Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

III 309. Make Over



III 309. Make Over

0Seorang wanita dengan tampilan sederhana dan kacamata minusnya yang tebal, berdiri di depan sebuah lobi perkantoran dengan perasaan gamang dan ragu-ragu. Seorang petugas keamanan mendekati wanita yang berusia tiga puluhan tersebut namun tampak lebih tua dari umurnya karena penampilannya.     
0

"Maaf, ibu mencari siapa?" Lelaki dengan seragam keamanan itu mendekati wanita tersebut dengan santun.     

"Hmm, saya ingin mencari suami saya. Katanya di bekerja di perusahaan ini namun sudah satu minggu belum pulang juga." Ucap wanita yang tampil menyedihkan tersebut. Petugas keamanan itu menghela napas kasihan. "Mungkinkah suaminya berselingkuh sehingga tidak pulang-pulang kerumah?" Pikirnya.     

"Kalau boleh tahu nama suami ibu siapa dan bekerja di bagian mana?" Petugas itu bertanya lagi.     

"Nama suami saya Ryan, Ryan Hendra. Dia bekerja dibagian keuangan." Jawab wanita tersebut.     

"Oh, pak Ryan." Petugas itu berkata sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.     

"Anda kenal suami saya?"     

"Siapa yang tidak kenal pak Ryan. Semua urusan pengeluaran ini itu harus mendapat persetujuan beliau sebelum uang berhasil dicairkan. Hehe …"     

"Oh iya ya. Jadi, apakah anda tahu dimana suami saya? Apa benar ada tugas dinas selama 1 minggu? Sebelumnya dia bilang dinas 1 minggu lalu harusnya pulang minggu lalu tapi dia tidak pulang ke rumah." Jawab wanita itu dengan sendu.     

"Ada apa pak? Ada yang bisa saya bantu bu?" Diana, si cewek tomboy, kali ini sangat anggun dengan blus motif bunga-bunga warna biru dan rok jeans warna senada dengan rambut di gerai hingga sepinggang. Ya, rambut asli Diana adalah panjang tapi dia lebih suka berpenampilan tomboy dengan memakai wig jika ke kampus dan sehari-hari.     

"Ibu ini mencari suaminya yang bernama pak Ryan, bagian keuangan. Saya tidak tahu pak Ryan kemana." Ujar lelaki tersebut.     

"Pak Ryan Hendra? Dari kemarin saya lihat sudah keluar masuk kantor. Pulang selalu on time jam 5 sore." Jawab Diana. Wanita dengan kacamata minus tebal itu tersenyum sedih dan menghela napas kecewa. Diana merasakan ada yang tidak beres disini.     

"Bu, ikut saya ke ruangan yuk. Nanti kita bicara disana saja. Disini banyak orang tidak enak." Jawab Diana.     

"Ya betul, ibu ikut nona Diana saja. Nona Diana adalah anak pemilik perusahaan ini, bu." Ucap petugas keamanan tersebut.     

"Oh, terima kasih kalau begitu. Maaf merepotkan anda." Jawab wanita muda dengan tampilan sederhana tersebut.     

Diana berjalan didepan diikuti oleh wanita berkacamata minus tebal dengan ragu-ragu.     

"Ayo bu, jangan takut." Diana menggandeng erat lengan wanita tersebut hingga masuk lift dan keluar kembali menuju kantor yang memang disediakan untuknya dengan papan nama diluar pintu bertuliskan, 'Direktur Keuangan'.     

"Kamu semuda ini sudah menjadi seorang direktur?" Wanita tersebut terkejut kagum dengan pencapaian Diana.     

"Ini perusahaan keluarga bu dan papah saya seorang Presdirnya. Sebenarnya saya juga tidak mau menerima jabatan ini tapi papah sudah berjanji pada saya, kalau saya bisa dapet IP 4 terus setiap semester, maka jabatan ini akan saya pegang. Dan, akhirnya jabatan ini resmi saya sandang sejak satu bulan yang lalu." Jawab Diana sambil tersenyum lebar dengan mempersilahkan duduk wanita tersebut yang hanya mengangguk-angguk saja, masih dengan raut wajah sendunya.     

"Oya, nama ibu siapa? Perkenalkan nama saya Diana." Diana mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.     

"Nama saya Pebi. Saya istri dari Ryan Hendra." Jawab perempuan tersebut sambil berdiri dan meraih telapak tangan Diana untuk dijabat.     

"Hmm, ibu sudah punya anak?"     

"Sudah, baru satu." Jawabnya lirih.     

"Usia ibu berapa maaf kalau boleh tahu." Ucap Diana dengan berhati-hati.     

"Usia saya 30 tahun tepat bulan lalu." Jawabnya lagi.     

"Berarti usia kita hanya beda 10 tahun, hehehe …" Jawab Diana sambil cengengesan.     

"Oh, kamu masih muda sekali." Jawab wanita itu lagi.     

"Bu, apa ibu ada waktu hari ini? Saya hanya butuh sekitar 5 jam saja. Setelah itu kembali ke kantor ini." Ucap Diana dengan mantab.     

"Memangnya kita mau kemana?" Pebi tidak mengerti maksud dari ucapan Diana.     

"Saya tanya sekali lagi, ibu ada waktu 5 jam saja dengan saya berdua?"     

"Bisa, kebetulan anak saya hari ini saya titipkan sebentar pada tantenya." Jawab Pebi mantab.     

"Siiplah, yuk ikut saya." Diana pun mengambil tas dan ponselnya lalu mereka berdua bergegas meninggalkan kantor Diana menuju suatu tempat yang ada dalam benak seorang direktur keuangan muda tersebut pertama kali setelah melihat penampilan Pebi.     

Diana mengendarai mobilnya sendiri menuju sebuah salon terkenal yang dekat dengan kantornya. Mobil Diana diparkirkan di luar salon tersebut     

"Kita kesini mau apa?" Pebi sama sekali tidak mengerti apa maksud dari nona muda ini membawanya ke salon.     

"Yuks, aku tidak panggil ibu ya. Aku panggil kakak saja. Ayo kak." Tangan Pebi ditarik masuk kedalam salon yang sangat mewah dilihat dari tampilan eksteriornya.     

"Halo tomboy, tumben hari ini girly sekali. Wignya ditinggal dirumah?" Seorang karyawan salon tampak dengan santainya menyapa Diana dan dibalas Diana dengan tawa renyahnya.     

"Mbak, tolong make over kakak saya ini dong. Kami mau pergi ke pesta tapi kakak saya ini belum sempat dandan dari rumah." Diana berkata sambil mengedipkan satu matanya ke arah Pebi yang dibalas Pebi dengan gelengan lemah dan wajah bingungnya.     

"Waaah, adiknya tomboy kakaknya sederhana sekali. Serahkan tugas ini padaku. Chika, kemari!"     

"Ya bos." Jawab seseorang yang bernama Chika tersebut.     

"Kamu bawa mbak ini untuk keramas dulu lalu ajak ke tempat duduk VIP. Aku sendiri yang akan mengerjakannya."     

"Siap bos. Mari bu." Pebi mengikuti saja apa yang diperintahkan Diana.     

"Dasar lelaki buaya, sudah punya istri dan anak masih saja selingkuh." Gumam Diana. Diana tahu selama ini Ryan keluar masuk kamar hotel dengan seorang wanita yang sayang sekali wajahnya tidak pernah bisa terlihat jelas olehnya. Diana memergoki Ryan ketika Diana sendiri sedang mengurus suatu event yang bertempat di hotel yang kebetulan ada Ryan menginap didalamnya.     

"Kamu tidak mau sekalian? Mumpung ada disini loh, jarang-jarang kamu ke salon." Ucap mbak pemilik salon tersebut.     

"Tidak terima kasih, kapan-kapan saja." Diana berjalan menjauh dan tampak sibuk menelpon seseorang lewat telpon genggamnya.     

Diana menunggu di lobi dan tidak berapa lama kemudian, datanglah seorang wanita dengan membawa dua koper besar berisi pakaian. Wanita tersebut meletakkanya diatas hanger pakaian. dua setel pakaian resmi namun tampak elegan. Sebuah blouse motif mosaic dengan rok selutut. Dan satu setel lagi adalah kemeja lengan panjang dengan celana panjang bahan warna merah maroon yang sangat unik modelnya.     

"Oke, terima kasih."     

"Sama-sama, nona." Wanita itu pun keluar meninggalkan salon. Sambil menunggu Pebi yang belum keluar dari uji coba pemilk salon, Diana menelpon lagi seseorang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.