Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

III 317. Kangen Daddy



III 317. Kangen Daddy

0Rosa bersemangat sekali mencari hadiah untuk dua ponakan kembar yang merupakan anak dari Maharani yang bukan lain adalah Calista di kehidupan kali ini. Setelah muter-muter dari satu lorong ke lorong lainnya, Rosa pun selesai dengan pencariannya dan menuju kasir. Namun entah dimana kekasihnya berada, mungkin sedang mencari hadiah juga untuk keponakannya.     
0

Rosa menunggu di antrian kasir karena masih ada satu orang pria yang sedang dilayani.     

"Wah, hadiah untuk anak kembarnya ya pak? Pasti mereka senang sekali dibelikan hadiah oleh ayahnya sepasang seperti ini." Kasir perempuan itu mencoba berbasa-basi pada pembeli didepan Rosa. Namun sayangnya, ramah tamahnya tidak mendapatkan balasan yang sama. Pria itu diam tanpa mengucapkan sepatah katapun. Kasir itupun diam tidak mengatakan apa-apa lagi mengetahui pertanyaanya tidak mendapatkan tanggapan baik.     

"Bos? Anda disini juga?" Tiba-tiba kekasih Rosa menghampiri pria dingin tadi yang hampir sampai di pintu keluar. Bos? Apa dia bosnya Andrew? Pikir Rosa.     

"Maaf nyonya, silahkan maju." Ucap kasir itu mengagetkan Rosa yang sempat bengong.     

"Kamu panggil pria tadi … bos?" Rosa menghampiri kekasihnya yang tidak lain adalah Andrew, sekretaris Darren.     

"Ya, dia kesini membeli hadiah ulang tahun untuk anak-anaknya." Jawab Andrew. "Yang tidak tahu bagaimana kabarnya mereka." Ucap Andrew dalam hati.     

"Oh, pasti anak-anaknya bahagia sekali punya ayah yang perhatian seperti itu." Ucap Rosa dengan pikiran melanglang ke kedua keponakannya yang selalu menanyakan dimana ayah mereka berada.     

Disebuah jalanan sepi dimana tidak ada seorang pun yang lewat, seorang pria tampak memberhentikan mobilnya disebuah tempat dimana terakhir kali dia berpisah dengan istrinya.     

"Anak-anakku, dimanapun kalian berada, jagalah selalu mommy kalian. Mommy kalian adalah jantung hati daddy. Yang akan selalu berdetak sampai kapanpun dimanapun. Aku kangen kalian. Apakah kalian kangen aku, daddy kalian?" Darren duduk di tepi jalan sambil meletakkan dua mainan tersebut di pembatas pinggir jalan. Pria bermata hijau itu tidak tahu tanggal berapa anak-anaknya dilahirkan. Tapi dia yakin itu adalah minggu ketiga di bulan September, sesuai perkiraan dokter kandungan Calista setiap kali selesai kontrol.     

-----     

"Daddy … daddy … ratu kangen daddy." Rani duduk sambil mengompres air dingin ditepi pinggiran kasur anak kembar perempuannya. Malam ini suhu tubuh Ratu demam tinggi dan selalu mengigau menanyakan daddynya. Andaikan Rani bisa ingat siapa ayah mereka, maka Rani akan segera berlari ke arah pria itu dimanapun dia berada. Sayangnya, dia tidak tahu siapa ayah dari kedua anak kembarnya. Sejak kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya, Rani menderita koma selama satu bulan dan ketika terbangun dia sudah tidak ingat apa-apa lagi.     

"Ibu, Ratu sakit ya?" Raja, anak kembar yang lelaki ini tampak lebih dewasa dari usianya. Dan, anak lelakinya ini pun sangat pintar mengoperasikan komputer di usianya yang masih lima tahun. Raja jug anak yang paling menentang jika ada pria yang mendekati ibunya. Wajahnya dingin dan jarang tersenyum pada siapapun, apalagi pada orang asing. Namun, dia adalah saudara yang sangat baik dan perhatian pada saudara kembar perempuannya, Ratu.     

"Iya sayang, tapi ibu sudah mengompres dan memberinya obat demam. Mudah-mudahan sebentar lagi demamnya turun." Rani memeluk anak lelakinya yang selalu menghindar bila dipeluk. Karena dia selalu merasa sudah besar jadi malu bila harus dianggap anak kecil. Rani gemas sekali dengan tingkah anak lelakinya ini.     

"Ibu, apakah ibu masih tidak ingat siapa ayah kami?" Raja tiba-tiba mengeluarkan pertanyaan yang membuat Rani terdiam.     

"Ibu, aku akan membantu ibu mencari ayah kami. Tapi, setidaknya ibu memberi aku satu petunjuk agar aku bisa menyelidikinya." Jawab Raja dengan mantab.     

"Raja, kamu masih anak kecil. Kamu mengerti apa sayang? Ibu tidak akan mengijinkan kamu untuk berbuat yang tidak-tidak diluar usia kamu. Dunia luar itu berbahaya, sayang." Jawab Rani sambil mencium gemas anak gantengnya.     

"Ibu jangan cium-cium aku lagi. Aku malu, aku sudah besar. Nanti aku ditertawakan teman-temanku." Ucap Raja dengan penuh percaya diri.     

Rani tidak bisa menahan tertawanya tapi dia tidak boleh tertawa karena Ratu sedang sakit.     

"Sifatmu seperti ini mungkin menurun dari ayahmu. Karena sifat mami tidak sepercaya diri seperti kamu." Ucap Rani dengan senyum penuh keibuan.     

"Ibu, aku pasti akan bantu ibu untuk menemukan ayah. Aku akan membuat ayah kembali ke tengah-tengah keluarga kita." Jawab Raja dengan pasti dan penuh percaya diri.     

"Iya iya ibu percaya. Sekarang kamu tidur ya, sudah malam. Ibu akan menunggu adik kamu sampai demamnya turun." Rani mencium pipi kiri dan kanan, kening, dan juga ubun-ubun Raja. Raja diam saja dan sangat menyukai ibunya karena baginya ibunya adalah perempuan hebat dan cinta pertama baginya, setelah Ratu, adiknya.     

Raja pun akhirnya berjalan menuju ranjang satunya yang berada disebelah sang adik, Ratu. Mereka dijadikan satu kamar tapi beda ranjang karena selera dua anak kembar ini berbeda. Ratu menyukai warna biru sedangkan Raja menyukai warna coklat muda agak kehitaman. Sungguh pribadi seseorang bisa ditentukan dari warna yang dipilihnya.     

Ratu sangat penuh kasih kepada kakak kembarnya meskipun Raja sangat cuek dan dingin. Namun, Raja juga sangat menyayangi adik kembarnya dengan caranya sendiri. Jika ada yang mengganggu Ratu, maka Raja tidak segan-segan akan memberi pelajaran orang tersebut dengan cara menerornya dan membuatnya menderita selama beberapa hari.     

Setelah kedua anaknya tidur dengan pulas, Rani keluar kamar dengan hati-hati menutup pintu. Wanita yang masih tampak cantik dan langsing meskipun sudah memiliki dua anak ini selalu hidup dengan pertanyaan seperti apa masa lalunya? Siapa suaminya? Siapa ayah dari dua anaknya? Rani ingin kedua anaknya memiliki sosok ayah seperti anak –anak lainnya.     

Rani kembali ke kamar dua anaknya setelah memastikan semua pintu dan jendela sudah terkunci rapat.     

-----     

"Kak Rosa, kantor menyuruhku untuk keluar kota hari ini juga. Apa yang harus aku lakukan? Aku bingung dengan anak-anak. Apakah aku harus membawa mereka serta?" Rani yang bekerja sebagai seorang sekretaris di sebuah perusahaan ternama, mendadak menerima surat kerja ke Bandung dan menginap semalam disana.     

"Kebetulan hari ini aku belum jadi berangkat dinas, baru lusa. Biarkan anak-anak denganku saja. Aku akan menjemput mereka pulang sekolah hari ini ya." Ucap Rosa dengan senang hati. Dia selalu senang jika bisa menjaga dua anak kembar yang sangat penurut dan cakep-cakep itu.     

"Ya Tuhan, terima kasih banyak kak Rosa, kamu adalah dewiku. Aku pasti akan membalas semua kebaikan yang kak Rosa berikan untukku." Rani seperti mau menangis mendengar betapa berutungnya dia memiliki kakak angkat seperti Rosa.     

Dan, akhirnya siang ini Rosa pun menepati janjinya untuk menjemput dua kembar. Raja dan Ratu yang sedang menunggu ibu mereka menjemput, ternyata malah menjumpai tante Rosa yang menjemput mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.