Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

IV 366. Liburan Tak Direncanakan



IV 366. Liburan Tak Direncanakan

0"Kenapa kamu mendadak diam? Ada yang salah dengan tenggorokanmu?" Selepas bertemu dengan temannya, Calista mendadak diam. Darren yang kali ini mengemudikan mobilnya sendiri dengan dua anak kembarnya yang duduk di belakang.     
0

"Tidak apa-apa. Tenggorokan aku aman baik-baik saja. Sekarang kita mau kemana?" Ibu dua anak itu bertanya tanpa memalingkan wajahnya dari balik kaca jendela sebelah kirinya.     

"Kebetulan kita kumpul, bagaimana kalau kita ke pantai?" Darren bertanya dengan penuh antusias. Dan, kedua anak kembarnya merespond dengan sangat gembira.     

"Horeeeee, ayo ayah kita ke pantai. Kita belum pernah ke pantai, ya kan bu?" Ratu yang paling antusias ingin ke pantai, membuat suasana didalam mobil yang semula sunyi, mendadak berubah ramai.     

"Okay, kita pantai yang dekat saja. Sekarang sudah siang juga. Kamu mau kan, Raja?" Calista bertanya pada anak lelakinya yang cenderung introvert.     

"Boleh." Jawab Raja singkat. Dan, keluarga kecil bahagia ini pun pergi ke pantai untuk menghabiskan sabtu seru mereka bersama.     

Pantai yang dituju tidak lah jauh, hanya pantai buatan yang dibendung menjadi danau lalu menjadi tempat wisata untuk turis lokal maupun internasional.     

Ratu sangat gembira bisa berada di pantai buatan ini.     

"Nanti kalau ada waktu panjang, kita ke pantai parangtritis. Sekalian menengok orangtua angkat ibu disana." Ucap Darren. Calista terhenyak. Justru dia yang melupakan kedua orangtua yang sangat baik tersebut. Tanpa mereka, mungkin dia tidak akan pernah bertemu Darren.     

"Minggu depan bisa?" Calista menggandeng lengan sang suami dan menyandarkan kepalanya didada bidang sang suami.     

"Akan aku atur jadwalnya. Kamu dan anak-anak adalah prioritas utama bagiku." Darren mengusap rambut sang istri tercinta yang hari ini tampak manja bersandar padanya meskipun banyak pasang mata yang melihat kemesraan mereka.     

"Ayah, kita kesini tidak bawa apa-apa. Jadi, aku tidak bisa main air dan main pasir." Ratu cemberut sambil melipat dua tangannya didepan dada. Calista terkekeh melihat reaksi menggemaskan sang anak.     

"Iya iya ayah salah. Kita mendadak kesini. Bagaimana kalau kalian main ayunan saja? Minggu depan kita akan ke pantai di Jogja." Ujar Darren yang tidak bisa menahan gemasnya melihat Ratu merajuk.     

"Horeeee," Ratu berteriak untuk kedua kalinya.     

Akhirnya, mereka hanya bermain ayunan dan permainan kering lainnya.     

"Ayo kita kembali ke kamar saja. Mandi dan istirahat." Darren memanggil anak-anaknya yang sedang berlarian diatas jalanan khusus taman bermain.     

"Kamar?" Calista dan kedua anaknya spontan bertanya bersamaan.     

"Ya, ayah sudah pesan satu kamar di hotel depan. Malam ini kita menginap di hotel. Besok siang pulang." Jawab Darren santai sambil memakai kacamata hitamnya.     

"Huaaaaa, asyikkk, ayah memang yang terbaik." Ratu berlari menghampiri ayahnya dan mencium pipinya kanan kiri juga keningnya. Darren tersenyum senang melihatnya. Merupakan kebahagiaan tersendiri baginya melihat tawa ceria anak-anaknya.     

"Pakaian bagaimana? Kita tidak bawa apa-apa dari rumah, Darren?" Calista benar-benar takjub dengan sikap serba mendadak sang suami.     

"Kamu meremehkan kemampuan suamimu. Kita beli pakaian dulu di toko yang ada didalam hotel." Jawab Darren sambil masuk kedalam mobil dengan gagahnya. Kedua anaknya menuruti gerakan ayah mereka masuk ke dalam mobil. Tinggal Calista yang bengong dan menghela napas panjang melihat kelakuan suami dan anak-anaknya.     

Kini disinilah mereka. Sedang memilih dua set pakaian ganti untuk masing-masing. Setelah selesai berbelanja, mereka pun melanjutkan perjalanan menuju kamar yang sudah disiapkan untuk mereka.     

Liburan yang tidak direncanakan ini benar-benar sangat berkesan bagi Calista dan anak-anak. Sungguh orang kaya bisa melakukan apapun terserah mereka. Duit memang tidak bisa membeli kebahagiaan, tapi duit bisa membuat orang bahagia.     

Kamar yang dipilih Darren adalah kamar paling mahal di hotel ini dengan dua kamar tidur didalamnya. Dilengkapi juga dengan fasilitas tontonan eksklusif, pemandangan yang langsung mengarah ke lautan bebas saat membuka jendela, membuat siapa saja yang menginap di kamar ini akan merasa betah dan nyaman melebihi rumah sendiri.     

Raja dan Ratu langsung menuju kamar yang berada dibagian dalam dengan kasur terpisah. Calista memandikan anak-anaknya dahulu lalu memakaikan mereka pakaian. Setelah dua anak kembarnya bersih dan wangi kembali, kedua anaknya diminta duduk di ruang tamu.     

Kini giliran Calista yang membersihkan dirinya dan berganti pakaian di kamar satunya lagi. Hanya butuh 10 menit dan Calista pun sudah berganti dengan pakaian santai.     

"Aku mandi dan ganti pakaian dulu. Aku sudah pesan makanan dan setengah jam lagi mereka akan sampai. Kalian istirahat saja dulu."     

"Okay, ayah." Ketiganya pun serempak mengatakan hal yang sama berbarengan. Darren tersenyum senang.     

"Ibu, enak ya tinggal di hotel. Hotelnya bagus dan bisa lihat laut dari jendela. Kalau sudah besar, aku ingin menjadi kaya raya seperti ayah. Biar bisa mengajak ayah dan ibu juga kakak Raja menginap di hotel sesering mungkin." Jawab Ratu sambil memeluk ibu yang paling dicintainya.     

"Aamiin, anak-anak ibu pasti sukses dan menjadi orang yang bisa membeli apapun yang diinginkan. Ratu dan Raja adalah kesayangan ibu. Ibu dan ayah jamin kalian akan sekolah di tempat terbaik dan menjadi kebangaan keluarga, Aamiin."     

"Aamiin," Ucap Raja dan Ratu bersamaan.     

Sambil menunggu makanan datang, Raja dan Ratu juga Calista menuju ke jendela untuk melihat pemandangan dari atas balkon kamarnya. Beberapa orang ada yang sedang berenang, bercengkerama dengan keluarga dan teman-temannya, olahraga lari, bersepedaan, dan aktivitas keluarga lainnya.     

TING TONG ...     

Akhirnya yang ditunggu-tunggu pun tiba. Makanan yang dipesan Darren dari dapur hotel sudah menunggu untuk disantap. Seorang karyawan hotel dibagian restoran, mendorong kereta yang berisi makanan, setelah mengucapkan salam perkenalan sebelum masuk.     

Darren tampaknya memesan banyak makanan dan 10 botol air mineral isi 1 liter. Calista sampai takjub melihat deretan botol minuman yang diletakkan bersanding dengan botol lainnya diatas meja kecil tempat teko penyeduh kopi berada.     

"Sudah semua nyonya, kalau ada yang ingin ditambah atau ada yang kurang, bisa telpon restoran kami yang nomer telponnya ada diatas meja." Jawab perempuan dengan rambut digulung rapih itu.     

"Terima kasih, nanti aku telpon kalau diperlukan." Ucap Calista dengan ramah.     

Meja makanan yang berbentuk bulat itu penuh dengan makanan mewah yang enak-enak. Sepertinya tidak perlu makan nasi aja semuanya tidak mubadzir.     

"Tunggu, kita tunggu ayah kamu dulu ya." Ucap Calista pada Raja yang ingin mencomot udang goreng mentega.     

Tepat ketika Darren keluar dari kamarnya dengan penampilannya yang sudah segar, pria itu tampak selalu menawan dengan pakaian apapun yang dikenakannya.     

"Ayo kita makan. Maaf ya jadi lama menunggu." Keluarga kecil harmonis yang terpisah lima tahun lamanya itu pun kini sedang menikmati liburan mendadak yang sangat menyenangkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.