapa hari sebelum pernikahan.     

Andaikan dulu dia menikah dengan perempuan itu, mungkin anaknya sekarang sudah seumuran Gendhis. Entah dia harus merasa beruntung atau bunting. Karena biaya yang dikeluarkan untuk pesta pernikahan sudah hampir 90 persen dan semua dibiayai olehnya.     

Namun, seminggu sebelum hari H, Jhonny menemui calon istrinya itu di rumah calon mertuanya. Kebetulan pintu tidak dikunci. Ternyata calon mertuanya sedang pergi ke luar kota. Jhonny langsung menuju kamar sang calon istri. Baru sampai diluar pintu kamar, Jhonny mendengar desahan perempuan dan seorang pria juga kata-kata erotis dari dalam kamar perempuannya. Pria itu pun menendang pintu dan betapa terkejutnya dia, sang calon istri sedang bergumul dengan wajah dan tubuh yang telanjang bermandikan keringat bersama lelaki yang tidak dikenalnya.     

"Jhonny? Aku …. " Perempuan itu kaget bukan main. Dia buru-buru mengambil selimut untuk menutupi tubuhnya.     

"Kamu!" Rahang Jhonny mengeras dan tangannya terkepal. Matanya melotot menyalang seolah-olah ingin menerkam pasangan mesum didepannya.     

"Mulai saat ini, pernikahan kita BATAL! Aku menyesal tidak mendengarkan nasihat ibuku dan teman-temanku. Kalau calon istriku … huh … ternyata seorang pelacur!" Jhonny meninggalkan kamar penuh kesan buruk tersebut untuk selamanya.     

Lengkingan suara memanggil dari seorang peremuan tidak dihiraukannya. Dia terus berjalan lurus dan menuju motornya untuk pulang. Maksud kedatangannya pagi itu adalah untuk menyerahkan kartu undangann yang sudah selesai dicetak dan akan dibagikan ke teman-teman dan keluarga. Dan, ratusan kartu undangan itu pun berakhir di tong sampah.     

Jhonny membatalkan semua pesanan catering, gedung, baju pengantin, dan semuanya. Meski dia menderita kerugian yang sangat besar, namun Jhonny setidaknya diselamatkan dari petaka mempunyai istri yang sudah mengumbar tubuhnya kesana kemari.     

Sejak saat itu, Jhonny tidak percaya lagi dengan yang namanya cinta. Didepan matanya, perempuan semua sama. Bahkan ibu angkatnya pun malah memilih menikah dengan preman, dibandingkan tetap menjadi istri seorang pegawai pemerintahan. Jhonny kecil tidak tahu masalahnya saat itu apa. Karena setiap rumah tangga punya rahasia masing-masing.     

Jhonny melanjutkan perjalanannya menuju kantor majikan barunya itu. Sejatinya, dia belum pernah punya majikan. Jack adalah orang pertama yang menjadi majikannya, namun Jack dan keluarganya memperlakukan dirinya seperti anggota keluarga. Jadi, Jhonny sama sekali tidak merasa ada kesenjangan antara majikan dan anak buah.     

Mobil yang Jhonny kendarai baru saja berjalan beberapa menit, tiba-tiba telpon genggamnya berdering. Ternyata telpon masuk dari Jack.     

"Jhonny, hari ini kamu tunggu anakku saja di depan sekolahnya. Aku bisa ke kantor tanpa dikawal. Sekaligus kamu bisa menyelidiki data yang aku kirimkan ke emailmu baru saja." Telpon itu pun langsung di putuskan oleh Jack. Jhonny mengeryitkan alisnya dan pria itu pun membelokkan mobilnya menuju sekolahan anak majikannya. Pria yang dijuluki Aquaman oleh anak majikannya itu, memarkirkan mobilnya didepan parkiran mobil khusus orangtua murid sekolah tersebut.     

Sambil menunggu Gendhis pulang, Jhonny membuka laptop yang selalu dibawanya kemana-mana. Yang pertama kali dia buka adalah email, sesuai dengan apa yang dikatakan Jack. Ketika Jhonny ingin memasukkan flash disk ke dalam slotnya, tiba-tiba dia melihat ada benda asing yang sangat tipis dan tidak akan terasa jika disentuh, kecuali dilihat langsung. Mata Jhonny seketika terbelalak lebar. Ada seseorang yang menempelkannya di laptopnya. Mini chip ini multi fungsi. Bisa menyalin semua data yang ada didalam laptop seseorang dan setelah itu laptopnya dikirimkan virus yang menghancurkan semua datanya. Dalam waktu singkat, laptop orang itu tidak akan pernah berfungsi lagi dan datanya pun sudah tidak bisa diselamatkan karena virus yang dikirimkan sangat kuat.     

Jhonny tersenyum sinis melihat kepingan mini berwarna hitam itu. Pria itu tidak menghancurkannya karena tidak ingin menghancurkan keinginan seseorang untuk menyalinnya. Jadi, dia menempelkan mini chip itu pada laptopnya yang lain yang lama tidak dipakai. Laptop jadul itu milik salah serang anak buahnya yang senang mengkoleksi video porno dan percakapan mesum. Sayangnya, laptop itu ada di rumah lamanya. Perjalanann untuk kerumahnya memakan waktu lama dan pastinya tidak akan terkejar sampai Gendhis pulang.     

"Hai Henry, kamu ada dirumahku sekarang?" Jhonny menelpon adik angkatnya yang diberikan amanah untuk tinggal dirumahnya.     

"Ya, ada apa? Aku baru saja akan berangkat kerja." Henry yang sedang memakai dasi, menerima telpon sambil menjepitnya di bahu kanan dengan kepalanya yang dimiringkan.     

"Ambilkan aku laptop yang ada silver yang ada dikamarku. Bawa sekarang juga dan aku kirim lokasinya sekarang." Jhonny pun memutuskan panggilannya. Sementara di ujung telpon disana, Henry mengeratkan gigi dan mengeraskan rahangnya.     

"Aaaaahhhhh! Dasar tukang perintah!" Namun Henry tetap ke kamar dan mengambil laptop yang dimaksudkan Jhonny. Laptop berwarna silver yang teronggok di pojokan meja kamar, segera dimasukkan ke dalam tas laptop yang ada di dekatnya. Pria itu berpacu dengan waktu karena harus menyerahkan laptop sebelum tokonya dibuka. Henry pun segera berjalan setengah berlari menuju mobilnya untuk menuju lokasi yang dikirimkan kakak angkat bertatonya lewat pesan singkat yang baru diterima.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.