Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

III 340. Second Honeymoon (1)



III 340. Second Honeymoon (1)

0Darren yang ditinggal tidur segera mematikan laptopnya dan memasukkannya ke dalam tas laptop yang ada diatas meja kecil didalam kamar. Darren memang masih terbawa kesal ucapan Ratu yang mengatakan ada guru karate yang menyukai istrinya. Dulu, saat Calista masih berada didekatnya, tidak ada satupun pria yang berani mendekatinya. Kini, karena jauh darinya, siapapun bisa mendekatinya. Hal ini membuat Darren menjadi gelisah.     
0

Terutama besok, saat dia akan bertemu dengan kliennya. Entah kenapa firasat Darren mengatakan kalau akan terjadi seseuatu yang membahayakan istrinya. Darren pun sudah mengosongkan jadwalnya untuk langsung menuju hotel yang sudah diketahui namanya. Sementara itu, anak buahnya yang lain akan mengikuti sang istri dari kantornya.     

Darren menyusupkan tubuhya masuk kedalam selimut dan memeluk sang istri yang sudah terlelap dari belakang. Tingkat kewaspadaan Calista dari dulu tidak berubah. Darren memeluk dan menghadapkan tubuh istri yang sedang terlelap kedalam dekapannya. Dada sang istri yang naik turun membuatnya tergoda untuk sedikit menyesapnya. Maka kejahilannya pun dimulai.     

Darren membuka perlahan-lahan satu demi satu empat kancing di gaun tidur sang istri. Hal itu cukup untuk membuat buah dada Calista tersingkap sempurna. Darren baru ingat kalau istrinya ini selalu memiliki kebiasaan untuk melepas bra sebelum tidur. Dua gundukan putih dengan kuncup yang menggoda imannya mulai membuatnya tidak tahan. Darren menggigit bibirnya sendiri. Rasa ingin mengecapnya namun takut sang istri terbangun. Sudah hampir satu minggu dirinya 'berpuasa'.     

Darren memberanikan dirinya untuk merendahkan tubuhnya hingga kepalanya berada didada sang istri. Pria yang hawa nafsunya sudah sampai diubun-ubun itu pelan-pelan menjilat kuncup buah dada pemiliknya. Namun, Calista hanya mengeluarkan desahan pelan dan emrubah posisi badannya jadi telentang. Darren menelan salivanya susah payah karena posisi seperti ini justru membuat Darren lebih mudah menikmati spot yang paling disukainya.     

Darren menyentuh dada sang istri perlahan-lahan dan meremasnya lalu menghisap kuncupnya bergantian kanan kiri.     

"Eugggghhh …" Calista hanya melenguh namun masih tidak sadarkan diri alias masih dalam posisi tidur. Darren semakin meningkatkan gerakannya dan mulai menciumi dada hingga leher sang istri lalu menyesapnya penuh hasrat.     

"Euggghh …" Calista seperti sedang dibius hingga tidak sadarkan diri kalau Darren sedang menikmati haknya secara sembunyi-sembunyi.     

"Issshh ..." Calista melenguh antara mimpi dan sadar, ibu dua anak itu merasakan ada yang menjamah tubuhnya dengan penuh kelembutan. Kulitnya meremang dan napasnya tersengal-sengal. Darren menyesap tubuh sang istri sebatas mendapatkan sedikit haknya karena sang istri masih terhalang oleh tamu yang datang setiap bulannya.     

"Aahhhhh," Suasana malam dengan dinginnya suhu kamar ditambah terangnya sinar bulan purnama menjadi saksi atas 'pencurian hak' oleh seorang suami pada istrinya yang sedang terlelap dalam mimpinya. Meskipun pada akhirnya sang suami harus menuntaskan sendirian didalam kamar mandi dengan teriakan memilukan.     

-----     

Calista terdiam didepan cermin rias yang ada didalam kamar mandi. Matanya tertegun melihat begitu banyak jejak kemerahan di leher, dada, dan perut. Bahkan ada di lengan dan punggungnya. Berarti semalam yang menjamah itu bukanlah mimpi. Darren benar-benar menghisap seluruh kulit tubuhnya hingga merah dimana-mana. Calista memejamkan mata sambil menghela napasnya.     

"Sayang, kamu belum mandi?" Darren masuk ke dalam kamar mandi dengan tubuh sudah bertelanjang dada. Pria yang sudah memiliki dua anak itu benar-benar menjaga tubuhnya sehingga tetap atletis dan tidak ada timbunan lemak sama sekali di seluruh tubuhnya. Tubuh yang kokoh, dada yang bidang, bahu yang lebar, dan otot lengan yang terbentuk, membuat Calista sejenak lupa akan kemarahannya.     

"Darren, apa kamu yang melakukan ini semalam?" Calista membuka kemeja piyama yang dipakainya sehingga nampak dada polos didepan Darren.     

"Kamu kenapa memancingku pagi-pagi? Apa kamu sudah bersih?" Darren mengedipkan mata nakalnya.     

"Kamu itu! Aku bertanya apa, kamu jawab apa. Ishhh, kenapa kamu menggerayangiku sewaktu aku tidur?" Calista bertanya dengan nada ngambek.     

"Oh, jadi aku bisa menggerayangimu saat kamu sudah sadar seperti ini? Begitu kah sayang?" Darren maju mendekat ke Calista dan justru perempuan yang sedang bertanya itu malah kebingungan karena setiap pertanyaannya dibalas dengan pertanyaan juga.     

"Darren, aku serius." Calista melotot lebar.     

"Aku juga serius, sayang. Tingkat kewaspadaanmu sangat rendah sekali, bahkan bisa dibilang sangat buruk. Kalau kamu sudah sabuk hitam, harusnya kamu bisa waspada dengan sekitarmu meskipun dalam keadaan tidur sekalipun." Ucap Darren sambil menatap mata istrinya dengan tatapan meneduhkan dan penuh cinta.     

"A-aku terlalu lelah dan ngantuk sekali. Jadi aku tidak tahu kalau …" Calista memundurkan wajahnya setiap Darren memajukan wajahnya.     

"Tetap saja, kamu harus belajar mawas diri dimanapun kapanpun. Kamu tidak boleh terlalu sembrono begitu, sayang." Ucap Darren sambil menyingkirkan helaian rambut sang istri yang jatuh di pipinya. "Sudah mau terlambat, kamu harus buru-buru bukan? Aku juga buru-buru, jadi ayo kita mandi sama-sama." Darren menarik tangan Calista tiba-tiba.     

"Aaahhhh, kamu ini." Darren menyalakan air kran shower dan tubuh Calista ditarik dibawah guyuran air hujan buatan tersebut. Tubuh mereka berdua pun basah kuyup dengann piyama masih melekat di tubuh mereka masing-masing.     

Darren mendorong tubuh Calista ke dinding dan melumat bibirnya penuh hasrat. Tengkuk Calista di pegang dan ditekannya hingga bibir mereka berdua menempel erat satu sama lain.     

"Darren, hummmppphh …"     

"Nikmati saja sayang. Aku tidak bisa memasukimu tapi aku bisa menikmati dengan cara lain." Darren membalik tubuh Calista hingga membelakanginya. Kedua tangan Calista menahan dinding didepannya sementara Darren melucuti piyamany hingga terjatuh ke lantai. Darren terperanjat kaget ketika melihat Calista sudah tidak mengenakan pembalut.     

"Kamu … sudah selesai datang bulannya?" Darren bertanya dengan seringai iblis di bibirnya.     

"Jangan sekarang, Darren. Aku sedang buru-buru." Napas Calista tersengal-sengal dan dia hendak melarikan diri mengambil handuk ketika Darren menarik tangannya dan berkata, "Berarti semalam juga sudah bersih?" Pria yang keinginannya sudah memuncak itu membuat Calista susah payah menelan saliva.     

"I-iya. Please, aku buru-buru. Nanti malam aku bayar berkali-kali lipat, oke?" Calista berhasil melarikan diri dengan bertelanjang seutuhnya. Mengabaikan teriakan sang suami yang hendak mengerjainya. Kalau Darren sudah 'bekerja' bisa lupa daratan dan tidak cukup 1-2 jam.     

"Calista," Teriakan pilu sang suami tidak dihiraukan ibu dua anak tersebut. Calista pun segera berganti baju dan buru-buru keluar kamar sebelum Darren keluar dari kamar mandi.     

Saat Darren membuka pintu kamar mandi, bertepatan dengan Calista membuka pintu kamar untuk keluar menemui anak-anaknya di meja makan. Beruntung dia tadi sempat mengambil scarf untuk menutupi lehernya, hasil kerajinan mulut sang suami di malam hari tanpa sepengetahuannya. Darren menggeram tertawa geli melihat istrinya takut melihat dirinya. Pria itu pun berganti baju dan memakai dasinya sambil berkata, "Bandung will be our second honeymoon, sweetheart."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.