Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

III 292. Hamil Lagi



III 292. Hamil Lagi

0"Hueeek … hueeek …" Perempuan yang masih tetap cantik di usia empat puluh tahun itu merasakan perutnya mual seperti ada yang mendorong dari dalam. Wanita itu pun terbangun buru-buru meninggalkan ranjangnya dan menuju kamar mandi untuk mengeluarkan semua yang ada didalam perutnya. Meski dia muntah berkali-kali dalam satu waktu, tapi tampaknya rasa mual itu belum hilang juga.     
0

"Masih mual juga? Kita ke dokter saja pagi ini ya?" Donni mengambil tissue toilet dan memberikan pada istrinya yang kepayahan tidak bisa bangun dari berlututnya didepan kloset.     

"Iya." Jawab Agnes dengan wajah pucatnya.     

Donni mengangkat tubuh Agnes dengan memegang lengnnya yang masih terbungkus piyama. Wajah istri tercinta tampak pucat dan lemah. Agnes dipapah menuju tempat tidur kembali. Donni mengambilkan air minum begitu sang istri sudah duduk di tepi kasur.     

"Bagaimana rasanya hamil lagi setelah dua puluh empat tahun lamanya?" Donny berlutut di atas karpet didepan sang istri yang menggenggam gelas air minum.     

"Huh, aku malu sama Calista." Agnes tersenyum lemas, menatap sang suami yang juga masih mengenakan piyamanya namun dada dengan bulu lebat itu nampak sangat menunjukkan betapa maskulinnya sosok Donni Rickman, pria yang sudah tidak muda lagi namun wajah dan tubuhnya masih sangat terjaga.     

"Kenapa harus malu? Kamu punya aku. Sekarang aku akan menjadi penjagamu dua puluh empat jam dan menjaga anak kedua kita ini dari bayi sampai dewasa kelak." Jawab Donni sambil memeluk tubuh wanita tercinta yang selalu tampak cantik meski baru bangun tidur.     

"Ya tapi jarak usia anak kita dan cucu kita cuma beda kurang dari 1 tahun. Dan, usiaku yang sudah empat puluh satu tahun malah dianugerahi anak lagi. Kamu sih tidak pakai pengaman!" Agnes cemberut sambil merajuk manja dengan memukul dada telanjang sang suami karena tiga kancing piyamanya terbuka.     

"Apa enaknya pakai pengaman? Kenapa juga aku harus pakai pengaman? Kita kan suami istri. Tenang saja, mereka pasti paham kok. Yang terpenting sekarang adalah kandunganmu. Aku akan membuat reservasi pada temanku yang seorang dokter kandungan." Donni mengambil telpon genggamnya yang berada di atas nakas sebelah tempat tidurnya dan menekan beberapa angka.     

"Perempuan atau lelaki?" Agnes bertanya dengan suara yang masih lemah. Kedua telapak tangannya masih digenggam dengan penuh kelembutan oleh satu tangan Donni yang lebar dan kuat.     

"Siapa?"     

"Dokternya."     

"Oh, perempuan tentu saja. Aku tidak akan mengijinkan pria manapun memegang tubuhmu." Jawab Donni sambil memiringkan dagu karena tampaknya nomer yang dihubungi tidak bisa menerima panggilan.     

"Cih! Namanya dokter ya pegang-pegang pasien. Bagaimana caranya periksa kalau tidak meyentuh." Jawab Agnes sambil mengerucutkan bibirnya manja.     

"Oleh karena itu, aku tidak akan mengijinkan dokter lelaki menjadi doktermu, sayang." Donni mengecup manja bibir istri tercinta dan melumatnya hingga Agnes sedikit terengah-engah.     

"Ummphhh …" Setelah beberapa menit, akhirnya Donni melepaskan ciumannya untuk memberi kesempatan pada istrinya bernapas. "Kamu ini! Main cium saja." Agnes memukul pelan dada sang suami yang selalu mengambil kesempatan dalam kesempitan.     

"Habis kamu lucu dan menggemaskan sekali." Jawab Donni yang kini mengecup pipi istrinya.     

"Aku bukan anak kecil lagi yang lucu dan menggemaskan." Jawab Agnes dengan suara rendah.     

"Bagiku kamu selalu lucu, menggemaskan, seksi, dan menggoda. Kapanpun dan apapun yang kamu pakai." Ucap Donni dengan senyuman memikatnya.     

"Ckckck … jadi bagaimana temanmu itu? Sudah tersambung?" Agnes menggeleng-gelengkan kepala lalu melihat layar telpon genggam sang suami yang masih belum terhubung juga dengan teman dokternya.     

"Mungkin karena masih terlalu pagi, jadi dia belum bisa menerima panggilanku." Jawab Donni lalu meletakkan telponnya di atas nakas kembali. Namun tiba-tiba Donni membuka semua kemeja piyamanya hingga luruh ke lantai dengan matanya menatap istri tercinta yang masih duduk dihadapannya, yang mana membuat mata Agnes terbelalak lebar.     

"Kamu mau apa?" Agnes menelan salivanya melihat gerakan sang suami tiba-tiba.     

"Kamu tahu tidak? Katanya, obat untuk menyembuhkan morning sickness adalah dengan melakukan ritual yang menyebabkan morning sickness itu terjadi." Jawab Donni sambil memegang kepala sang istri dengan posisi dirinya berdiri dihadapan istri yang masih duduk.     

"Ma-maksud kamu apa?" Agnes menggeliat merasakan kulit tubuhnya meremang saat tangan Donni meraba tengkuk lehernya dan menyusup hingga ke punggung.     

"Aawwww …" Donni mendorong tubuh Agnes ke belakang hingga tubuh sang istri tercinta berbaring ke atas kasur. "Donni, ini sudah pagi. Kamu mau apa? Ummppphh …" Agnes tidak bisa berkata apa-apa lagi saat bibirnya dilumat penuh oleh bibir Donni dan kedua tangannya disatukan diatas kepalanya.     

"I love you honey. Let's make more babies." Donni melepaskan ikatan tangan sang istri diatas kepala dan membopong tubuh Agnes hingga berbaring seutuhnya di tengah-tengah kasur. Setelah itu pria dengan bulu dada dan tangan cukup lebat itu membuka satu persatu piyama yang masih melekat ditubuh sang istri dan juga melepas piyama yang ada ditubuhnya.     

"Donni, please slow down." Kedua kaki Agnes direnggangkan dengan tubuh yang sudah sama-sama polos tanpa selembar benangpun.     

"I will, madam." Donni mengecup paha bagian dalam perempuan yang beberapa saat yang lalu memuntahkan semua isi perutnya. Dengan gerakan sangat lembut, pria tampang Rambo hati hello kitty pada istrinya itu, mulai menyusuri seluruh tubuh Agnes dengan bibir dan tangannya. Mulai dari paha, perut, dada, hingga leher dan ubun-ubunnya. Terdengar lenguhan Agnes yang sangat menikmati semua kecupan dan jamahan suami mesumnya.     

"Eughhhh …" Agnes mengerang tatkala kejantanan Donni mulai melesak masuk kedalam kewanitaanya. Aneh bin ajaib, rasa mual dan eneg di perutnya mendadak hilang. Dan, berganti rasa hangat yang menjalar ke seluruh tubuhnya.     

"Euggghhh Donni, kamu tolong lebih pelan-pelan …" Donni memacu tubuh Agnes dengan gerakan pelan berirama sehingga Agnes mendesah berkali-kali. Sungguh sarapan paling nikmat bagi seorang Donni adalah saat bercinta dengan istrinya setelah bangun tidur. Donni membalik perlahan tubuh Agnes dan melesakkan kembali kejantanannya lewat belakang.     

"Aaaahhhhh …" Agnes meremas sprei dibawahnya dan keringat membanjiri wajah dan tubuhnya. Donni meraba punggung dan bokong sang istri yang masih sedap dipandang meski usianya sudah kepala 4.     

Ketika lahar panas akan menyembur ke kewanitaan Agnes, Donni membalikkan kembali tubuh sang istri dengan posisi konvensional.     

"Aaaaahhhhh …" Donni dan Agnes sama-sama mengerang penuh kenikmatan ketika benih-benih Rickman menyembur ke rahim sang istri yang sudah mulai ada penghuninya berusia 6 minggu.     

-----     

"Darren, aku merasa kalau mamahku lagi sakit. Apa aku harus kerumah menjenguknya ya?" Calista dan Darren yang sedang menikmati makan paginya, berbicara ringan. Calista kini sudah melewati masa morning sickness dan berganti dengan mulai melahap makanan apa saja. Perutnya selalu merasa lapar setiap satu jam sekali tapi wanita hamil yang sudah menyelesaikan skripsinya itu hanya dalam waktu satu bulan, makan apel sebagai kompensasinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.