Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

III 327. Berkumpul Kembali



III 327. Berkumpul Kembali

0"Om kenapa bisa sama ibu kami? Om sedang apa disini?" Ratu masih mau bertanya dan berinteraksi dengan Darren, tapi tidak dengan Raja dengan wajah dinginnya. Kenapa ini anak mengingatkan aku pada seseorang ya tapi siapa? Pikir Darren.     
0

"Kalian sudah pulang? Ayo kita kembali kerumah." Rani menggandeng tangan Raja dan Ratu menuju tempat pangkalan taksi yang ada di dekat sekolah.     

"Kalian mau kemana?" Darren yang ditinggal sendirian, memanggil ke tiga orang didepannya yang jelas-jelas keluarganya.     

"Naik taksi, tentu saja." Rani membalikkan tubuhnya dan berkata pada Darren yang melongo.     

Darren menghela napas tidak percaya dengan pendengarannya. Buat apa dia disini kalau keluarganya naik taksi? Pikirnya. Darren pun berjalan menghampiri mereka lalu tiba-tiba menggendong ratu di dadanya.     

"Heiii kamu mau kemana?" Darren membawa Ratu menuju mobilnya.     

Ratu yang digendong awalnya kaget namun menjadi sedikit tenang setelah Darren membisikkan kalimat, "Ikut daddy pulang ya sayang." Raja dan Rani mengikuti Darren yang tanpa permisi menggendong Ratu pergi.     

Darren membuka kunci mobil dan membuka pintu penumpang bagian belakang lalu mendudukkan Ratu dan memasang sabuk pengamannya. Lalu menutup pintunya. Ratu tampak paling mudah diajak bekerjasama dibanding kakak dan mommynya.     

"Aku tidak mau ikut denganmu. Aku belum mengijinkan kamu menjadi ayah anak-anakku!" Rani berteriak dan Raja pun menatap sinis pria yang dengan sembarangan membawa adiknya.     

"Ayo masuklah, aku sudah lapar." Darren menggandeng tangan Rani yang masih kaget dengan perlakuan tiba-tiba itu. Darren membuka pintu penumpang bagian belakang dan mempersilahkan anak laki-lakinya yang masih sinis menatapnya untuk duduk disebelah Ratu. Darren pun tidak kalah tajam menatap Raja yang menantangnya namun akhirnya bocah lelaki itu kalah juga. Dia menyerah dan masuk kedalam mobil lalu pintu pun ditutup.     

Giliran Rani yang dipersilahkan duduk.     

"Kamu mau aku pasangkan sabuk pengaman juga?" Darren berbisik ditelinga Rani. Rani memundurkan wajahnya yang merona merah karena malu.     

"Ti-tidak terima kasih. Aku bisa sendiri." Ibu dua anak itu pun segera memasang sabuknya dan Darren tersenyum memikat padanya membuat Rani menelan saliva susah payah. Darren menutup pintu dan menuju kursi pengemudi.     

"Kita berangkat sekarang. Kalian lapar?" Darren berseru kepada tiga orang yang masih dalam keadaan mode on bingung.     

"Aku lapaaaar. Kita mau makan dimana om?" Ratu yang paling bersemangat, membuat Darren terseyum senang.     

"Tempat makan mana yang kalian ingin datangi?" Pria ini mulai muncul gairah hidupnya setelah menemukan oase yang telah lama hilang.     

"Yang itu loh om yang ada gambar bapak tua pake kacamata. Teman-teman Ratu sering makan disana. Tapi kami belum pernah kesana." Ucap Ratu memelas.     

"Ratu, kita tidak boleh bicara dengan orang asing. Kamu jangan mudah tergiur dengan tawaran orang yang tidak dikenal." Raja berkata dengan suara lantang. Darren melebarkan matanya mendengar ocehan anak laki-laki yang benar-benar bertolak belakang sifatnya dengan adik kembarnya.     

"Orang asing? Sepertinya kita ber empat perlu berbicara di tempat yang tenang. Daddy tahu tempatnya."     

"Daddy?" Raja dan Ratu berseru bersamaan. Sementara Rani menganga tidak tahu harus bicara apa.     

Darren pun menghidupkan mesin dan melaju meninggalkan area sekolahan menuju sebuah restoran yang akan memanjakan kedua anak kembar dan istri yang telah lama hilang.     

Tidak sampai setengah jam, mereka sampai disebuah restoran keluarga yang sangat sejuk karena banyaknya pepohonan di tanam di sekitar restoran tersebut. Darren keluar dari mobil diikuti oleh ke tiga anggota keluarga lainnya.     

Seorang resepsionis menghampiri mereka, "Selamat siang tuan, untuk berapa orang?"     

Dengan tegas Darren menjawab, "Empat orang dan aku ingin ruangan khusus."     

Resepsionis itu pun berkata untuk mengikutinya. Darren mengajak istri dan anak-anaknya masuk. Ratu yang paling antusias, Rani masih bingung, sementara Raja tetap dengan pendiriannya berwajah datar cenderung galak.     

Mereka diantarkan ke ruangan yang tertutup dengan ruangan lain di lantai dua. Suasana interiornya meja rendah dengan bantal duduk lesehan. Darren dan Rani duduk bersebelahan. Sementara ke dua anak mereka duduk di atas bantal lesehan dihadapan mereka.     

Sambil menunggu pesanan mereka datang, Darren mengeluarkan selembar kertas yang sudah ditunjukkan ke ibu mereka. Raja dan Ratu saling melihat satu sama lain tidak mengerti maksud pria yang menyebut dirinya daddy.     

"Kalian belum bisa membaca ya? Oya, maafkan daddy." Darren mengambil kertas itu kembali dan membacakan isinya.     

"Ini adalah hasil tes lab yang membuktikan kalau kalian adalah anakku. Anakku yang telah hilang lima tahun yang lalu. Sedangkan mommy kalian ini yang benar namanya adalah Calista. Ini adalah foto pernikahan kami." Darren mengeluarkan sebuah foto pernikahan dirinya dengan Calista yang berukuran pas di dompet.     

Raja dan Ratu berebutan ingin melihatnya. Setelah itu mereka saling bertukar pandang dan melihat ke daddy dan mommynya berulang kali.     

"Daddy?" Ratu berkata dengan mata berkaca-kaca.     

"Ya sayang," Darren menjawab.     

"Huaaaaaa, akhirnya, aku punya daddy. Kami selalu ditertawakan karena lahir tanpa punya ayah. Ibu juga hidup sangat keras bekerja seorang diri membesarkan kami." Ratu menangis histeris. Sementara Raja menundukkan wajahnya menahan sesak didada.     

Darren mendekati anak perempuan yang sanga cantik seperti mommynya.     

"Maafkan daddy, sayang. Ini bukan kemauan daddy. Daddy dan mommy kalian dipisahkan oleh orang-orang jahat yang tidak menyukai kami. Sehingga mommy kalian mengalami hilang ingatan sampai sekarang." Darren menarik tubuh Raja dan memeluk kedua anaknya bersama dalam dekapannya.     

"Daddy berjanji tidak akan pergi dari kalian lagi. Daddy akan menjaga dan menjadi pelindung kalian, termasuk mommy kalian. Mulai sekarang, kalian tinggal bersama daddy dirumah kita. Kita akan berkumpul kembali menjadi satu keluarga." Darren tidak kuasa menahan air mata yang ikut tumpah bersama dengan kedua anak di pelukannya. Rani menangis sesenggukan. Seharusnya dia senang karena anak-anaknya telah menemukan ayahnya kembali. Tapi, dia juga sedih karena sampai sekarang masih belum ingat apapun dari masa lalu nya.     

Rani pergi keluar meninggalkan mereka bertiga untuk menuju toilet membersihkan wajah dan matanya yang sembab. Didalam toilet Rani masih menangis antara bahagia dan sedih menjadi satu. Setelah puas menangis, ibu dua anak itupun keluar dari toilet.     

Baru saja melangkah untuk meninggalkan toilet, tangan Rani ditarik oleh seseorang dan ciuman hangat mendarat di bibirnya. Pria bermata hijau yang menciumnya tampak masih ada bekas air mata di pipinya. Rani terdiam dan menikmati ciuman lembut yang semakin intens dan memabukkan.     

"I love you sayang. I miss you so much." Darren memegang tengkuk dan semakin memperdalam ciuman mereka. Rani merasa pria ini sangat baik dan menyayanginya. Rani pun memeluk tubuh Darren dengan kedua tangannya berada di punggung pria bermata hijau tersebut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.