Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

III 352. Apakah aku datang tepat waktu?



III 352. Apakah aku datang tepat waktu?

0"Maafkan saya karena harus bertemu di tempat seperti ini. Sekalian saya mau refreshing karena besok saya harus kembali terbang ke London." Jawab pria bernama Scott tersebut.     
0

Dave tersenyum dan berkata, "Tidak apa tuan Scott, lagipula ini diskotek milik salah seorang teman baik saya. Kami sering menghabiskan waktu bersama disini." Jawab Dave.     

"Wah, benarkah? Kalau begitu, pasti tempat ini sangat recommended sekali. Kenapa tidak dari dulu kamu beritahu saya, tuan Dave." Ujar Scott sambil menggeleng-gelengkan kepalanya menyesal.     

"Hehehe, saya tidak setiap saat kesini. Kalau ada waktu, saya lebih baik bermain dengan anak dan istri saya dirumah," Ujar Dave.     

Scott tersenyum tipis dan berkata, "Anda sungguh pria yang mencintai keluarga. Andaikan saya juga sama merindukan suasana rumah. Tapi sayangnya, rumah saya seperti neraka. Istri dan anak-anak saya selalu bertengkar dan tidak ada satupun yang mengalah. Oh, maaf saya jadi menceritakan masalah saya sendiri." Ujar Scott malu-malu. Dave tersenyum mendengarnya.     

"Oke, kita langsung saja pada intinya. Proposal yang perusahaan anda ajukan sudah kami teliti dan semuanya baik-baik saja. Hanya saja ada kekurangan di lamanya pengerjaan. Saya butuh cepat agar perusahaan saya bisa segera menggunakannya dan bisa mendapatkan profit sebanyak mungkin segera." Ujar Scott dengan mimik wajah serius dibandingkan beberapa menit sebelumnya.     

"Waktunya sudah dibuat seefisien mungkin dan seminim mungkin. Waktu yang diperlukan sudah sangat amat dipercepat. Tapi, kami mungkin bisa mempertimbangkannya dengan memajukan satu minggu dari jadwal yang sudah saya sebutkan di proposal." Jawab Dave.     

Butuh waktu lama hingga 1 jam lebih hingga akhirnya Scott menyetujui proposal yang diajukan Dave. Mungkin menunggu satu minggu bukanlah masalah untuknya. "Baiklah, aku setuju. Satu minggu perpanjangan dari yang saya inginkan dan sudah sesuai kontrak. Deal!" Scott mengulurkan tangannya agar bisa berjabat tangan dengan pria muda yang sangat berdedikasi dengan pekerjaannya.     

"Terima kasih tuan Scott, senang berbisnis dengan anda." Sahut Dave sambil menyambut uluran tangan kliennya itu dengan senyum lebarnya penuh kemenangan. Tidak sia-sia dia tengah malam berada disini untuk menjemput tender 100 milyar dengan salah satu perusahaan ternama dari London tersebut.     

"Sekarang waktunya bersenang-senang! Ayo masuklah ladies!" Scott berteriak memanggil orang yang diluar yang sedang menunggu instruksinya. Dave melebarkan matanya. Dia tidak menyangka akan ada pesta setelah persetujuan kerjasama dengan pria ini. Yang terbayang dimatanya adalah wajah Dian dengan tanduk diatas kepalanya. Dulu awal-awal menikah dia bisa menakuti Dian dengan auranya yang mendominasi. Namun, lama kelamaan justru aura mendominasi itu berpindah ke diri istrinya yang setiap saat bisa menerkamnya dengan kedipan matanya.     

"Maaf tuan Scott, sepertinya saya tidak bisa bergabung karena saya harus segera pulang sekarang." Dave menolak dengan cara sehalus mungkin namun Scott tidak bisa ditinggal begitu saja. Dia adalah pria yang menemukan kesenangan duniawi adalah obat terbaiknya untuk mengobati rasa kesepian di rumah.     

"Please, temani saya sebentar saja. Lihatlah mereka sudah datang dan cantik-cantik begini, masa kamu mau melewatinya begitu saja? Ayolah temani saya, okay? Aku akan menambahkan waktu perpanjangan jadi dua minggu kalau kamu mau menemani saya." Ucapan terakhir Scott benar-benar menguntungkan untuk Dave karena dengan begitu perusahaanya bisa memberikan yang terbaik untuk klien pentingnya ini.     

Namun, tidak ada yang bisa menduga apa yang akan terjadi jika kondisi tubuh sudah mabuk. Maka tunggulah kehancurannya. Dave benar-benar tidak bisa menolak ajakan itu namun juga tidak bisa bersama para wanita yang sudah tampil nyaris telanjang dan tinggal satu sentilan saja maka pakaian mereka akan lepas dari tubuhnya masing-masing. Dave tidak bisa mempertaruhkan kebahagiaan keluarganya dengan tindakan seperti ini.     

"Bersama aku saja tampan, aku akan memuaskanmu sampai titik keringat penghabisan." Tiba-tiba seorang wanita dengan pakaian yang serba tertutup namun memperlihatkan bentuk tubuh yang meliuk ketat, suaranya sangat dikenali Dave. Perempuan itu tiba-tiba mencium bibir Dave dengan lembut sambil berbisik, "Apakah aku datang tepat waktu?" Dave tersenyum senang dan memeluk pinggang wanita yang sangat dicintainya itu dan mencium kembali bibirnya dengan liar dan semakin dalam. Lalu tiba-tiba Dave mengakhiri ciumannnya dan berkata, "Maafkan saya tuan Scott, saya sudah mendapatkan perempuan yang akan menemani saya malam ini. Terima kasih atas kerjasamanya. Dua minggu perpanjangan waktu bukan? Sampai jumpa." Dave membawa kertas perjanjian dan memasukkannya kedalam tas.     

Lalu pria itu pun pergi bersama perempuan yang tiba-tiba mencium bibirnya dengan dalam yang tidak lain adalahh istrinya sendiri, Dian. Ibu satu anak itu melepaskan tangan Dave yang merangkul pinggangnya dengan keras dan berjalan dengan sangat cepat menuju pintu keluar.     

Dian bisa keluar masuk klab malam ini karena mendapatkan kartu pass dari Jack. Semua teman dan istri temannya bisa keluar masuk klab malamnya tanpa perlu mengantri atau mendaftar lagi asalkan menunjukkan kartu pass tersebut. "Sungguh hadiah pertemanan yang sangat unik," Ucap Dian, Likha, dan Calista kala itu. Namun ternyata kini Dian merasakan kegunaannya.     

"Sayang, tunggu aku!" Dave tahu kalau istrinya sedang marah padanya sehingga dia berjalan lebih cepat didepan. Dian terus berjalan tanpa memperdulikan teriakan suaminya dibelakang.     

BRUKKK!     

"Oh maaf," Dian yang hendak berbelok tiba-tiba menabrak seorang pria tanpa sengaja sehingga tubuhnya terdorong ke belakang. Dave segera memegang sang istri dari belakang agar tidak terjatuh menabrak dinding dibelakangnya.     

Pria itu tidak peduli dan langsung berjalan meninggalkan Dave dan Dian yang melongo melihat pria yang tidak tahu sopan santun tersebut. Dian tiba-tiba melepaskan tangan Dave dan hendak mengejar pria tersebut namun tangan Dave lebih cepat dan menarik istrinya untuk segera menuruni tangga dan menuju pintu khusus langsung ke tempat parkiran basemen.     

"Sayang, kamu tahu ini jam berapa? Kenapa kamu nekat sekali kesini?" Dave mulai bertanya setelah mereka keluar dari kebisingan musik dan suara orang-orang yang saling berteriak mengikuti alunan lagu yang sedang diputar.     

"Kalau aku tidak nekat datang, apa kamu mau mau bersenang-senang dengan perempuan yang nyaris telanjang disana? Cih! Jangan-jangan kamu menyesal aku datangi." Jawab Dian sambil memalingkan wajahnya memunggungi sang suami.     

"Bagaimana bisa aku menyesal? Justru aku senang kamu menyelamatkan aku dari tempat itu." Jawab Dave sambil memeluk tubuh sang istri dari belakang. "Devan sama siapa?" Tiba-tiba Dave teringat dengan bocah 4 tahun anak tampan mereka yang sedang tidur.     

"Aku titip sebentar pada mba dirumah. Sudahlah, ayo cepat pulang. Sudah malam. Aku takut Devan akan mencari kita." Dian membuka pintu mobilnya dan hendak masuk kedalam, ketika terdengar suara tembakan dari tempat parkir sebelah ujung mobil mereka berada. Dave yang hendak masuk kedalam mobilnya tiba-tiba berniat ingin melihat namun ditarik Dian masuk kedalam mobil dan menutup pintu mobil tanpa menghidupkan mesin mobilnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.