Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

BAB 10: Istri Bayaran yang Ceroboh



BAB 10: Istri Bayaran yang Ceroboh

0"Tidak ada, kamu jangan berpikir macam-macam. Sekarang pulanglah. Nanti aku telpon kalau aku sudah luang." Darren menyibukkan dirinya dengan mulai mengecek beberapa email masuk lewat laptopnya. Britney yang merasa terabaikan, langsung mengambil tasnya di sofa dan keluar ruangan dengan membanting pintu     
0

Darren memejamkan matanya dan menghela napas. Dia berusaha untuk melupakan Britney mengingat perempuan itu sudah berkhianat dan menikah dengan orang lain. Namun, melupakan seseorang yang dicintai sejak lama tidak semudah membalikkan telapak tangan. Karena konsentrasinya sudah buyar dan tidak bisa fokus bekerja, Darren memilih untuk membuka lagi video CCTV di laptopnya. Dia mencari kemana perempuan itu berada. Di ruang tamu, di kamar tidur, di taman, di teras, didapur, dia tidak menemukannya dimana-mana. Darren mulai gusar dan berpikir macam-macam.     

"HERA, DIMANA PEREMPUAN ITU?" Darren menelepon Hera yaang merupakan orang suruhannya untuk melayani Calista 24 jam.     

"Tadi nyonya mau tidur ke kamar katanya." Jawab Hera gugup. Dia tidak pernah mendengar tuan mudanya semarah ini, bahkan ketika cintanya diputuskan sepihak oleh perempuan bernama Britney, yang dilakukan tuan mudanya hanya mabuk-mabukan dan pulang malam lalu tidur. Besoknya seperti tidak terjadi apa-apa.     

"Dia tidak ada di kamar. Cepat kamu cari dia!" Perintah Darren lalu menutup panggilan. Darren mengepalkan tangannya kuat-kuat.     

Hera mengetuk pintu kamar nyonya majikannya namun tidak ada suara balasan dari dalam. Handel pintu diputarnya dan ternyata tidak dikunci. Hera masuk kedalam kamar dan memanggil nyonyanya berkali-kali.     

"Nyonya... nyonya... Anda dimana?" Hera mencari ke balkon, ke ruang ganti pakaian tidak ada dimana-mana. Tiba-tiba pikirannya tidak enak dan dia lalu membuka kamar mandi. Mata Hera terbelalak kaget. Dia berteriak memanggil nyonya yang tergeletak di lantai kamar mandi dalam keadaan tidak mengenakan pakaian sama sekali. Sepertinya dia terpeleset jatuh karena licin menginjak buih sabun. Hera membuka pintu kamar tidur danberteriak memanggil para pembantu wanita. Darren melihat Hera di layar CCTV berlarian keluar panik. Dia bingung apa yang terjadi. Ditambah lagi banyak pembantu wanita yang berlarian masuk ke dalam kamarnya. Darren menutup mulutnya dengan satu tangan dalam keadaan cemas luar biasa. Apa yang sedang terjadi disana, pikirnya.     

Tiba-tiba dia melihat enak orang pembantu wanita menggotong seseorang keluar dari kamar mandi. Mata Darren terbelalak lebar ketika melihat yang digotong adalah istri bayarannya. Darren menelepon Hera yang tidak ikut menggotong tubuh Calista.     

"Ada apa? Kenapa dia?" Darrenn berteriak bahkan sebelum Hera mengatakan halo.     

"Nyonya terjatuh dikamar mandi, tuan. Dia pingsan. Kami akan membawanya ke rumah sakit sekarang. Maaf saya buru-buru." Hera menutup sambungan telpon dan berlarian menuruni tangga untuk memanggil supir. Dalam sekejap, Calista dibawa ke rumah sakit bersama Hera dan seorang pembantu lainnya.     

Darren berjalan mondar-mandir di dekat mejanya. SIAL! Baru sehari menikah sudah begini. Huh, apa dia perempuan ceroboh? Dikamar mandi saja bisa jatuh, gumam Darren.     

Beruntung tidak ada cedera serius. Calista hanya mengalami sedikit geser tulang di sikutnya. Menurut pengakuan Calista setelah siuman dari pingsannya, dia jatuh dengan tangan menyangga tubuhnya, jadi tidak langsung mengenai kepalanya. Akibatnya, tangan Calista harus di gips. Hera melaporkan hasilnya ke Darren yang masih cemas dengan istri bayarannya yang ternyata sangat ceroboh.     

Setelah mengetahui semuanya baik-baik saja, Darren bisa bernapas lega. Meeting yang tertunda tadi pagi, harus dihadapinya siang ini. Kali ini Darren bisa menempatkan emosi pribadinya pada tempatnya. Sampai sore menjelang, dia yang semula ingin ke butik maminya akhirnya dibatalkan.     

"Andrew, bagaimana menurutmu jika aku harus menunjukkan wajahku padanya sekarang?" Mobil Darren yang sudah hampir mendekati pintu gerbang dihentikan. Kemarin malam Darren sengaja pulang sampai rumah menjelang tengah malam. Jadi, istri bayarannya tidak bisa melihat wajahnya karena sudah tidur. Tapi sekarang masih sangat sore. Namun, Darren penasaran bagaimana keadaanya sekarang.     

"Nyonya baik-baik saja tuan. Dia sedang beristirahat memulihkan cederanya." Ucapan Andrew tidak menjawab pertanyaan Darren. Sehingga Darren mendecih kesal. Andrew yang duduk di kursi penumpang depan hanya tersenyum getir. Haruskah aku juga terlibat dalam urusan rumah tangga tuannya? Bukankah aku adalah asisten di kantor? Andrew merasa harus meminta tambahan gaji ke majikannya tersebut. Akhirnya Darren memilih untuk mengintip lagi layar laptopnya. Hanya kamera CCTV yang menjadi mata terbaiknya saat ini.     

Dilihatnya Calista sedang berbaring di kasurnya. Tiba-tiba dia melihat Calista yang ingin minum namun tidak bisa mencapai gelasnya. Tubuhnya pun tidak bisa bergerak banyak karena gips yang membelit leher dan tangannya. Akhirnya Calista terlihat tidak jadi mengambil minum dan memilih memejamkan mata. Darren memejamkan mata melihat Calista tidak bisa berbuat banyak diatas tempat tidur. Akhirnya mobil Darren pun masuk ke pintu gerbang. Darren masuk ke dalam rumah namun ke kamar yang ada disebelah kamar istrinya yang sedang terbaring. Darren berencana untuk masuk di tengah malam saja. Kini dia ingin membersihkan tubuhnya dan berbaring sejenak.     

Tepat tengah malam, Darren terbangun. Dia melihat arlojinya menunjukkan pukul 12.10 dini hari. Darren mengambil jubah tidurnya dan memakainya. Dia keluar kamar dan menuju ke kamar sebelah. Kamar itu memang tidak dikunci. Seharusnya dikunci namun Darren meminta Hera untuk tidak menguncinya malam ini. Hera yang sedang duduk namun dalam keadaan tertidur di sebelah Calista yang tidur lelap, menepuk pundak Hera untuk segera keluar ruangan dan kembali ke kamarnya pelan-pelan. Hera mengangguk dan keluar kamar dengan langkah sangat pelan agar Calista tidak terbangun.     

Darren bersedekap melihat perempuan yang berbaring di atas kasur dengan gips melilit leher dan tangannya. Darren menghela napasnya. Dia melihat gips yang menempel di tangan perempuan itu ada tulisannya: kangen ibu, kangen bapak, kangen adik. Kangen teman-teman. Lalu di akhiri dengan gambar hati yang diberi warna merah. Baru sehari dia menjadi istri orang namun sudah merasa sepi sendiri. Bagaimana 3 tahun? Sepertinya aku harus memberinya pekerjaan sesegera mungkin. Karena menurut maminya yang seorang dokter juga merangkap desainer pakaian, agar istri cepat hamil maka moodnya harus gembira, bagus, dan tidak terkekang.     

Mood yang baik bisa cepat mendapatkan keturunan. Tentu saja dibarengi dengan rajin usaha setiap hari. Darren duduk dipinggir kasur. Wajah Calista yang tenang dan damai juga jau dari polesan make up tebal, memang layak untuk menjadi seorang istri. Namun, sayang tidak layak untuk mendapatkan cinta dari Darren. Bagi Darren cintanya pada Brittney sudah tidak bisa ditawar lagi. Bahkan demi Brittney, Darren rela tidak menikah meskipun sudah dikhianati. Mami dan papinya bosan menasihati anak satu-satunya itu. Jalan satu-satunya ya mewajibkan Darren menikah kalau masih ingin menjadi presdir di salah satu perusahaan ayahnya atau perusahaan itu akan dijual dan Darren akan menjadi pengangguran.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.