Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

III 319. Anda Tidak Berhak



III 319. Anda Tidak Berhak

0"Kamu pria jahat! Aku benci kamu." Raja dengan sekuat tenaga tiba-tiba mendorong Darren yang sedang berjongkok didepannya. Karena kaget, Darren pun terjatuh ke belakang dan Raja berhasil melarikan diri. Namun Darren segera mengejarnya keluar dan betapa terkejutnya dia mendapati seorang anak lainnya yang wajahnya mirip dengan anak kecil tadi berdiri disana dengan seorang perempuan dengan tatapan bengong.     
0

"Kalian? Kalian siapa dan sedang apa?" Darren bertanya dengan menatap tajam mata ke perempuan didepannya.     

"Sa-saya, saya … mau bertemu … dengan Andrew." Rosa berkata dengan suara gemetaran. Darren mengernyitkan dahi. Apa hubungan perempuan didepannya dengan Andrew dan juga dua anak ini yang bersembunyi dibelakang tubuhnya.     

"Andrew sedang rapat. Kamu siapanya Andrew?" Darren bertanya lagi.     

"Saya …"     

"Rosa …" Tiba-tiba Andrew datang dari arah sebelah kanan. Matanya menangkap Rosa sedang melindungi dua anak dibelakangnya dari tatapan Darren didepannya.     

"Andrew!" Merasa terselamatkan, Rosa bernapas lega dan bisa tersenyum kembali. Namun tidak dengan Raja dan Ratu yang masih bersembunyi ketakutan dibelakang tubuh Rosa.     

"Tuan, dia adalah Rosa, pacar saya. Dan, dua anak kembar dibelakangnya adalah kemungkinan keponakannya yang akan saya berikan kadonya sekarang." Ucap Andrew dan dibalas dengan anggukan mantap oleh Rosa.     

"Kado? Siapa yang ulang tahun?" Darren tidak mengerti.     

"Maaf, yang ulang tahun dua keponakan kembar saya ini. mereka akan ulang tahun akhir pekan ini di sekolahnya. Tapi, Andrew bilang mau memberikan kadonya langsung sekarang. Jadi, kami datang kesini ingin menjemput kadonya." Ucap Rosa menyela pembicaraan antara kekasihnya dengan bos kekasihnya.     

Darren merasakan dadanya sakit seketika. Entah kenapa jantungnya berdegup kencang. Pria bermata hijau itu memegang dadanya kuat-kuat.     

"Bos, anda tidak apa-apa? Bos, aku bantu masuk kedalam." Namun Darren menghempaskan tangan Andrew dan justru berjalan mendekat kearah Rosa untuk melihat lebih dekat lagi dua kembar dihadapannya.     

"Kemarilah, aku ingin melihat wajah kalian lebih dekat. Jangan takut." Darren berkata lebih lembut kali ini. Ratu mengintip takut-takut sementara Raja tetap tidak mau keluar dari persembunyiannya. Dia sudah berpikir kalau pria ini telah membuang mereka. Raja sudah menganggap Darren ayah yang kejam. Rosa pun terpaksa menyingkir ketika Andrew memberi kode padanya untuk menggeser berdirinya ke samping perlahan agar bosnya bisa melihat wajah kedua anak tersebut.     

Betapa terkejutnya Andrew. Mereka adalah sepasang anak kembar yang wajahnya mirip dengan bos presdirnya. Darren pun tidak percaya dengan penglihatannya.     

"Siapa ibu kalian? Dimana dia sekarang?" Darren bertanya penasaran dengan rahang mengeras.     

"Ibu mereka …"     

"Anda tidak berhak bertanya apapun pada kami. Anda bukan siapa-siapa kami! Tante, ayo kita pergi sekarang!" Raja berkata dengan suara lantang untuk ukuran anak kecil. Darren, Andrew, dan Rosa melebarkan mata tidak percaya dengan reaksi yang diberikan Raja. Ratu pun mengikuti langkah kakak kembarnya menuju pintu lift.     

"Andrew, sepertinya aku harus pergi sekarang. Maafkan kami," Rosa pun pergi meninggalkan dua pria yang masih dalam kondisi bengong. Wajah Darren menggelap dengan kedua tangan terkepal. Seorang bocah bisa menolak dirinya dan berteriak padanya. Rosa dan dua anak kembar itu pun masuk kedalam lift lalu pergi meninggalkan perusahaan The Anderson.     

"Andrew, aku mau tahu dimana rumah kedua anak itu SEKARANG JUGA!." Darren berkata setelah kembali masuk ke dalam ruangannya.     

"Ba-baik bos." Andrew segera keluar dari ruangan bosnya. Dia ingin menelpon Rosa tapi pasti tidak bisa menerima telpon jadi Andrew memutuskan untuk mengirim pesan tertulis kepada kekasihnya itu.     

Sementara itu aura didalam mobil berubah menjadi lebih sunyi dari tadi berangkat. Raja tampak semakin menggelap wajahnya. Dia teringat akan foto berukuran raksasa yang terpajang didalam ruangan pria tadi. Kenapa wajah ibunya ada didalam foto tersebut? Apakah itu ayah mereka yang sekian lama mereka tunggu? Sedangkan Ratu masih diam tidak mengerti kenapa pria yang ditemui tadi itu seperti dia pernah melihatnya tapi dimana? Ratu mengetuk-ngetuk keningnya dengan jari telunjuknya. Dia ingin bertanya pada kakaknya lalu bocah perempuan itu pun memalingkan wajah ke arah kakak kembarnya.     

Namun, Ratu langsung terperanjat kaget karena pria yang mirip dengan seseorang itu adalah ternyata … kakak kembarnya. Otak Ratu langsung bekerja cepat, apakah pria itu … ayahnya? Namun Ratu langsung menggeleng-gelengkan kepalanya. Bagaimana mungkin pria itu ayahnya? Sedangkan ibunya saja tidak ingat siapa ayah mereka. Tante Rosa bilang ke Raja dan Ratu kalau ibu mereka mengalami kecelakaan saat mengandung mereka sehingga menyebabkan ibu mereka kehilangan ingatannya dan tidak mengenal ayah mereka siapa.     

Rosa yang duduk menyetir didepan sendirian, diam sambil menatap dari balik kaca spion yang ada diatas kepalanya. Dia tidak mengerti dengan sikap Raja yang semakin bertambah sinis setelah kembali dari kantor tempat kekasihnya bekerja.     

"Baiklah, kalian masuk cuci tangan dan kaki lalu ganti baju yaa. Kalian belum sempat makan kan tadi? Tante akan membuatkan kalian makanan sekarang. Nanti kalau sudah matang, tante panggil keluar." Rosa berkata dengan tersenyum menenangkan hati dua keponakannya yang mendadak murung dengan pikiran masing-masing.     

"Kak, kamu lihat tidak tadi? Wajah pria itu mirip sekali dengan kamu. Aku rasa …"     

"Tidak mirip … tidak mirip. Dia bukan siapa-siapa. Kamu jangan pernah berpikir macam-macam." Raja masuk kekamar mandi untuk mencuci kaki dan tangannya lalu berganti baju dengan pakaian rumahan. Ratu heran dengan sikap Raja yang malah marah-marah padahal Ratu bertanya baik-baik. "Pasti kakak mengetahui sesuatu." Pikir bocah perempuan itu.     

Rosa yang menerima pesan dari Andrew segera membalasnya dengan mengirim alamat tempat mereka tinggal. Lalu perempuan cantik dan penuh kasih itu pun memasak makanan untuk dua ponakan yang sangat dicintainya itu. Setelah satu jam, makanan pun matang dan Rosa pun memanggil kedua keponakannya untuk keluar makan.     

Raja dan Ratu yang memang lapar langsung keluar kamar dan menuju meja makan. Tidak ada pembicaraan berarti karena Raja dan Ratu memilih diam. Rosa menghela napasnya berkali-kali. Sungguh dia kasihan dengan dua anak didepannya ini. Mengingat ulang tahunnya sebentar lagi tapi tidak didampingi ayah mereka seperti biasa.     

"Kalian mau hadiah apa untuk ulang tahun kalian?" Rosa bertanya sambil menatap bergantian kearah dua anak lucu didepannya.     

Namun pertanyaannya tidak mendapatkan satu jawaban pun. Baik Raja maupun Ratu tidak menjawab dan lebih memilih fokus dengan makannya masing-masing.     

Ting tong …     

Tiga orang yang sedang menikmati makan siang yang telat, kaget mendengar rumah mereka ada yang membunyikan bel.     

"Ibu?" Ratu bertanya pada Raja dan Rosa.     

"Tidak mungkin ibu kalian membunyikan bel. Sebentar tante lihat dulu. Kalian lanjutkan makanan kalian." Rosa memundurkan kursinya dan berjalan menuju pintu untuk melihat siapa yang datang.     

"Andrew, kamu …"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.