Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

III 362. Let's Make A Baby!



III 362. Let's Make A Baby!

"Dia belum bisa melupakanmu sampai saat ini. Oh aku baru ingat, aku bertemu dia dimalam aku menandatangani kontrak dengan klien dari London dan kamu datang menyusul lalu pulangnya kita mendengar suara tembakan." Dave baru teringat kembali pertemuan terakhirnya dengan Wawan yang mabuk berat.     

"Oh," Dian menjawab dengan malas dan tidak peduli. "Ayo cepat kerumah Calista, sebelum kemalaman." Wanita yang baru saja terlepas dari musibah itu berkata dengan suara sendu. "Dan, aku tidak mau lagi kamu membahas tentang pria itu. Dia sudah menjadi masa lalu ku. Aku tidak mau lagi mengungkit-ungkit dirinya." Dave menatap istrinya yang murung.     

"Apa dia masih memikirkan pria itu? Huh, hukumanku untukmu malam ini akan lebih ganas dari sebelum-sebelumnya." Gumam Dave.     

-----     

"Aaahhh Dave, apa yang kamu lakukan?" Dave mendorong tubuh Dian keatas kasur sesaat mereka sudah sampai rumah kembali dan menidurkan Devan di kamarnya.     

"Apa yang aku lakukan, tentu kamu sudah mengetahuinya." Dave membuka kemeja, ikat pinggang dan zipper celana panjangnya. Tidak lupa segitiga penutup berlabel merk terkenal dari Paris tersebut. Kini tubuhnya sudah benar-benar polos tanpa sehelai benangpun.     

Pria yang hasrat bercintanya sudah sampai ubun-ubun itu merenggangkan kedua kaki istrinya dibawahnya dan melepaskan panty sang istri. Dian diam tidak bisa bergerak dan hanya memperhatikan semua yang suaminya lakukan didepan matanya.     

Sungguh kalau memang benar-benar ada kumpulan dewa seperti cerita-cerita di novel, Dave pastilah salah satu dari jelmaan dewa tersebut. Dengan wajahnya yang sangat tampan dan postur tubuh dengan otot keras dan sixpacknya namun Dave adalah dewa dengan julukan dewa bomb sex.     

"Kenapa matamu tidak berkedip menatapku? Ini bukan pertama kalinya kita bercinta. Sepertinya istriku ini baru menyadari betapa tampan dan hebat suaminya dibanding pria lain yang pernah menjadi pacarnya." Dave sudah berhasil meloloskan semua pakaian istrinya tapi tidak dengan branya. Dia ingin bermain-main sejenak denga spot yang paling disukainya itu.     

"Pacar? Apa ... maksud dia adalah Wawan? Apakah dia mengira aku masih memikirkannya? Jadi, karena itu dia bersikap aneh sejak dari rumah Calista sampai saat ini.     

"Kamu bahkan masih berani memikirkan pria itu saat dibawahku. Huh, tampaknya aku belum cukup keras menghukummu." Dave mengeraskan rahangnya melihat wajah istrinya melamun dan matanya melebar.     

"Ahhhhh," Dian merasakan satu jari Dave masuk mengoyak kewanitaanya. Tubuh Dian menggeliat geli dan nikmat menjadi satu. Dave selalu suka melihat wajah dan reaksi istrinya saat sedang bercinta. Dia adalah wanita yang selalu membuatnya kangen dan merindukannya setiap saat.     

"Dave, hentikan! A-aku tidak memikirkan siapapun. Aahhh, maafkan aku." Dian menjepit tangan Dave dengan kedua pahanya karena gerakan jari Dave semakin liar dan membuatnya menggelinjang hebat.     

"Kamu minta maaf? Aku tidak akan membiarkanmu tidur malam ini sampai pagi." Dave melumat bibir istrinya penuh hasrat sambil jarinya masih tetap bermain dibawah sana.     

"Hummmpphhh," Dian merasakan Dave sangat liar dan kuat malam ini. Mungkin karena kesal setelah melihat Wawan atau memang karena malam ini adalah untuk pertama kalinya setelah 4 tahun, dia tidak menggunakan pengaman lagi.     

Dave melesakkan lidahnya menyusuri rongga mulut sang istri. Setelah puas, dia turun ke leher dan menjilat lalu menyesapnya sesuka hatinya. Kedua tangan Dian meremas rambut panjang suaminya untuk menahan desahan yang selalu terlolos dari bibirnya.     

"Hentikan Dave, aku mohon. Jarimu sudah membuatku basah." Dian merasa ucapannya semakin tidak terkontrol seiring tubuhnya yang semakin bergetar hebat akibat ulah suaminya yang terbakar cemburu.     

"Benarkah? Tapi aku belum puas." Dave menarik jarinya lalu memeluk pinggang sang istri dan membalik tubuhnya untuk berada diatasnya.     

"Aahhh," Kini Dian dalam posisi sudah berada diatas tubuh sang suami.     

"Ayo sayang, puaskan aku! Juniorku sudah tidak sabar untuk merasakan bibirmu. Tenang saja, aku tidak akan pernah memuntahkan benih Kingston kedalam mulutmu." Dave mengurut kejantanannya yang sudah menegang sejak tadi.     

Dian sudah terbiasa melakukannya dibawah bimbingan sang suami. Jadi tanpa sungkan lagi wanita itu pun melakukannya. Dia sudah membuat suaminya cemburu dan marah sehingg malam ini gerakannya sangat liar. Jadi wanita itu memutuskan untuk melakukan apapun yang membuat ayah Devan ini senang.     

"Aaarghhhh, ishhhh, kamu ... hebat ... sekali, sayang." Dave meremas rambut panjang sang istri dan pinggulnya terangkat merasakan juniornya disesap oleh bibir yang menjadi candunya setiap saat. Gerakan istrinya semakin lama semakin lihay hingga membuatnya tidak sabar untuk terus menjamah dan memasukinya setiap hari, kecuali saat tamu tak diundang itu datang setiap bulannya selama 7 hari.     

Dave merasakan kejantanannya berdenyut kencang. Lahar panas akan segera menyemburkan benih-benih calon adik Devan. Tanpa, membuang sia-sia, Dave segera merangkul tubuh istrinya dan membalikkan posisinya menjadi dibawahnya.     

"Let's make a baby, honey!" Dave menghujamkan kejantanannya ke dalam liang hangat yang sudah basah itu.     

"Eugghhhhhh,"     

"Aahhhhhhh."     

Dengan sekali hentakan, Dave dan Dian sama-sama mengerang merasakan kenikmatan duniawi yang tiada tandingannya sebagai pasangan halal dimana calon tunas pejuang kehidupan berasal.     

Tidak cukup sekali pelepasan, Dave melanjutkan gerakannya. Pria itu semakin memperkencang ritme gerakannya.     

"Ohhhhh, you're so good, babe. Sangat nikmaaaat." Dave merasakan ada yang menghisap kejantanannya dari dalam kewanitaan sang istri sehingga tubuhnya juga bergetar hebat tatkala mereka menyatu dibawah sana.     

"Aahhh, pelan-pelan, sayang." Dian merasakan tubuhnya remuk mendapatkan suaminya bergerak semakin kencang tidak terkontrol. Dadanya pun tidak lepas dari hisapan dan gigitan suaminya yang kalau sudah panas, seluruh tubuhnya menjadi sasarannya.     

Dave merubah posisinya menjadi dibawah tubuh istrinya kembali dan tubuh Dian pun kini berada diatasnya. Dian kini gantian yang bergoyang diatas tubuh sang suami.     

"Pemandangan dari bawah sini lebih indah." Dave melihat buah dada sang istri bergoyang mengikuti iramanya.     

"Ishhhh, aku ... tidak kuat lagi ..." Dian sudah lelah namun suaminya masih bertenaga.     

"Biar aku yang bekerja." Dave menarik bokong istrinya dan menggerakkan maju mundur dengan menarik kedua paha sang istri.     

"Kamu ... benar-benar ... liar." Mommy Devan itu berpegangan pada sandaran springbed dibelakang tubuh sang suami. Sungguh dia akan dibuat tidak bisa tidur semalaman.     

Dua jam sudah berlalu. Dave masih terus bersemangat namun Dian sudah benar-benar lelah setelah pelepasan berkali-kali. Hingga akhirnya wanita itu pun tertidur kelelahan.     

"Tidurlah sayang, maafkan aku sudah terlalu kasar padamu. Kamu milikku. Tubuhmu, pikiranmu, jiwamu, dan hatimu. Tidak ada yang bisa merebutmu dariku. Hanya aku yang boleh memilikimu." Dave berbisik di telinga sang istri yang jiwanya sudah terbang bersama mimpi, dengan menempel di dada bidang sang suami.     

Dave menyelimuti tubuh mereka berdua dan memeluk Dian sepanjang malam dalam dekapannya. "You're always mine." Bisik Dave sebelum sama-sama terpejam dan menjemput sang istri dalam mimpi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.