Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

III 312. Ratuku



III 312. Ratuku

0"Euggghh, hentikan!" Tubuh Carol tidak sesuai dengan hatinya. Saat bibirnya berkata tidak tapi tubuhnya meminta lebih.     
0

"Want some more?" Jack menatap mata dokter muda yang mulai sendu. Carol menggelengkan kepalanya tapi bibirnya sudah merah merona.     

"No, thanks. Eugghhh …" Seluruh kulit tubuh Carol meremang. Jack benar-benar tahu cara membuat dirinya mulai sedikit menikmatinya.     

Sebagai seorang wanita normal dengan usia dua puluh lima tahun dan belum pernah sama sekali merasakan sensasi bermesraan, meskipun Carol wanita mapan dan mandiri, tetap saja terkadang dirinya membutuhkan belaian dan kasih sayang seorang pria. Temannya sehari-hari hanyalah tontonan drama Korea yang membuatnya masih merasakan normalnya seorang wanita.     

Jack membuka pakaian Carol dan perempuan itu diam saja menuruti apa yang diinginkan sang pria. Tubuh bagian atas yang mulus dengan dada cukup besar, membuat junior Jack mulai mengeras dan menegang. Carol melebarkan mata merasakan ada yang berdiri dibawah sana.     

"Aku menginginkanmu saat ini. Berikan padaku ya." Jack menyentil kaitan bra di punggung Carol dan benda itu pun terlepas sempurna dari tempatnya.     

"Tapi, kita belum menikah." Carol tidak tahan lagi untuk melenguh saat Jack dengan penuh nafsu melumat buah dada yang sudah membangkitkan gairahnya sejak tadi.     

"Kita akan segera menikah dan kamu adalah istriku untuk selamanya." Jack mengangkat tubuh Carol hingga perempuan itu berada diatas perutnya. Pria itu menggendong Carol yang sudah pasrah dan wajahnya merona kemerahan, ke dalam kamar milik seorang dokter muda.     

"Kamu mau apa?" Carol mulai gemetar ketika mengetahui kalau pria ini membawanya ke kamarnya dan mengunci pintu rapat-rapat.     

Jack merebahkan Carol ke atas kasur dan dia pun bergegas mulai membuka semua pakaiannya. Seolah-olah terhipnotis, Carol terdiam dan terperanjat kagum melihat dada bidang dengan postur sixpack berada di atas tubuhnya.     

"Jack, ini tidak benar." Carol mendorong dada bidang yang sudah berada diatas tubuhnya.     

"Serahkan padaku." Bisik pria flamboyant itu lembut di telinga Carol. Hanya dalam sekejap, Jack melumat bibir yang sudah menjadi candunya sejak pertama kali mengenalnya di rumah sakit itu.     

"Hummppphh," Jack melesakkan lidah kedalam rongga mulut Carol sambil kedua tangannya meremas dan menjamah seluruh tubuh wanita dibawahnya ini.     

"Aku masuk ya sekarang, aku sudah tidak tahan lagi." Jack berbisik mesra dengan suara penuh menghipnotis. Carol melebarkan matanya, "Apa maksud perkataannya ini?" Gumamnya dalam hati. Jack merenggangkan pelukan dan melengkungkan tubuhnya. Kedua kaki Carol dibuka perlahan. Carol baru tahu apa arti perkataan Jack setelah dia merasakan ada sesuatu dibawah sana yang sedang berusaha untuk bergerak masuk.     

"Tahan sedikit, ini akan sakit pertama kali tapi untuk selanjutnya kamu akan menikmatinya." Ucap Jack dengan napas mulai terengah-engah.     

"Aaaaaahhhhh … sakkk … itt …" Carol mengerang menahan rasa sakit. Bulir air mata menetes di sudut mata Carol ketika Jack melesakkan kejantanannya dan mengobrak abrik keperawanan dokter muda.     

"Aahhh, enak sekali." Jack berlutut dibagian bawah tubuh Carol sambil memaju mundurkan kejantanannya dengan irama teratur. Carol meremas sprei yang ada dibawahnya dengan sekuat tenaga.     

Sesekali Jack membungkukkan tubuhnya dan mencium juga meremas tubuh Carol penuh hasrat. Carol sudah pasrah karena toh keperawannya sudah dicuri Jack. Awalnya dia merasa sakit namun lama kelamaan, dia menikmati sensasi bercinta yang hanya biasa ditonton di layar internet.     

"Ini bukan mimpi kan?" Carol berkata dalam hati.     

"Ini bukan mimpi sayang." Jack seolah bisa membaca ungkapan hati Carol dan pria itu pun terus mengeksplor tubuh wanita yang telah dia dapatkan keperawanannya. Tidak puas dengan satu posisi, Jack membalik tubuh Carol hingga memunggunginya. Pria itu kini memasukinya dari belakang.     

"Aaaahhhh, Jack … pelan-pelan." Napas Carol yang terengah-engah membuat kalimat yang keluar dari bibirnya terputus-putus. Jack mengusap punggung mulus sang wanita dan terus memacu tubuh bagian bawah Carol dengan gerakan dinamis dan penuh kecepatan.     

Carol benar-benar dibuat tidak berdaya selama dua jam lamanya oleh pria yang sebentar lagi akan menjadi suaminya.     

-----     

"Sayang, rumah ini akan benar-benar ramai." Calista berjalan dengan pelan sambil memegang perut buncitnya yang sangat besar meski masih diusia kehamilan dua puluh satu minggu. Perempuan hamil itu memegang telpon genggam ditangan kanannya dan sebuah pakaian hamil yang baru saja diambilnya dari dalam lemari dengan tangan kirinya.     

"Oh ya? Kenapa?" Darren yang baru saja keluar dari ruang rapat, menerima panggilan dari sang istri dengan suka cita. Mendengar suara istrinya yang sedang hamil anak mereka, merupakan mood booster seorang Darren Anderson.     

"Besok akhir pekan, ada Likha, Dian dan Dian yang ingin datang kerumah. Aku yakin mereka pasti membawa suami masing-masing. Kamu libur kan besok?" Calista harus bertanya karena biasanya meski akhir pekan pun, Darren selalu bertemu dengan klien bisnisnya di luar kantor. Calista selalu diajak jika Darren pergi bertemu klien di akhir pekan. Tapi wanita hamil ini sudah sulit membawa tubuhnya kemana-mana jika perjalanan jauh. Sehingga sesekali saja Calista ikut.     

"Kebetulan aku besok tidak ada acara. Oya, jangan lupakan sepasang tamu lagi." Ujar Darren.     

Calista memicingkan mata yang tidak terlihat suami diujung telpon, "Siapa?"     

"Jack dan calon istrinya. Dia akan datang membawa kartu undangan untuk kita. Ahh kebetulan kamu bilang ada dua pasang suami istri besok akan datang, aku akan bilang pada Jack untuk membawa dua kartu undangan lagi." Ucap Darren sambil tersenyum.     

"Wahhh, aku harus menyiapkan bahan-bahan untuk persiapan menjamu banyak orang besok." Jawab Calista penuh semangat.     

"Jangan kamu yang melakukan itu semua. Suruh saja pelayan. Kamu cukup duduk manis. Ingat. Kamu adalah ibu dari anak-anakku, ratuku tidak boleh lelah. Mengerti?" Darren memutar kursinya dan menatap foto pernikahan mereka yang berukuran raksasa dibelakang kursinya. Dia tidak pernah menduga jalan hidupnya akan seperti ini. Menikah bersama perempuan yang tidak pernah dipacarinya. Bahkan berkembang sejauh ini dimana sang istri sedang hamil.     

"Darren, kata-katamu. Kenapa sangat aneh sekali." Calista menghentikan kegiatannya mematut pakaian di cermin. Untuk sejenak dia tertegun dengan kalimat cinta yang diungkapkan suami bayaran. Ya, suami bayaran sejak awal namun kini mereka sudah menjadi suami istri sesungguhnya.     

"Tidak ada yang aneh. Bukankah wajah seorang suami mengucapkan kata-kata romantis pada istrinya?" Darren tersenyum simpul.     

"Pulanglah lebih cepat. Aku akan memasakkan sesuatu yang enak untukmu." Calista berjalan menuju tepian kasur dan duduk melepas lelah karena terlalu lama berdiri.     

"Pasti enak sekali. Semua masakan istriku selalu enak. Baiklah ratu, aku akan pulang secepatnya. Tunggu aku! I love you." Ucapnya.     

"I love you too." Calista membalas dengan malu-malu.     

"Titip salam buat si kembar ya. Daddy loves them." Calista merasakan keanehan dari ucapan Darren. kenapa suaminya berkata seolah-olah mereka akan … berpisah?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.