Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

III 335. Senang Membuat Kerusuhan



III 335. Senang Membuat Kerusuhan

0Samar-samar dari kumpulan karyawan yang berjalan keluar, Darren bisa melihat Calista berjalan diantara mereka. Calista yang sudah melihat dari jauh segera berlari kecil mendekati sang suami yang masih didalam mobil.     
0

Darren keluar dari mobilnya dan langsung mendapatkan teriakan seperti fans melihat idolanya. Sontak suasana berubah menjadi riuh dan hingar bingar.     

"Kamu membuat mereka berteriak histeris." Calista masuk kedalam mobil buru-buru agar tidak terjadi huru-hara yang tidak diinginkan.     

"Bukan salahku." Darren memasang sabuk pengaman dan menghidupkan mesin meninggalkan area pabrik tempat Calista bekerja.     

"Sekarang ceritakan padaku tentang rencanamu ke Bandung." Darren bertanya sambil membelah pinggiran kota Jakarta dengan Lamborghini yang dipacunya.     

"Maya, sekretaris di divisi kami, tadi siang memberitahuku kalau aku harus ikut dia bertemu klien penting di salah satu hotel di Bandung. Seharusnya bukan aku yang berangkat tapi temanku. Sayangnya, temanku minggu ini masih cuti dan baru masuk minggu depan, jadi terpaksa aku yang menggantikan." Jawab Calista panjang lebar.     

"Bandung yaa? Hump, boleh juga." Jawab Darren sambil menyeringai.     

"Boleh apa?" Calista tidak mengerti apa maksud perkataan Darren.     

"Boleh juga, menjadi tempat honeymoon kita yang kedua. Kamu ingat tidak? Honeymoon pertama kita di adakan di Bali." Darren mengingat saat itu. Maminya membawa paksa Calista ke Bali yang berujung honeymoon pertama mereka disana.     

"Maaf, aku tidak ingat." Jawab Calista lirih.     

"Sudahlah, yang penting kamu dan anak-anak kembali ke sisiku dan aku mengingat kalian. Lambat laun ingatanmu akan kembali pulih." Darren mengusap kepala Calista dan tersenyum lembut.     

"Terima kasih." Calista tersenyum senang menerima kasih sayang dari pria yang selama ini dia dan anak-anak dambakan.     

"Minggu ini adalah hari terakhirmu bekerja. Dan, Jumat pergi bertemu klien penting menurut sekretaris itu, bersamaku." Jawab Darren.     

"Aku belum menemukan penggantiku. Aku tidak bisa pergi begitu saja." Calista tidak suka Darren memutuskan semuanya sepihak tanpa berdiskusi padanya terlebih dahulu.     

"Aku sudah menemukan penggantimu dan dia akan mulai bekerja besok. Selama tiga hari kedepan kamu bisa mengajarkan dia apa yang biasa kamu lakukan dan lainnya mulai dari 0." Jawab Darren dengan tetap fokus melihat jalanan.     

"Oh benarkah? Cepat sekali." Sahut Calista lirih.     

"Sayangnya, ada satu yang tidak bisa aku percepat." Ujar Darren dengan nada sendu.     

"Apa itu?" Calista tidak mengerti.     

"Masa menstruasimu," Ucap Darren dengan senyum memikatnya.     

"DASAR MESUM!" Calista memukul lengan Darren gemas.     

"Hahaha, sudahlah. Oya,kamu mau makan dirumah atau kita cari restoran?" Darren melihat ada beberapa restoran di tempat yang mereka lewati.     

"Langsung pulang saja. Aku kangen Raja dan Ratu. Dulu setiap aku pulang kerja, aku selalu buru-buru untuk sampai rumah. Aku tidak mau ikut pergi kemanapun yang teman-temanku ajak. Karena aku tidak mau melewatkan momen bermain bersama mereka sebelum mereka tidur dan besok aku tinggal saat mereka masih tidur." Jawab Calista sambil tersenyum.     

"Bagaimana aku bisa hidup selama lima tahun ini tanpa kamu dan anak-anak? Aku tidak akan ceroboh lagi sehingga aku bisa kehilangan kamu dan anak-anak. Percayalah padaku, semua yang aku lakukan karena aku sudah merasakan semua kepahitan seorang diri." Ujar Darren sambil terus menatap jalanan didepannya. Calista diam tidak mengatakan apapun. Asalkan anak-anaknya senang, maka dia akan ikut senang.     

Satu jam kemudian, mereka pun sampai dirumah. Jalanan yang super padat macetnya setiap jam pulang kerja, membuat Darren selalu memutuskan untuk pulang lebih cepat atau bahkan lebih malam lagi.     

"Anak-anak ibu dimana? Kalian sudah tidur kah?" Calista mengucapkan salam sebelum masuk dan langsung menuju ke ruang keluarga dimana anak-anaknya biasa menghabiskan waktu bersama sambil main games.     

"Ibuuuuu …" Raja dan Ratu berebutan ingin memeluk Calista. Darren yang berdiri dibelakangnya tersenyum melihat kehebohan anak-anaknya setiap ibu mereka pulang bekerja. Apakah seperti ini rasanya waktu mereka pulang bertiga? Pikir Darren.     

"Ibu kalian mandi dan ganti baju dulu. Kalian tunggu disini dulu, okay?" Darren menarik tangan Calista untuk naik ke kamar mereka di lantai dua.     

"Aku tunggu dibawah ya bu." Ratu berteriak berseru pada ibunya yang berjalan menjauh hingga hilang dari pandangan.     

"Tidak usah ditunggu. Ayah sudah menguasai ibu sejak kita datang kesini." Jawab Raja dengan santainya sambil kembali memainkan games. Ratu tampak cemberut dan murung mendengar perkataan kakaknya.     

"Tapi, lihatlah banyak sekali kesenangan yang kita dapatkan. Kita bisa makan enak, pulang pergi sekolah naik mobil, kamar yang bagus, dan pakaian yang bagus. Ibu sibuk bekerja begitu juga ayah. Kamu bermain saja sama kakak." Raja menepuk kursi disebelahnya untuk Ratu duduk bersisian.     

"Benar juga. Yang penting kita sudah berkumpul kembali bersama-sama. Aku cinta kakak sangat sangat cinta." Ratu menghempaskan tubuhnya ke Raja dan memeluknya dengan erat.     

"Hei, lepaskan aku! Kamu berat sekali, terlalu banyak makan." Raja berontak ingin melepaskan diri tapi pelukan sang adik terlalu kuat hingga dia tidak bisa bergerak sama sekali.     

"Jangan pergi dulu, aku masih mau peluk kakak." Ratu medusel-dusel wajahnya ke tubuh Raja. Raja yang geli bergerak-gerak ingin menjauh dari Ratu yang selalu over setiap memeluk dirinya. Setelah berhasil melepaskan diri dari Ratu, Raja berlari kesana kemari agar tidak tertangkap Ratu kembali. Ratu yang senang menggoda kakaknya yang dingin dan pelit senyum itu berlarian mengejar kakaknya.     

Spontan suasana diruang keluarga malam ini mendadak ramai oleh suara tertawa Ratu dan marah-marah Raja. Semua pelayan yang melihat kedua anak kembar itu tersenyum geli dan senang melihat kedua anak itu yang telah memberikan keceriaan dalam rumah ini yang sempat mati selama lima tahun.     

"Dibawah sepertinya Ratu iseng kembali ke kakaknya." Rani mendengar suara heboh di lantai satu yang terdengar hingga ke kamarnya.     

"Biarkan saja, sebentar lagi jam tidur mereka, aku akan suruh Hera untuk menemani mereka." Jawab Darren sambil melepas jas dan kemejanya satu persatu.     

"Aku akan menemani mereka sampai tidur malam ini." Ucap Calista sambil mengambil piyama dan berjalan menuju kamar mandi untuk berganti baju.     

"Apa? Tidak tidak, kamu tidur bersama aku malam ini. Anak-anak sudah besar, mereka bisa tidur sendiri." Jawab Darren.     

"Maafkan saya tuan, saya tidak bisa," Jawab Calista dari dalam kamar mandi yang dia kunci dari dalam.     

"Tuan? Kamu baru saja panggil aku tuan? Calista, buka pintunya. Aku juga mau mandi." Darren menggedor-gedor pintu kamar mandi yang membuat Calista didalam kamar mandi menggeleng-geleng tidak mengerti. Kenapa semua orang malam ini senang sekali membuat kerusuhan.     

-----     

Darren yang sendirian didalam kamar, cemberut dan kesal bukan main. Dia dibiarkan tidur sendiri sementara istrinya dibawah sedang mengeloni kedua anaknya sampai tidur. Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam tapi tidak ada tanda-tanda Calista kembali ke kamar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.