Be my kid's mommy! (Bahasa Indonesia)

III 282. Haus akan eksistensi



III 282. Haus akan eksistensi

0Maura menikmati kebebasannya menjadi anak satu-satunya salah satu keluarga konglomerat yang terkenal di Surabaya. Anak yang terbiasa dimanja sejak kecil, keluar dari rumah karena mamahnya tidak suka dia keluar malam setiap hari untuk dugem.     
0

Untuk orang yang tidak kenal dekat dengannya, akan mengira kalau Maura adalah anak yang mandiri, supel, dan perhatian pada siapapun. Tapi dibalik sikapnya yang baik didepan orang-orang, Maura adalah definisi dari anak muda yang haus akan eksistensi dan pengakuan jati diri.     

Maura tidak suka dikekang dan di atur. Dia lebih suka bebas tanpa aturan yang mengikat dan melakukan apa yang dia mau.     

Sambil menunggu pria beristri, Maura menuju kamarnya dan mandi untuk bersiap-siap. Rumah mewah ini hanya dihuni oleh dirinya dan dua pembantunya juga dua orang petugas keamanan.     

Maura memilih untuk berendam didalam bathtub dengan aromatherapy mawar kesukaanya. Keharumannya membuat perempuan dengan wajah tegas itu, lebih santai dan pikirannya menjadi lebih tenang. Sepertinya baru saja dia berendam, namun tiba-tiba sepasang tangan menjamah pahanya dan memasukkan satu jari kedalam kewanitaannya.     

Maura tidak bisa menolak karena dia tahu siapa yang melakukannya. Masih dengan mata terpejam, Maura mendesah merasakan kenikmatan ketika klitorisnya dimainkan dan tiba-tiba bibirnya pun mendapatkan lumatan basah dengan liar dan penuh hasrat.     

"Euggghhhh, kapan kamu datang?" Masih dengan mata terpejam, Maura mendorong dada pria diatasnya untuk sekedar mengatakan beberapa kalimat.     

"Baru saja, kamu selalu berhasil membuatku bergairah setiap saat, tidak seperti istriku yang kampungan." Dengan liar, pria beristri itu meremas dada Maura, melumat bibirnya, dan menuju kebawah menyesap dada dan kuncup gunung kembar itu dengan ganasnya. Maura tidak ingin lehernya terdapat jejak merah-merah atau dia tidak akan mendapatkan jatahnya sampai jejak itu hilang.     

"Ryan, puaskan aku. Aku sedang sedih hari ini." Maura menampakkan wajah memelas dengan mata sendunya.     

"Siapa yang berani membuat kesayanganku bersedih. Bahkan aku saja takut bila tidak bertemu denganmu sehari saja." Ryan, pria beristri itu terus menjamah seluruh tubuh perempuan selingkuhannya itu dengan bibirnya mengucapkan beberapa kalimat memabukkan. Dan, Maura selalu suka dengan rayuan pria beristri ini yang sudah menjadi kekasih gelapnya selama satu tahun belakangan ini.     

Maura mengenal Ryan saat setahun yang lalu mereka bertemu di sebuah klab malam ketika Maura dan teman-temannya merayakan ulang tahun mereka dengan bersenang-senang semalam suntuk di klab tersebut.     

Saat keadaan setengah mabuk, Maura berkenalan dengan Ryan yang sedang dilanda masalah rumah tangga dengan sang istri. Ryan tertarik dengan senyuman dan tubuh menggoda milik Maura yang sukses menarik perhatian semua mata lelaki dan wanita disana.     

Maura memakai kaos yang sangat berani dengan mengumbar bra nya kemana-kemana sehingga payudaranya menyembul bisa terlihat siapa saja yang berada disana. Ryan dengan wajah lumayan tampan dan tubuh cukup atletis berhasil menarik perhatian Maura.     

Singkat kata, mereka pun berkenalan dan Ryan berhasil membisikkan rayuan mautnya sehingga Maura memisahkan diri dari teman-temannya yang semuanya sedang mabuk jadi tidak tahu dimana Maura dan dengan siapa perginya.     

Ryan menyewa satu kamar khusus yang disediakan klab tersebut untuk dia dan perempuan yang baru dikenalnya ini untuk lebih dekat lagi satu sama lain.     

Didalam kamar khusus yang mirip kamar hotel tersebut, Ryan mulai mencium dan menggerayangi tubuh perempuan yang berhasil membangkitkan hasratnya itu sejak tadi.     

"Aaahh, pelan-pelan ..." Maura mengerang dan mendesah secara bersamaan. Gerakan Ryan benar-benar liar dan membuat Maura awalnya tidak menikmati percintaan mereka. Namun lama-lama, perempuan yang sudah tidak perawan sejak sekolah ini, sangat menikmati dan berharap lebih pada Ryan.     

Ryan sudah berhasil melucuti semua pakaian Maura, begitu juga pakaiannya. Kini mereka polos tanpa sehelai benangpun.     

Ryan sangat takjub dengan tubuh Maura yang sangat aduhai. Baru melihatnya saja, kejantanannya langsung mengeras dan menegang.     

"Aku akan memuaskan mu malam ini sayang. Dan, sejak malam ini, kamu adalah wanitaku."     

"Aaaarrgggggghhh ..." Maura mengerang panjang beberapa detik ketika kejantanan Ryan menghujam kewanitaannya. Mendengar suara erangan Maura yang tidak pernah diberikan istrinya, Ryan semakin semangat memacu tubuh perempuan cantik itu dari depan dan belakang silih berganti.     

Dan, sejak saat itu, Maura dan Ryan menjalani hubungan diam-diam agar tidak ada satu orangpun yang tahu. Maura tidak ingin orangtuanya tahu kalau dia berhubungan dengan pria beristri, sedangkan Ryan tidak mau istri yang dianggapnya kampungan itu tahu kalau suaminya telah berselingkuh. Karena bagaimanapun, istri Ryan adalah istri pilihan dari ayahnya Ryan.     

"Sayang, besok aku tugas dinas keluar kota selama 4 hari. Kamu mau ikut?" Ryan mengangkat tubuh Maura keluar dari bathtub dan melanjutkan percintaan mereka dibawah air pancuran yang terbuat dari bahan stainless steel tersebut.     

"Eugghh, sayang sekali. Aku sedang sibuk skripsi. Satu hutangku pada orangtuaku agar aku bisa mendapatkan kartu kredit unlimited lagi. Aahhhh terus sayang, ini enak sekali sayang ..." Jawab Maura sambil mendesah tatkala Ryan melorot ke bawah dan membuka satu kakinya lalu lidahnya masuk mengaduk-aduk klitorisnya.     

Ryan masih menikmati mencecap kewanitaan Maura dengan lidahnya sementara Maura mendesah hebat dan kulit tubuhnya meremang merasakan perlakuan hebat dari sang pria selingkuhan.     

Satu jam lebih sepasang manusia melakukan perbuatan yang tercela tersebut. Tanpa terasa waktu pun beranjak sore.     

"Aku pulang dulu ya. Aku berharap kamu akan ikut denganku. Jadi kita punya banyak waktu untuk bersenang-senang." Ryan mencium bibir Maura dengan sepenuh hati seolah-olah tidak mau melepaskannya.     

"Aku mau sekali tapi aku tidak bisa. Aku tunggu kamu disini saja. Okay?" Jawab Maura dengan masih dalam keadaan telanjang dan hanya terbungkus selimut putih tebal.     

"Huft, baiklah. Tapi kamu jangan nakal yaa selama aku tidak ada disini! Kamu hanya milikku seorang, bukan milik siapa-siapa. okay?" Ryan menangkap dagu Maura dan mencecap bibir manis itu lebih dalam lagi.     

"Sudahlah, nanti jadi semakin malam kamu baru pulang. Aku tidak akan kemana-mana dan tidak akan nakal. Karena kamulah priaku dan aku wanitamu." Jawab Maura penuh penekanan.     

"I love you, honey. Bye. See you later." Ryan mencecap bibir manis perempuannya itu sekali lagi dan akhirnya pria beristri itu benar-benar pergi meninggalkan Maura selama 4 hari kedepan.     

"Huft, dasar pria posesif. Tapi, dia tidak berani menceraikan istri kampungannya. Huhhhh, kenapa sih para pria menjadi menyebalkan sekali karena menikah dengan perempuan kampungan? Apa hebatnya para istri yang tidak berguna itu. Aku perempuan hebat di ranjang dan kecerdasanku melebihi mereka tapi mereka lebih memilih para istri kampungan menjadi pendamping hidup mereka. Sungguh dunia benar-benar tidak adil padaku. Aaaarrgggggghhh." Maura membenamkan tubuhnya kembali kedalam selimut tebal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.